45. Hilang Ingatan ( REVISI )

5.1K 210 0
                                    

Jantung Ghifa berdetak lebih cepat saat melihat suster melepas alat bantu pernafasan pada Sean. Lelaki tersebut sudah sadar, namun dia hanya diam dan menatap tajam sekitarnya. Sampai sampai Ghifa masih berdiri di pintu masuk.

Dia melangkah mendekati cowok itu lalu memeluknya erat. Ghifa pikir dia akan kehilangan Sean, ia sempat takut dengan keadaan cowok tersebut yang sempat kritis.

" Gue takut lo pergi " ucap Ghifa sesenggukan di atas dada bidang Sean.

Cowok tersebut tidak membalas pelukan Ghifa. Ia mendorong tubuh Ghifa kasar hingga membuat gadis tersebut terjatuh akibat tidak bisa menjaga keseimbangan.

" Aww " rintih Ghifa saat merasakan sakit di lengan kirinya. Stevano yang baru masuk ke ruangan langsung membantu Ghifa untuk berdiri.

" Ngapain lo meluk gue?! " ketus Sean dingin.

Kening Ghifa berkerut setelahnya, kenapa Sean bersikap tak mengenalnya?

" Gue Ghifa, cewek yang lo sayangi " kata Ghifa tak percaya.

Sean berusaha mengingat kemudian meringis kesakitan, seraya memegang kepalanya.

" Maaf nona, jangan membuat tuan Sean berpikir keras untuk saat ini. Hal itu bisa membuat dia merasa sakit dikepalanya." saran dokter kepada Ghifa.

" Me-memangnya kenapa dok? Sean hanya hanya luka dikepala saja kan? " tanya Ghifa karena melihat kepala Sean diperban.

" Tuan Sean mengalami benturan di kepala. Akibatnya, beliau kehilangan sebagian ingatannya " jelas dokter.

'Hah? Hilang ingatan?'

Ghifa menggeleng tak percaya. Kemarin dia berbicara bahkan berbagi kesenangan dengan Sean. Tapi lelaki tersebut malah melupakannya akibat kecelakan.

" Alex! Ngapain orang asing kesini?! " ucap Sean menatap Alex sinis. Dirinya mendengar jika ia hilang ingatan dan tentu membuat dirinya tak percaya.

" Ng- " ucapan Alek terputus karena perkataan Ghifa.

" Ah maaf, mungkin gue salah masuk ruangan " sahut Ghifa cepat. Dia tersenyum kikuk lalu keluar dari ruangan.

Ghifa keluar dari ruangan diiringi air mata yang keluar. Kenapa waktu berputar sangat cepat? Kenapa Sean melupakan dirinya? Kenapa?

" Gue tahu apa yang lo rasain Ghif " kata Stevano sambil mengusap bahu Ghifa untuk memenangkannya.

" Bad dream " tutur Ghifa, Vano tak kuasa melihat adiknya yang lemah seperti ini.

Biasanya cerewet, bawel, tidak mau kalah, banyak tingkah, kini terlihat lemah seperti tidak ada semangat hidup. Dia memeluk adiknya erat. Vano berjanji mulai saat ini dia akan menjaga adiknya.

🌧🌧🌧


Malam ini Ghifa pergi ke ruangan Sean. Dia duduk di samping tempat tidur pria itu. Kedua mata Sean terpejam, wajah polos laki laki itu sangat teduh. Ghifa meraih tangan Sean yang bebas infus.

'Dia paling mengerti, dia paling peduli, dia paling baik. Dia.... pria yang dihadapan gue sekarang' batin Ghifa. Sekeras apapun dia berusaha untuk mengingatkan Sean, itu hanya sia sia saja.

Cowok itu akan merasa sakit lagi dan Ghifa tak mau itu terjadi.

" Cepat sembuh Lo harus ingat semuanya " gumam Ghifa seraya mengusap rambut Sean pelan.

Ia mengecup kening Sean lalu tersenyum.

'Gws'

Ghifa melangkah pergi namun saat tangannya memutar knop, mata Sean terbuka dan melirik kearah Ghifa tajam.

" Ngapain disini? " suara berat dan dingin itu seakan menusuk ditelinga Ghifa.

Gadis itu berbalik lalu tersenyum hangat kearah Sean, walau dibalas dengan tatapan elang cowok itu.

" Em, gue lagi jenguk idola gue " jawab Ghifa narveous. Lututnya lemas, air mata telah menggenangi pelupuk matanya.

" Jangan temui gue lagi " ucap Sean yang merasa terganggu dengan kehadiran Ghifa.

Bak di terjang badai, Ghifa merasakan sesak di dadanya. Nafasnya tercekat, air matanya pun sudah lolos dari tempatnya.

" O-oke " balas Ghifa. Dia meninggalkan ruangan Sean.

Cowok itu menatap pintu yang baru tertutup. Sepertinya dia merasa tidak asing dengan cewek tadi. Ia juga merasakan jika pernah bertemu dengan Ghifa. Tapi dimana?

Ah sudahlah, daripada mengingat cewek asing tadi lebih baik dia tidur.

###

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang