53. Tertahan ( REVISI )

5.8K 207 2
                                    

Ruang UGD

Ghifa menggigit bibir bawahnya cemas. Dia menunggu kabar dari dokter tentang keadaan Sean. Pakaian dan rambutnya basah, tetapi Ghifa tidak peduli. Yang ia pedulikan hanya satu, yaitu keadaan Sean.

" Arrrggghh ini semua gara gara lo! Jika gue nahan Sean tadi, dia gak mungkin kayak gini! " teriak Alex pada Azka.

" Harusnya lo mikir, ada waktunya Sean untuk bebas dan inget semuanya! " balas Azka yang disalahkan oleh Alex.

" Dengan cara dia ditabrak hah?! Mikir goblok! " Bentak Alex.

" Tuhan punya segala cara, Lex. Gua juga gatau kalo Sean bakal ditabrak " Kata Azka.

Bugh...

Alex meninju perut Azka. Amarahnya terlihat jelas kepada sahabatnya itu. Tak sampai hanya disitu, Azka juga membalas pukulan Alex. Mereka saling baku hantam tanpa mempedulikan tatapan sekitar dan teriakan Aurin dan Diandra.

Ghifa menatap kedua cowok itu dengan datar. " Jika lo berdua masih kek gitu, gue bakal masuk dan bunuh Sean sekarang juga! " Sinis Ghifa.

Perkataan itu mampu membuat aksi saling memukul berhenti dan menatap Ghifa.

" Bilang apa lo tadi hah?! " Alex menghampiri Ghifa.

Gadis itu pun berdiri dan mengangkat dagunya angkuh, " Lo tuli apa gimana, babi? Dengan keadaan sahabat lo yang kek gini lo pada gelut? Emang itu semua bakal membuat keadaan Sean baik? Mikir bangsat! " Jelas Ghifa turut emosi.

" Semua ini gabakal terjadi jika lo gak ngapa ngapain Sean! Dasar cewek lonte! " Ketus Alex.

" Emang gue yang bikin semua ini terjadi? Emang gue yang nyiptain manusia? Apa gue yang membuat alur perlajanan kisah hidup manusia? Kalo iya bunuh gue sekarang! " Tandas gadis tersebut.

" Apa yang dikatain Ghifa bener, Lex. Udah saatnya lo berpikir dewasa tanpa menuruti emosi. Kalo bisa atur emosi lo itu " Ucap Azka.

" Sahabat lo didalem lagi ditangani, dan lo malah nyalahin sahabat lo bahkan mau nyalahin gue karena kejadian ini. Mau sampai kapan lo bersikap overprotective terus? " Lanjut Ghifa.

Mereka menoleh saat dokter keluar dari ruangan. Ghifa langsung mendekati dokter tersebut.

" Gimana keadaan Sean dok? " tanya Ghifa khawatir.

" Begini, kecelakaan itu membuat tuan Sean... " dokter itu menggantungkan kalimatnya.

" Apa dok?! " Potong Aurin cepat.

" Jangan diputus ucapan dokter, babi " Ketus Alex.

" Gue reflek anjir, sinis bat lo sama gue. Emang gue salah apaan sama lo? " Balas Aurin.

" Udah woi, ribut mulu daritadi. Dokter mau bilang sesuatu tuh " Sindir Diandra.

" Dokter pasien kembali kritis " Kata suster yang baru datang dari dalam ruangan.

" Sebentar ya tuan, nyonya " Kata dokter.

Dokter langsung masuk ke dalam dan segera menangani Sean. Ghifa terduduk di lantai, Diandra dan Aurin langsung memeluknya.

" Kenapa lagi ini? " Ucap Ghifa dengan uraian air mata mengalir deras di pipi.

" Sean itu cowok yang kuat Ghif. Berdoa aja untuk keselamatannya " ucap Aurin menenangkan Ghifa.

" Gue takut kalau dia kenapa napa, Rin " ujar Ghifa lemah.

" Percaya sama Tuhan, skenarioNya gak salah " imbuh Diandra.

Ghifa terus terisak di depan ruang UGD. Tiba tiba pandangannya mengabur dan gelap. Tubuhnya hampir saja jatuh jika Diandra tidak menahannya.

👣👣👣

" Gue mau lihat, anjeng " Desak Alex.

" Nanti aja, tunggu Ghifa sadar " Tahan Diandra.

" Kenapa lo terus bilang nungguin teman lo itu, kentod?! " Kesal Alex.

" Lo bisa sabar gak? Perlu gue ajarin lo sabar? " Balas Diandra kesal.

Ghifa membuka matanya perlahan saat mendengar percakapan tersebut. Ia melihat Diandra dan Alex berdebat, ia langsung bangkit dari sikap tidurnya.

" Sean " ucap Ghifa membuat keempat orang yang berada di dalam ruangan menoleh seketika.

" Ghifa, lo gapapa kan? Lo pusing? Sakit? Lelah atau gimana? " tanya Aurin secara beruntun.

" Tanya satu satu njir! " Diandra meneloyor kepala Aurin.

" Gue kan takut Ghifa kenapa napa " Kata Aurin.

" Gue mau liat keadaan Sean " Ghifa menyibak selimutnya.

" Eh " Diandra menahan pergerakan Ghifa.

" Minggir! Gue mau liat keadaan Sean! " sentak Ghifa seraya menepis tangan Diandra yang menahan kedua lengannya.

" Azka! Gimana keadaan Sean? " Ghifa bertanya kepada Azka.

" Lo demam Ghif. Jangan berulah dulu " jawab Azka mengalihkan pertanyaan Ghifa.

" Gue mau liat Sean " gumam Ghifa.

" Sean gapapa Ghif. Lo tenang aja " ujar Diandra.

Seorang suster masuk lalu memeriksa keadaan Ghifa.

" Keadaan Sean gimana sus? " tanya Ghifa pada suster.

" Dia baik nona. Hanya tinggal menunggu tuan Sean sadar " jawab Suster tersebut.

Ghifa bernafas lega. Lelaki itu tidak kenapa napa. Ingin rasanya ia melihat Sean, namun sahabatnya melarang karena keadaannya yang demam.

" Silahkan diminum obatnya, nona " suster itu menyondorkan obat dan air putih kepada Ghifa.

" Setelah minum obat, nona harus tidur agar obatnya bekerja dalam tubuh anda " nasihat suster itu lalu Ghifa mengangguk.

Gadis itu merebahkan dirinya dan memajamkan matanya. Semoga ia dapat melihat Sean di hari esok.

###

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang