37. Hiburan Vero ( REVISI )

5.5K 249 7
                                    

Sakit, marah, dan terluka beradu menjadi satu di perasaan Ghifa. Dia mengadahkan kepalanya menikmati rintikan gerimis yang belum reda. Sudah dua jam ini dia duduk di pinggir trotoar dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya. Bahkan dirinya menahan dingin sedari tadi.

Sebuah payung berada diatas Ghifa. Gadis itu membuka matanya saat merasakan gerimis tidak menerpa wajahnya.

" Ngapain lo? " ketus Ghifa saat melihat Vero memayungi dirinya. Cowok itu pun ikut duduk di samping Ghifa.

" Gue lagi melindungi seorang bidadari yang terluka " jawab Vero. Sebelah tangannya mengadah gerimis.

Ghifa memalingkan wajahnya. Ucapan Vero mengingatkan Sean kepadanya. Buliran asin kembali membasahi pipinya.

" Gausah nangis, itu gak berefek apapun sama yang udah terjadi " ujar Vero tanpa melihat Ghifa. Dia tahu apa yang tengah dirasakan gadis di sampingnya ini.

" Sok tau lo " ucap Ghifa, ia segera menghapus air matanya.

Tak ada percakapan. Keduanya sibuk dengan pikiran masing masing.

" Lo tau gak? Setelah hujan bakal ada pelangi yang menghiasi langit " kata Vero, ia mengalihkan payung diatasnya.

" Gue benci pelangi. Dia memberikan warna hanya sesaat " balas Ghifa. Ucapan itu seakan menyindir Sean sebagai Diga. Pria itu membuat dirinya menjadi cinta kepadanya. Kemudian semua sirna akibat kebohongan pria itu.

" Anggap aja itu pembelajaran bahwa di dunia ini gak ada yang bersifat tetap. Semua bakal berubah dengan berjalannya waktu. Karena roda kehidupan terus berputar " jelas Vero menasehati Ghifa.

Gadis itu melirik Vero, " Sok bijak lo. Geli gue dengernya " ucap Ghifa. Laki laki itu memalingkan wajahnya kearah Ghifa.

" Biarin daripada lo, cengeng. Ble " Vero menjulurkan lidahnya kearah Ghifa. Gadis itu merasa terhina lalu memukul Vero. Namun, cowok itu segera menghindar dari Ghifa dan berlari dari hadapan cewek tersebut.

" Vero kampret! " umpat Ghifa kemudian mengejar cowok tersebut.

Vero meliukkan tubuhnya saat Ghifa hendak menarik bajunya. Ia juga menggoyangkan bokongnya mengejek Ghifa.

" Lah ngejek ni bocah " ucap Ghifa kemudian menendang bokong Vero.

" Anjeng! " umpat Vero, ia berbalik dan menatap Ghifa seakan ingin menerkamnya.

" Apa? Berani lo heh?! " sinis Ghifa saat Vero menatapnya kesal.

" Ngapain harus takut sama cewek cengeng hm? " balas Vero, ia berjalan mendekati Ghifa.

" Gue gak cengeng! Cuman mata gue perih aja liat lo " kata Ghifa menepis ucapan Vero.

" Bullshit " Vero menyentil kening Ghifa.

" Sakit bege " titah Ghifa lalu mengusap keningnya.

" Gue kirain lo kebal. Eh di sentil dikit aja sakit " ejek Vero. Ghifa mengerucutkan bibirnya. Ia menatap Vero tajam.

Bugh

" Adoh " ringis Vero saat Ghifa meninju perutnya.

" Gue kira lo kebal. Eh di tonjok dikit aja sakit " ejek Ghifa mengikuti perkataan Vero tadi.

Sebenarnya pukulan itu tak sakit bagi Vero. Ia hanya berlagak sakit agar Ghifa merasa bangga dengan pukulannya dan tidak sedih lagi.

" Duh sakit nih " rintih Vero, dia duduk diatas aspal sambil memegangi perutnya.

Ghifa mengerutkan keningnya. Rasanya dia tadi memukul Vero pelan, kenapa cowok itu menjadi kesakitan? Dia jongkok di depan Vero dan ikut mengusap perut Vero.

" Don't touch me! " sentak Vero seraya menepis pelan tangan Ghifa. Gadis itu mengerjapkan matanya berkali kali akibat terkejut.

" Parah ya tonjokan gue? Maaf ya " kata Ghifa merasa bersalah. Vero mengulum senyumnya saat melihat wajah melas Ghifa.

Gadis itu menaikkan sebelah alisnya, ia mencari kebenaran di mata Vero. Ternyata cowok itu telah mengerjainya.

" Lo ngerjain gue ya? " tanya Ghifa dengan nada suara meninggi. Langsung saja tawa Vero pecah begitu saja.

" Se-badgirl nya diri lo, ternyata lo gampang di goblokin. Pantes Sean ngibulin lo " tutur Vero di sela sela tawanya.

Ghifa mendatarkan wajahnya. Dia menampar kepala Vero pelan lalu berdiri. Tubuhnya berbalik meninggalkan Vero yang masih duduk di atas aspal.

" Mau kemana neng? " tanya Vero. Ghifa tak menggubrisnya, ia hanya menyusuri jalanan yang basah akibat hujan.

" Woy budek! " teriak Vero.

Gadis itu hanya menulikan telinganya dari teriakan Vero. Cowok tersebut segera bangkit dan menghadang Ghifa.

" Minggir, gue gak mau ada kingkong di depan gue " suruh Ghifa kepada Vero. Laki laki itu berbalik dan jongkok di depan Ghifa membuat gadis itu bingung.

" Naik " pinta Vero.

Ghifa menggeleng, " Gak ah. Ntar lo culik " tolak Ghifa.

" Ck, kagak. Cepetan naik " desak Vero. Ghifa menimang nimang permintaan Vero tersebut lalu mengangguk kecil.

Gerimis yang tadi mengguyur kini berubah menjadi hujan. Vero memutar tubuhnya setelah Ghifa berada di punggungnya.

" Lo tau gak jika kita berdoa saat hujan. Doa itu bakal cepat terkabulkan " ucap Vero.

" Gak mungkin. Mitos itu mah " sangkal Ghifa.

" Kalau iya gimana hm? Lo mau minta apa jika doa lo terkabulkan? "

" Gue mau minta kejujuran dari seseorang "

" Kalau gue sih mau minta cewek yang dibelakang gue ini harus tobat "

Reflek Ghifa memukul bahu Vero.

" Siapa cewek di belakang lo hah?! " sungut Ghifa.

" Cewek yang bakal jadi bunda dari anak anak gue " jawab Vero disertai kekehannya.

" Ogah gue punya laki macam lo "

" Dih siapa juga yang mau jadiin lo bini gue? "

" Lah itu tadi "

" Tadi? Tadi yang mana? Gue lupa "

" Njer! Pikun lo "

Vero tertawa kecil. Sekarang dia punya hobi membuat Ghifa kesal. Vero berancang ancang untuk lari kemudian berlari kencang dibawah hujan.

Saking sibuknya berlari, Vero tak sadar dengan tali sepatunya yang terlepas. Tanpa sengaja, Vero menginjak tali tersebut dan terjatuh.

" Ahahaha " tawa Ghifa pecah saat melihat Vero terjatuh. Padahal dia sendiri juga ikut terjatuh.

" Sakit tauk neng " ucap Vero.

" Lebih sakitan mana hah? "

" Sakitan cinta gak dibalas doi haha "

" Bangsat lu njir " umpat Ghifa.

" Lo gak papa kan? Ada yang sakit? " tanya Vero khawatir.

" Gue kebal bos " jawab Ghifa.

" Kebal apaan, mata lo merah noh kebanyakan nangis " ejek Vero.

" Ini karna kena hujan, bangke " umpat Ghifa kesal.

Kemudian mereka berdua bangkit dan Ghifa tertawa karena ucapan maupun tingkah Vero yang menurutnya lucu.

###

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang