54. Sean Milik Gue ( REVISI )

6.4K 227 0
                                    

Ghifa mencium tangan Sean yang bebas infus. Sebelah tangannya, mengusap wajah mulus Sean. Sudah satu jam dirinya berada diruang rawat Sean. Dan berharap laki laki itu segera sadar.

" Bangun sayang, aku rindu kamu " kata Ghifa. Terdengar alay memang menurutnya, tapi dia ingin Sean segera sadar.

Dalam ruangan itu ada kedua sahabatnya, Alex, Azka, dan dokter beserta suster. Jari Sean bergerak, Ghifa yang melihatnya langsung memberitahu dokter.

Suster langsung melepas alat bantu pernafasan Sean. Sedangkan dokter memeriksa keadaan cowok itu.

" Ghifa " ucap Sean lirih lalu membuka matanya. Pandangannya jatuh pada gadis di sampingnya.

" Iya ini gue " ujar Ghifa meyakinkan. Sean tersenyum lalu mengelus rambut Ghifa.

" Gue bersyukur, karna orang yang pertama gue liat saat sadar adalah lo "

Blusshhh

Kedua pipi Ghifa memanas. Disaat keadaan seperti ini Sean malah membuatnya terbang.

" Begini, kecekalaan itu membuat tuan Sean mengingat semuanya " kata dokter.

" Calon ibu dari anak gue gak papa kan dok? " tanya Sean. Ia ingat saat kecelakaan itu menimpa dirinya dan Ghifa. Tetapi, ia tidak melihat luka di tubuh Ghifa. Hanya saja gadis itu terlihat lemas.

" Dia baik baik saja tuan, nona Ghifa hanya demam " kata dokter tersebut membuat Sean cemas.

" Kenapa lo bisa demam? " tanya Sean khawatir sambil mengusap pipi Ghifa.

Gadis itu tersenyum, " Karna gue sayang lo " jawab Ghifa sembari terkikik. Melihat suasana dari keduanya, membuat orang yang berada didalam ruangan meninggalkan mereka berdua.

" Pintar gombal hm? Belajar darimana? " tanya Sean.

Gadis itu memasang ekspresi berfikir. Hal itu membuat Sean gemas.

" Dari gugel " kekeh Ghifa.

" Sean! " teriak Reisa yang baru datang lalu memeluk Sean seketika.

" Lo gak papa kan? Gue khawatir saat Alex ngomong kalau lo kecekalaan " kata Reisa. Bahkan gadis itu tidak tahu jika Ghifa berada disini.

Ghifa bangkit dari duduknya, " Sorry, sepertinya gue mengganggu " pamitnya sebelum pergi.

Sean menahan tangan Ghifa, " Lo cemburu? " tanya Sean dengan senyum nakalnya.

Gadis tersebut memutar bola matanya malas. Jelas jika dia cemburu, dengan tiba tiba saja ada orang yang memeluk cowoknya. Eh ralat!

" Sean ini keponakan aku kak " kata Reisa yang sukses membuat Ghifa melotot.

Keponakan? Berarti wanita ini bukan pacarnya Sean?

" Dia tante gue, wajahnya masih kayak remaja seumuran lo. Karena oplas " tutur Sean memelankan kalimat terakhirnya.

" Gue masih bisa denger tong " cibir Reisa.

Tante? Tapi kenapa Reisa memanggilnya kakak? Jelas jelas umurnya beda jauh.

" Em, sepertinya gue yang ganggu nih. Gue cabut ya, oh ya nyet. Jaga calon ponakan ipar gue baek baek " setelah itu Reisa meninggalkan mereka berdua.

" Zaman now banget tante lo " beo Ghifa yang kagum dengan tante Sean.

" B aja. Orangnya emang rempong " ujar Sean.

" Selama gue ilang ingatan, lo baik baik aja kan? " tanya Sean. Ia mendengar perkataan dokter jika ingatannya kembali. Otomatis dia hilang ingatan.

" Gak lebih dari gak baik. Gue prustasi " jawab Ghifa lalu memajukan bibirnya.

" Ngapain tuh bibir? Ngode minta dicium? " goda Sean.

Ghifa merasakan panas di pipinya. Ia kembali mengingat kejadian semalam saat ciuman panasnya kemarin.

Cup

Mata gadis itu melotot saat Sean mengecup bibirnya singkat.

" Lo ngapain cium gue?! " kesal Ghifa. Padahal dalam hati dia sangat senang.

" Kenapa? Gak boleh cium cewek sendiri? " Sean menyentil kening Ghifa.

" Sejak kapan gue jadi cewek lo? " sewot Ghifa sembari mengusap keningnya.

" Oh ngode minta di nikahin nih? "

Ghifa mengangguk samar lalu Sean meraih kepalanya. Cowok itu mencium kening Ghifa yang tadi ia sentil.

" Lo hanya milik gue " kata Sean menempelkan keningnya dengan kening Ghifa.

" Sean milik gue " balas Ghifa.

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang