40. Basket ( REVISI )

5.5K 245 2
                                    

Waktu istirahat telah berjalan beberapa menit yang lalu. Ghifa dan kedua temannya berjalan di pinggir lapangan. Mereka baru saja dari kantin depan sekolahan untuk nongkrong sebentar.

Dug Dug Dug

Bunyi pantulan bola berasal dari tengah lapangan yang dimainkan oleh Sean. Cowok tersebut sedang men-drible bola kemudian memasukkannya ke ring basket.

" Sean keren ih " puji Aurin saat melihat aksi shooting Sean. Dia terpana setelah melihat kejadian tersebut secara langsung.

" Amazing, ya nggak Ghif? " imbuh Diandra berniat menggoda Ghifa.

" B aja " balas Ghifa cuek. Dia tak peduli dengan Sean lagi. Sebab cowok tersebut sudah berbohong kepadanya, dan menyamar sebagai cowok yang dia cintai.

Tanpa sepengetahuannya, Sean mendengar ucapan mereka. Cowok itu pun melempar bola kearah Ghifa. Bola tersebut akhirnya tepat mengenai kepala Ghifa.

" Shit! " umpat Ghifa. Ia mengusap kepalanya.

Matanya melihat bola basket yang berada di kakinya. Kemudian menatap Sean sinis. Pasti cowok itu yang sengaja melempar bola tersebut kepadanya.

" Siniin bolanya! " perintah Sean dingin.

Ghifa menaikkan sebelah alisnya. Memangnya cowok itu siapa yang berani menyuruhnya? Pembokat aja bukan apalagi pacar, eh.

" Budeg! Siniin bolanya! " desak Sean.

Gadis itu mengambil bola yang berada di kakinya. Ia berjalan kearah Sean dengan langkah menggebu gebu.

" Mau lo apaansih?! Seneng kalo gue ilang ingatan gara gara lemparan lo hah?! Bola segede gini di lempar ke kepala orang. Untung gue gak ilang ingatan, coba kalo iya. Lo mau tanggung jawab? " sembur Ghifa dengan satu tarikan nafas.

Tingkah gadis itu membuat Sean menahan senyumnya. Dia rindu suara Ghifa yang berbicara kepadanya. Dan sekarang telah terobati meskipun cara bicaranya tidak lembut.

" Jawab njir " Ghifa melempar bola tersebut ke Sean. Namun dengan sigap cowok itu menangkap bolanya.

" Gue mau tanding basket sama lo " ucap Sean. Dia ingin mengetes seberapa kemampuan Ghifa, karena cewek itu telah menyepelekan aksinya tadi.

" Gak ada musuh yang lain? Berani kok sama cewek " cibir Ghifa. Mood nya selalu hancur jika telah menatap Sean apalagi dekat dengan cowok itu.

" Oh, lo takut ya? " ejek Sean lalu memantulkan bola.

Ghifa menaikkan dagunya, " Takut? sorry itu gak ada di kamus gue " elak Ghifa. Ia sangat malas untuk memenuhi tantangan Sean. Tapi dia juga tidak mau image nya jatuh di hadapan cowok itu.

" So, mau gak? " tantang Sean tak lupa dengan seringai khas nya.

Ghifa mengangguk, " Ok " jawabnya mantap.

" Nih buat lo. Siapa tahu lo gak bisa merebut bola dari gue nanti " Sean melempar bola tersebut kearah Ghifa.

Belum saja bermain cowok tersebut sudah sombong. Jika kalah mau ditaruh dimana mukanya? Lihat saja, ia akan membalas kesombongan Sean. Batin Ghifa.

Beberapa murid menonton pertandingan tersebut. Ghifa memantulkan bolanya dan berusaha menerobos pertahanan Sean. Ia melempar bola tersebut namun baru melayang diudara, tangan Sean telah menyangkal bola tersebut.

Ghifa menggeram kesal. Kini, bola berada di tangan Sean, otomatis cowok itu pasti mencetak point. Gadis itu merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi langkah Sean.

Cowok itu terkekeh pelan. Ia memutar tubuhnya dan berhasil melewati Ghifa. Sontak gadis itu tak terima, dirinya terus menghalangi Sean.

Cowok tersebut berhasil memasukan bola ke ring Ghifa. Ia tersenyum mengejek kearah gadis itu.

" Baru awalan " ucap Ghifa. Sean melipat kedua tangannya di depan dada, " Awalan aja lo udah kalah. Gimana kalau akhir? "

Ghifa berdecak, Sean telah meremehkannya. Bola kembali dipantulkan, kali ini Ghifa yang memantulkannya. Karena Sean memberikan bola itu kepada Ghifa, lebih tepatnya cowok itu mengalah.

Gadis itu bersemangat untuk mencetak point. Dia harus membuktikannya kepada Sean supaya cowok itu tidak meremehkan dirinya lagi.

Saat mendekati ring Sean, cowok tampan itu menghalangi langkahnya. Ghifa mengumpat pelan, ia berusaha mengelak namun Sean bisa membaca tak tik-nya.

" Coba kalo bisa " tantang Sean.

" Gue yakin pasti bisa " balas cewek jutek tersebut percaya diri.

Ghifa melempar bola basketnya namun lagi lagi Sean menampik bola tersebut. Ia mendekati Ghifa lalu memasukkan bola tersebut dari kejauhan.

Shup

Bola basket itu masuk walau dengan jarak beberapa meter. Gadis itu pun menoleh saat bola masuk, kemudian menatap Sean. Kedua matanya membulat saat cowok itu mengecup bibirnya.

" Oemji itu Sean nyium Ghifa "

" Adek mau dong "

" Aaaa gila itu beneran? "

" Duh bikin iri aja sih Ghifa "

" Makkk aing pengen "

Oh no!

First kiss yang selama ini dia jaga untuk suaminya kelak telah di ambil oleh Sean.

Gadis itu meraba bibirnya pelan. Sementara Sean tersenyum devil, ia mengacak acak rambut Ghifa lalu meninggalkan gadis itu yang masih berdiri mematung.

Inikah rasanya jika di cium oleh mantan idola?

###

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang