28. Ratu Balapan ( REVISI )

5K 221 0
                                    

Ghifa menolehkan kepalanya ke kanan kiri untuk mengawasi sekitarnya. Merasa zona aman ada disekitarnya, gadis itu melompat turun dengan gesit dari balkon kamarnya. Ia segera berlari dan memasuki mobil yang terpakir tak jauh dari rumahnya. Dengan cepat, mobil itu berjalan meninggalkan komplek.

" Abang lo tahu gak? " tanya Diandra yang menyetir mobil.

" Gak. Dia sibuk nelpon sama client nya " jawab Ghifa sambil membuka tudung hoodie abu abu-nya.

" Sejak kapan abang lo pulang? " tanya Aurin.

" Tiga hari yang lalu. Dan selama itu gue merasa terkekang sama dia " jawab Ghifa kesal.

" Lah nape? " tanya Diandra.

" Dia nyita whiger karena tahu kalau gue mau balapan " Wiger adalah nama motor sport kesayangan Ghifa. Yang merupakan singkatan dari White Tiger.

" Melas amat lo neng " kata Aurin sembari tertawa sumbang. Ghifa mencebikkan bibirnya sebal, dasar sahabat laknat!

Malam ini, mereka akan datang ke arena balapan karena ada seseorang yang menantang Ghifa. Gadis itu tidak diperbolehkan keluar oleh Stevano karena sudah malam. Ghifa pun memutuskan minta pertolongan kepada Diandra untuk mengantarkannya ke arena balapan tersebut.

Tiba disana, banyak pasang mata menatap mobil yang dikendarai mereka bertiga. Sebab, mobil Diandra sangat mencolok dan tentunya mahal. Mereka keluar dari mobil bersamaan. Semilir angin malam menyambut mereka hingga helaian rambut ketiga gadis itu terhembus ke belakang.

" Gile cantik banget mereka! "

" Yang pake hoodie itu pasti Ghifa "

" Asekk mantul bosku "

" Bening cuy "

" Minggir woy! Bini, gebetan, sama pacar gue lewat! "

Mereka tak menghiraukan teriakan dan perkataan orang orang disekitar. Dikta yang menunggu Ghifa pun tersenyum senang karena gadis itu datang.

" Mana musuh gue? " tanya Ghifa langsung tanpa basa basi.

" Semangat banget ya lo. Musuh lo disana tuh " tunjuk Dikta kepada seorang cowok yang duduk di kap mobil sambil tertawa bersama teman temannya.

Ghifa memicingkan matanya melihat cowok tersebut. " Hadiahnya apa tong? " tanya Aurin.

" Hadiahnya tuh " ucap Dikta menunjuk keempat motor sport berharga fantastis yang berjejer di pinggir jalan dengan dagunya.

" Cih, itu doang? Gue kira duit triliunan " decih Diandra meremehkan hadiah tersebut.

" Yang balapan itu lo apa Ghifa ha? " balas Dikta. Langsung saja Diandra memukul kepala cowok itu.

" Fuck lu! " sentak Diandra.

Ghifa mengeluarkan kunci mobil dari sakunya. Ia menghampiri mobil sport miliknya yang tadi siang sengaja ia titipkan kepada Dikta.

" Semangat nyet. Doa kami menyertaimu menuju surga " teriak Aurin.

" Ketololan yang hakiki " kata Dikta dengan menggelengkan kepalanya.

Ghifa menyetir mobilnya menuju arena balapan. Banyak sorakan riuh saat dia memasuki arena tersebut. Dari balik kaca mobil ia melirik pria yang sudah menantangnya. Dapat terlihat dengan jelas kalau pria itu mengacungkan jempolnya lalu menurunkan jempolnya kebawah.

'Sombong ya lo? Ok, terima kekalahan lo sebentar lagi' ucap Ghifa dalam hati.

Seorang lelaki berdiri di tengah kedua mobil sport sambil menaikkan satu tangannya ke udara yang memegang sapu tangan. Saat lelaki itu menjatuhkan sapu tangan, kedua mobil sport tersebut langsung menancap gas.

Mereka tidak ingin kalah dan mempertahankan keahlian masing masing. Mobil pria itu berhasil menyalip Ghifa, gadis tersebut mengumpat lalu menambah laju kecepatan mobilnya.

Saat mendekati garis finish Ghifa berhasil menyalip mobil pria itu dan memenangkan balapan. Ya, lagi dan lagi dia memenangkan balapan tersebut.

" Amazing! Ghifa keren, sumpah! "

" Ratu balapan gak bakal kalah bro "

" Anjay, Vero kalah sama cewek! "

" Bini gue dilawan jelas kalah "

Ghifa keluar dari mobilnya sambil tersenyum bangga kepada pria yang menantangnya tadi. Pria tersebut mendekati Ghifa dengan raut datarnya.

" Gue harap, lo menerima kekalahan ini " ucap Ghifa. Cowok itu tersenyum devil.

" Gue bukan cowok pecundang yang gak terima kekalahan " ujar Vero mantap.

" Oh bagus " Ghifa hendak pergi dari hadapan Vero namun dengan cekatan Vero menahan lengan Ghifa. Gadis itu melirik Vero tajam karena berani menyentuhnya. Ia langsung menepis keras tangan Vero.

" Don't touch me! " tegas Ghifa. Cowok itu tersenyum kikuk.

" Lo boleh bahagia dulu. Kedepannya lo bakal di pelukan gue " ucap Vero.

Ghifa terkekeh, " Apa? Gue bakal di pelukan lo? In your dream, boy " ucap Ghifa sambil menyentuh dada Vero dengan telunjuknya.

" Lo buktiin aja Ghifa Rachelle " kata Vero santai.

" Hah, gak bakal gue di pelukan lo dan itu gak bakal terjadi " tukas Ghifa.

" Lo buktiin aja "

Kedua remaja itu beradu mata. Ghifa mengumpat pelan lalu meninggalkan Vero yang tersenyum penuh arti menatapnya.

" Good job. Lo menang lagi bos " puji Dikta.

" Ya iyalah, gak kayak lo yang tolol ikut balapan" sahut Aurin.

" Gue tolol kenapa Rin? " tanya Dikta menatap Aurin lekat.

" Kenapa gue selalu salah dimata lo? " tanya Dikta yang dimanis maniskan. Aurin menatap Dikta dengan ekspresi hendak muntah.

" Auah, abang Dikta patah ginjal nih ceritanya " kata Diandra sambil mencubit pelan pipi Dikta.

Cowok itu langsung tergelak, " Anju, sakit Ndra! " tukas Dikta.

" Please guys, gue pusing denger kalian debat terus kalo bertemu " tutur Ghifa.

Dia terus mengingat ucapan Vero, terlihat dari mimik wajah laki laki itu jika dia serius mengucapkan hal tadi.

Tanpa disadari, sedari tadi ada orang yang mengawasi Ghifa dari balik kaca mobilnya.

" Ternyata dia ratu balapan " ucap si A.

" Udah cantik punya bakat pula. Ah idaman gue banget tuh " imbuh temannya si yaitu si B.

" Ga guna " ucap si C, lalu mengendarai mobilnya untuk menjauhi arena balapan.

Mata Ghifa sempat melihat mobil yang pergi dari arena balapan.

'Siapa tuh?' batinnya bertanya tanya. Setahunya, tidak ada mobil di sekitarnya kecuali miliknya dan milik Vero.

'Bodoamat' batin Ghifa, toh mobil itu gak akan melukai dirinya kan?

###

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang