41. Percaya ( REVISI )

5.4K 250 9
                                    

Plak

Sebuah tamparan melayang di pipi mulus Sean. Ghifa lah yang melakukan hal tersebut. Karena cowok dihadapannya ini telah mengambil ciuman pertamanya yang akan ia berikan kepada suaminya kelak.

" Maksud lo apaan nyium gue hah?! Lo kira gue murahan yang seenaknya lo cium gitu aja?! " bentak Ghifa. Setetes demi setetes air mata telah mengalir di pipinya.

" Hak lo apaan?! Susah susah gue jaga untuk suami gue nanti dan lo mengambilnya begitu aja?! " teriak Ghifa sambil memukul dada bidang Sean.

" Bastard! Bastard! Bastard! "

Cowok itu berusaha memeluk Ghifa namun gadis tersebut terus memberontak.

" Anjing, setan, gila, babi! " umpat Ghifa yang masih memukul Sean.

Cowok itu berhasil memeluk Ghifa. Dia mendekap erat tubuh mungil gadis itu. Hidung mancungnya juga menghirup aroma tubuh Ghifa dalam dalam. Aroma tubuh gadis itu sangat tenang dan menggoda. Inilah yang ia rindukan selama Ghifa menjauhinya akibat mengetahui identitas Diga yang asli.

" Gue benci sama lo! GUE BENCI!! " teriak Ghifa di pelukan Sean.

Ia menangis di dada bidang cowok tersebut. Ghifa tidak peduli dengan tatapan iri dari siswa siswi sekitar yang melihatnya.

" Gue yang bakal jadi suami lo nanti "

Ghifa mengerucutkan bibirnya, pukulannya kepada Sean telah berhenti. Cowok itu menangkup kedua pipi Ghifa. Dia menatap mata Ghifa lekat lekat.

" Suatu saat lo bakal jadi ibu dari anak anak gue kelak. Maaf kalau gue udah ngambil hak gue duluan " ucap Sean, ia menghampus air mata Ghifa. Kemudian mengecup kening gadis tersebut.

" Gue gak mau sama lo! " ketus Ghifa. Tapi di dalam benaknya dia sangat bahagia mendengar penuturan Sean barusan.

" Gue berani sumpah demi lo " kata Sean meyakinkan.

" Jangan nangis lagi, gue gak mau liat lo sedih apalagi sampe ngeluarin air mata " lanjut Sean.

" Tapi lo sendiri yang beri luka ke gue " balas Ghifa. Perkataannya memang benar adanya, pikir Sean.

" Gue yang akan menyembuhkannya " sahut Sean cepat. Ia tahu jika kebohongannya telah melukai Ghifa. Tapi dia akan bertanggung jawab untuk semua yang telah dilakukannya kepada Ghifa.

Ucapan cowok dihadapannya ini membuat Ghifa sedikit tenang. Tapi benarkah Sean akan melakukannya? Tidak tidak, Ghifa tidak boleh percaya begitu saja. Bisa jadi itu hanya harapan palsu Sean yang diberikan kepadanya.

" Gue janji gak bakal nyakitin lo lagi " Sean menyondorkan jari kelingkingnya kedepan Ghifa.

Awalnya Ghifa ragu untuk mengaitkan jari kelingkingnya kepada jari Sean. Namun dia berfikir untuk memberi kesempatan kedua bagi Sean. Tanpa menunggu respon Ghifa, Sean langsung memeluk Ghifa.

" Gue sayang banget sama lo, sumpah demi apapun! " ucap Sean penuh keikhlasan.

" Gue percaya asal lo gak bikin gue kecewa untuk kedua kalinya " kata Ghifa, ia juga membalas pelukan Sean.

Sean tersenyum. Dia telah berhasil mengembalikan kepercayaan Ghifa kepadanya. Ia langsung menggendong tubuh Ghifa.

Gadis itu melingkarkan tangannya ke leher Sean. Dia benar benar seperti anak kecil yang digendong oleh ibunya. Oh tidak, sepertinya dia mirip koala yang hinggap di pohon.

" Sean turunin! Lo mau bikin gue malu hah? " pinta Ghifa. Kedua pipinya sudah memerah akibat perlakuan Sean.

" Biarin, asal lo gak sedih lagi " kata Sean. Ia berputar putar di lapangan. Ghifa menyembunyikan wajahnya di bahu Sean. Dia sangat malu sekali akibat perilaku Sean.

Vero yang melihat dari kejauhan hanya tersenyum miris. Hatinya telah teriris karena Ghifa kembali kepada Sean. Jika dia melawan Sean, kesempatan menang pun tidak akan dia dapatkan. Mengingat jika cowok itu ketua gengster terkuat di seluruh dunia.

'Gue bakal ngorbanin perasaan gue ke lo Ghif. Walau itu sakit'

Vero melangkah pergi. Dia tak mau merasakan sakit teramat dalam saat melihat Ghifa yang tengah tertawa bahagia akibat Sean.

###

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang