32. Tidak Curiga ( REVISI )

4.8K 239 5
                                    

" Karena itu jaket gue "

Tubuh Ghifa terpaku, detak jantungnya berpacu dua kali lebih cepat dari tadi.

" Eh? Ini punya Dig-"

" Buruan lepasin " perintah Sean tak terbantahkan. Ghifa mengerjapkan matanya berkali kali lalu melepas jaket tersebut. Ia melipatnya kemudian menyerahkannya kepada Sean.

" Pake ini " Sean menyondorkan sebuah jaket yang masih rapi tertutup plastik.

" Eh gausah " tolak Ghifa. Kemudian ia menelan ludahnya lagi saat Sean menatapnya dengan tatapan menusuk. Dengan tangan bergetar Ghifa menerima jaket tersebut dan memakainya.

Jaket boomber berwarna ungu kesukaannya kini melekat pas di tubuhnya. Sean memunggungi Ghifa sambil jongkok dihadapan gadis tersebut.

" Naik " pinta Sean. Gadis itu memiringkan kepalanya ke kanan dengan bingung. Sean melirik ekspresi bodoh Ghifa menghembuskan nafasnya.

" Buruan " Ghifa tersentak lalu dengan perlahan ia naik ke punggung Sean.

" Gue anter lo pulang "

" Tapi mot-"

" Motor sama belanjaan lo udah dirumah "

Ghifa menganga, ia melihat motor sport milik abangnya yang tadi jatuh. Sejak kapan motor itu hilang dengan cepat bahkan tanpa mengeluarkan suara. Matanya menatap sekeliling untuk mencari belanjaannya namun nihil tak ada satu pun barangnya yang tercecer.

" Gak baik buat cewek keluar malam " nasihat Sean kepada Ghifa.

" Itu bahaya "

Ghifa tersenyum, baru pertama kali ini pria idolanya menasihatinya. Ingin sekali dia memperlambat waktu agar bisa berlamaan dengan Sean.

Tiba di depan komplek rumah Ghifa, Sean menurunkan Ghifa perlahan.

" Thanks " ucap Ghifa berusaha tidak gugup. Tangan Sean mengambil daun yang berada diatas kepala Ghifa.

" Tidur, udah malam " pria itu meninggalkan Ghifa. Saat gadis itu berbalik, ia sudah tak menemukan Sean. Apa jangan jangan pria itu cenayang? Ia bergidik takut. Dengan langkah tertatih tatih, Ghifa masuk ke dalam rumahnya. Dirinya takut jika diculik oleh cenayang.

🐜🐜🐜

Suasana koridor sangat sepi karena sedang jam istirahat. Banyak murid yang pergi ke kantin untuk mengisi perutnya. Beda dengan Ghifa yang berjalan menuju kelas Diga untuk meminta penjelasan kepada cowok itu tentang jaket ketua BD kemarin.

Ting!

Ghifa membuka pesan tersebut yang berasal dari ponselnya.

+62xxxxxxxxxx

Save. Vero 😎

Ternyata pesan Whatsapp tersebut dari Vero. Ghifa berdecak, setahunya ia tidak pernah menyebarkan nomor ponselnya kepada siapa pun. Jarinya mengetik sesuatu disana.

Ogh. Pgkt l apaan nyrh gw?!

Idih jangan jutek beb, pangkat gue adalah suami lo suatu saat nanti 😍😘

Jjk bg 😒

Aelah

Save ya 🙂

Hm

Nah gitu kan cantik 😘

Jijay njir 😤

Jan galak galak napa? Ilang loh cantiknya nanti 🤗

Suka gue 😏

Gak ke kantin lo?

Gk 😑

Ghifa menabrak seseorang, ia mendongak dan mendapati Diga yang menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Idih sok cool dia.

" Kalo jalan itu liat kedepan " ucap Diga. Ia mendekati Ghifa dan mengikat rambut gadis tersebut. Gadis itu terhenyak, kenapa dari kemarin Diga bersikap manis kepadanya?

" Gini kan rapi " kata Diga setelah mengikat rambut Ghifa.

" Makasih " jawab Ghifa blushing. Hampir saja ia salting di depan Diga.

" Hm "

Diga melanjutkan jalannya namun tangannya dicekal oleh Ghifa.

" Eh gue mau ngomong sesuatu sama lo " ujar Ghifa to the point.

" Soal jaket kemarin yang lo kasih ke gue. Apa bener jaket itu milik ketua BlackDiamond? " tanya Ghifa penasaran.

" Eh anu " Diga langsung terbelalak mendengarnya. Tak mungkin jika ia mengatakan sejujurnya. Melihat tingkah aneh Diga membuat Ghifa menatap cowok itu curiga.

" Anu apa? " tanya Ghifa menyudutkan Diga.

" Jaket itu emang milik ketua BD " jawab Diga singkat. Gadis itu menyipitkan matanya menatap Diga tak percaya.

" Lo pernah bertemu sama dia? " tanya Ghifa sedikit tak percaya dengan ucapan Diga.

Keringat dingin langsung menghiasi telapak tangan Diga. Cowok itu mengangguk, " Iya Ghif "

Ghifa melotot, " What? When? Where? and why? " tanya Ghifa tanpa jeda. Matanya melotot saat Diga mengucapkan hal tadi.

" Di jalan, beberapa hari lalu, saat aku dikeroyok " jawab Diga.

Ghifa mengerutkan dahinya, apa hubungannya jika cowok itu dikeroyok dan diberikan jaket milik oleh milik ketua gengster dan mafia itu.

" Dia ngasih jaket itu supaya tidak ada orang yang berani ngeroyok aku lagi " lanjut Diga.

Ghifa membulatkan mulutnya, ia mengangguk mengerti. Diga bernafas lega saat cewek didepannya percaya begitu saja.

" Aku mau ke perpus kamu ikut gak? " ajak Diga.

Ghifa menggeleng, " Mata gue pusing jika baca buku " tolak Ghifa seraya menggelengkan kepalanya.

" Yaudah aku pergi ya " pamit Diga lalu diangguki Ghifa.

'Ternyata waktu itu lo dikeroyok trus diselamatin oleh ketua BD rupanya. Gue kira apaan bikin curiga aja'

'Gue sendiri ketua BD itu Ghif'

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang