31. Penyelamat ( REVISI )

4.8K 225 5
                                    

" Mbak, novel bertema horror ada gak? " tanya Ghifa kepada pelayan wanita di sampingnya.

Dirinya tengah berada di supermarket yang tak jauh dari komplek rumahnya. Sudah dua jam ini dia menghabiskan waktu untuk berbelanja disana. Di supermarket tersebut juga menyediakan novel bertema macam macam.

" Sudah habis mbak " jawab pelayan itu ramah.

Ghifa menghebuskan nafasnya, sudah setengah jam dia mencari novel tersebut eh malah sudah habis. Bikin capek memang.

" Yaudah bayar ini aja mbak. Semua berapa? " tanya Ghifa meletakkan belanjaannya diatas meja kasir.

" Sebentar ya mbak "

Ghifa menjilat es krimnya. Matanya melirik jam di supermarket tersebut.

23.27

Bagus sekali, dia berbelanja sangat lama dan hampir tengah malam. Ini semua gara gara Stevano yang memaksanya untuk membelikan novel romance sekalian di supermarket ini. Katanya lelaki itu, novel tersebut akan dihadiahkan kepada adik temannya yang akan ulang tahun besok.

Sekalian saja Ghifa membeli camilan. Lumayan uang pink empat lembar milik Stevano ia gunakan. Itung itung bayar tenaga.

" Jumlahnya semua tiga ratus delapan puluh tujuh mbak " ucap pelayan tersebut.

Gadis itu mengeluarkan uang yang diberikan abangnya. " Kembaliannya ambil aja mbak " setelah itu ia berjalan keluar dari supermarket.

Ghifa menaiki motornya, ia juga memakai jaket yang diberikan Diga tadi siang karena kedatangan tamu. Ia menyusuri jalanan dengan santai seraya menikmati angin malam. Ditengah perjalanan, tiba tiba dia ditendang seseorang dan jatuh dari motor.

" WOY! INI NIH KETUA BLACKDIAMOND !! " teriak pria yang menendang motor Ghifa tadi.

Gadis itu meringis karena tubuhnya terjatuh cukup keras dari motor. Lalu, puluhan pria langsung menyepung dirinya sambil membawa senjata yang diarahkan kepada gadis itu.

" Eh, lo ya ketua BD yang sok jagoan itu? " tanya pria berbadan bongsor dari teman temannya.

Ghifa menaikkan sebelah alisnya, " Gue Ghifa, adeknya bang Vano bukan ketua BD! " bentak Ghifa. Ia melihat lambang Blood Ghost yang berarti geng tersebut belum lama berdiri.

" Halah jelas jelas lo pake jaket BD " sentak pria yang membawa botol miras.

" Ck, gue bukan ketua BD!! " bantah Ghifa.

" Oh atau lo anggotanya? "

Ghifa menggeram sambil mengepalkan kedua tangannya, " Lo pada.. bacot ya! Gue bukan ketua maupun anggota BlackDiamond! " teriak Ghifa kesal. Amarahnya sudah di puncak ubun ubun.

" Maling mana mau ngaku maling. SERANG DIA! "

Terjadilah aksi saling bertarungan antara Ghifa melawan geng tersebut. Mentang mentang geng baru, mereka sombong dan meremehkan gengster BlackDiamond yang sudah lama berdiri dan termasuk geng terbesar.

Dengan gesit Ghifa meraih pistol dari salah satu anggota geng tersebut. Ia menembak mereka berkali kali.

Dorrr

Dorrr

Dorrr

Dorrr

'Berasa kek main Free Fire gue' batin Ghifa. Satu persatu anggota geng tersebut tumbang akibat tembakannya.

Hap!

" Dapat juga lo akhirnya " ucap ketua BG memeluk Ghifa dari belakang.

" Shit! Lepasin gue bangsat!! " Ghifa memberontak saat pria dibelakangnya memeluknya erat.

" Gak bakal gue lepasin sebelum lo beri gue tubuh lo " tolak pria tersebut.

Dia menghirup aroma leher Ghifa dengan dalam. " Hmm. Bau lo memabukkan gue juga ternyata " ucap pria itu memejamkan matanya menikmati aroma tubuh Ghifa.

" Gue gak bakal nyerahin tubuh gue sama lo! " bentak Ghifa. Pria itu langsung marah dan ingin menyentuh dada Ghifa.

Sebuah senapan berhasil menusuk tangannya yang hendak menyentuh dada gadis itu.

" Arrghhh " rintih pria itu melepas pelukannya kepada Ghifa. Gadis tersebut langsung saja lari namun...

Bruak

Dirinya menabrak seseorang hingga kehilangan keseimbangan. Ghifa memejamkan matanya untuk menerima sakit dibokongnya lagi. Bahunya terasa ditahan oleh seseorang, Ghifa pun membuka matanya dan langsung melotot.

Pria dihadapannya adalah pria yang sangat ia idolakan sejak dulu. Rahang kokoh dan tegas, mata elang yang tajam, dan raut wajah yang sangat datar dan cuek.

" Cari tempat yang aman " suara bass pria itu mampu menghipnotis Ghifa. Gadis itu tak beranjak dari tempatnya berdiri, sementara pria itu pindah posisi untuk menyerang ketua BG.

Suara tembakan, tusukan, dan tulang retak terdengar sangat jelas dalam perkelahian tersebut.

Seseorang menepuk bahu Ghifa, sontak gadis itu berbalik. Pupilnya membulat saat ia melihat seringaian nakal dari anggota BG.

Ia pun berlari untuk menghindari pria tersebut namun pria itu malah mengejarnya. Kaki gadis itu tersandung oleh batu di hadapannya, ia tersungkur dengan luka di lututnya yang baru sembuh, dan kini kembali terluka.

Dirinya mengesot kebelakang saat pria itu mendekatinya secara perlahan.

" JANGAN DEKATI GUE!! " teriak Ghifa histeris.

Nafsu tetaplah nafsu, pria itu terus maju mendekati Ghifa.

Dorrr

Dorrr

Dorrr

Dorrr

Dorrr

Dorrr

Sebuah peluru panas menerjang tubuh anggota BG yang sedang mendekati Ghifa tadi secara bertubi tubi. Tubuh pria itu ambruk tepat di depan Ghifa. Beruntung gadis itu segera menghindar.

Ia tak mampu berdiri akibat luka di lututnya membesar. Ghifa hanya meniup luka itu seraya meringis.

Kepalanya mendongak saat melihay Sean berdiri dihadapannya. Lalu cowok itu jongkok di depan Ghifa.

Tangan Sean mengambil cairan pembersih, plester, dan betadine dari balik saku jaketnya. Ghifa menelan ludahnya, jantungnya kini berdetak lebih cepat.

'Lebih handsome aslinya daripada di foto. Tapi di foto tetep ganteng kok' puji Ghifa melihat wajah datar Sean.

Cowok itu membersihkan dan mengobati luka Ghifa. " Aduh duh " Ghifa berjengit saat betadine menetes di lukanya.

" Tahan " ucap Sean dingin.

'Kalau gue jadi Aurin, udah gue pastiin baper gue sampe ke ginjal' ucap Ghifa dalam hati sambil menahan senyumnya.

" Lepasin jaket itu " perintah Sean setelah mengobati luka di lutut Ghifa. Gadis itu mengernyitkan dahinya, " Ke-kenapa? " tanya Ghifa gugup.

" Karena.... "

Tbc.

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang