44. Sadar ( REVISI )

4.9K 190 1
                                    

" Jadi seperti ini, kecelakaan itu membuat tuan Sean kritis karena mengalami benturan keras di kepalanya. Akibatnya, tuan Sean mengalami pendarahan di kepalanya. Sedangkan gadis yang bersamanya hanya mengalami patah tulang di lengan kiri dan benturan ringan dikepala " jawab dokter Dimas.

Ibarat diterjang oleh badai, Vano menggelengkan kepalanya saat mendengar penuturan sang dokter.

" Dok, bikin adik saya selamat dok! Jangan sampai dia kenapa napa akibat kecelakaan tersebut! " teriak Vano sambil mengguncang tubuh dokter tersebut.

Dimas mengangguk anggukkan kepalanya, " Kami akan berusaha semaksimal mungkin tuan " ujar dokter tersebut menenangkan Vano.

Setelah mengucapkan hal tersebut, si dokter pun pamit pergi.

" Ya Allah " ucap Vano mengacak acak rambutnya. Butiran asin meluncur dari matanya. Walaupun selamat, dia tidak tega melihat adiknya patah tulang.

***

Ghifa membuka matanya perlahan saat dia berjalan menuju setitik cahaya. Pertama yang dia lihat adalah abangnya yang sedang tidur di sampingnya.

Tangannya terulur hendak membangunkan Vano. Namun rasa ngilu di lengannya membuat dia meringis.

" A-aduh " ringis Ghifa saat merasakan sakit di lengan kirinya.

Vano menegakan tubuhnya langsung saat mendengar ringisan Ghifa. Dia pun segera membenarkan posisi tubuh Ghifa.

" Abang, Ghifa kenapa? Baunya gak gue suka " tanya Ghifa takut. Vano tersenyum lalu mencium kedua pipi adiknya.

" Kamu di rumah sakit dek " jawab Vano.

Ghifa memicingkan matanya, perlahan ia mengingat semua kejadian yang dia alami.

" Sean mana bang? " tanya Ghifa khawatir. Dia semakin cemas saat melihat raut sedih Vano.

" Bang, jawab! " bentak Ghifa dengan suara puraunya.

" Tenang dek. Sean gak kenapa napa dia cuma.. "

Cowok tersebut menggantungkan ucapannya. Dirinya takut jika adiknya terpukul dengan kondisi Sean.

" Cuma apa bang? " desak Ghifa tak sabaran.

" Dia kritis "

Ghifa menganga mendengar ucapan Vano. Sean kritis? Baru saja dia membicarakan tentang anak tadi saat dimobil, lalu pria itu kritis?

" Bang Ghifa mau lihat " ujar Ghifa.

Gadis tersebut hendak beranjak dari kasur pasien. Tetapi Vano mencegahnya.

" Arrrggghh " rintih Ghifa seketika.

Dokter dan suster baru memasuki kamar Ghifa langsung menenangkan gadis tersebut.

" Jangan banyak gerak nona, tangan anda masih basah " ucap dokter tersebut.

Ghifa mengerjapkan matanya, basah? basah kenapa? dia juga merasakan ngilu di lengan kirinya.

" Tulang di lengan kamu retak dek, jangan banyak gerak " ucap Vano menasehati adiknya. Jujur, dia tidak tega melihat wajah melas Ghifa saat ia mengucapkan hal itu.

Tapi gimana lagi, jika tidak diberitahu Ghifa akan banyak ulah dan akan memaksa dirinya untuk melihat Sean.

" Gue mau liat keadaan Sean, bang " ucap Ghifa lemah, ia menangis. Dia ingin sekali melihat keadaan Sean setelah apa yang terjadi pada cowok itu.

" Nanti saja kalau kamu mau melihat Sean " bujuk Vano.

Ghifa pun kembali membaringkan tubuhnya, ia ingin melihat keadaan Sean. Tapi harus diurungkan akibat dia tidak boleh banyak gerak sama abangnya.

'Gue takut lo kenapa napa'

###

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang