14. Gudang ( REVISI )

5.7K 242 0
                                    

Ghifa tengah tertidur di kelas. Dengkuran halusnya sedikit terdengar di suasana kelas yang hening. Hari ini Kelas XI MIPA 1 mengerjakan ulangan secara mendadak oleh bu Nisa.

" Siapa yang tertidur di belakang sana?! " tanya bu Nisa dengan suara membentak. Para murid dikelas terkejut, seluruh pandangan pun kelas tertuju pada sumber suara.

Plak

Sebuah penggaris panjang memukul meja. Terlihat aura Bu Nisa yang mulai terpancar galak.

Aurin yang duduk di samping Ghifa menoleh menatap gadis itu. Dia menyikut lengan Ghifa supaya terbangun dari tidur.

" Enghh " erang Ghifa tanpa membuka matanya.

" Woy bangun, bu Nisa mau kesini " bisik Aurin sesekali melirik bu Nisa yang sedang berjalan ketempatnya.

" Suruh pergi, gue ngantuk " ucap Ghifa dengan suara serak khas bangun tidur.

Aurin menelan ludahnya ketika Bu Nisa telah berada di samping tempat duduknya. Kepalanya menggeleng menatap anak didiknya tersebut.

Guru itu mengguncang tubuh Ghifa agar gadis itu bangun. " Apaan sih Rin? Gue ngantuk nih " sentak Ghifa tanpa mengubah posisinya.

Bu Nisa berdehem, sontak Ghifa mendongak dan mendapat tatapan tajam dari bu Nisa.

" Lagi ulangan malah tidur. Emangnya kamu sudah selesai mengerjakan soal ulangan?! " sentak bu Nisa.

Ghifa menguap tanpa mendengarkan ucapan bu Nisa. Hal tersebut membuat guru bernama Nisa itu jengkel.

" GHIFA!! KAMU DENGAR TIDAK KALAU SAYA BERBICARA?! " bentak Bu Nisa yang sudah habis kesabaran.

Ghifa memasang wajah tanpa dosanya. Dia mengambil secarik kertas yang dia letakkan di laci lalu menyondorkannya ke depan bu Nisa.

" Tanpa anda suruh saya sudah selesai " ucap Ghifa datar. Gadis itu merasa dongkol sendiri karena waktu tidur siangnya terganggu.

Bu Nisa merebut kertas tersebut kemudian membacanya. Dia sedikit membulatkan mata lalu menetralkannya kembali.

" Kamu nyontek ya?! " tuduh bu Nisa.

" Ck, murid pandai dikatain nyontek " desis Ghifa melirik bu Nisa sinis.

" Padahal kamu tidak pernah memperhatikan saya saat mengajar Ghifa. Lalu kenapa kamu bisa menjawab soal ulangan saya?! "

Ok cukup, Ghifa mengontrol emosinya saat ini. Dia bangkit dari duduknya, " Kenapa saya bisa menjawab soal ulangan itu, padahal saya tidak pernah memperhatikan ibu saat mengajar? " tanya Ghifa.

" Ibu tahu kenapa hm? "

" Itu karna saya belajar! Bukan menyontek! " tandas Ghifa.

Bu Nisa terlihat menahan amarahnya, beruntung muridnya itu orang tuanya penting di sekolah ini. Jika tidak, sudah dia hukum berat saat ini.

" Baiklah. Sekarang cuci muka kamu biar tidak ngantuk lagi " pinta bu Nisa sabar.

Ghifa mendengkus kasar lalu beranjak menuju toilet. " Bangsul, gue belajar tiap malam dikatain nyontek " gerutu Ghifa yang sudah berada di luar kelas.

Gadis itu terus mengomel tanpa sadar ada tiga orang yang mengikutinya dari belakang. Gadis itu berhenti melangkah, kepalanya menoleh ke kanan kiri karena merasa ada orang yang mengikutinya.

" Ck, dasar setan! Lu kalau mau nakutin jangan diem diem dong. Kayak mantan aja " celoteh Ghifa.

Merasa sepi, gadis itu kembali berjalan menuju toilet.

" Hmpptt " seseorang membekap mulut Ghifa. Gadis itu memberontak lalu perlahan matanya tertutup. Dan tubuhnya terasa enteng.

Oh tidak! Ghifa pingsan!

" Cepet bawa dia! " ucap seseorang yang memerintah kedua temannya.

" Tubuhnya berat njir! " ucap gadis di depannya yang sedang menahan tubuh Ghifa.

" Oi bantuin gue ngangkat tubuhnya " suruh gadis tadi kepada satu temannya.

" Ck, gausah di gendong. Tarik aja " gertak gadis tersebut kesal.

Akhirnya mereka bertiga menarik tubuh Ghifa menuju gudang. Setelah tiba disana mereka mengikat tubuh Ghifa pada meja.

Bos dari kedua gadis itu mendekat kearah Ghifa. Dia mengeluarkan lipstik merah maroon dari sakunya. Dengan senyum licik yang tercetak di bibirnya, ia mengoleskan lipstik tersebut kewajah Ghifa.

" Ini akibatnya kalau lo bully gue saat di kantin waktu itu " ujar Citra. Ya, gadis itu tengah membalaskan dendam kepada Ghifa. Karena gadis itu merasa malu telah di bully.

Citra sedikit menjauh dari tubuh Ghifa. Dia memberi kode kepada Fera agar gadis itu menyiram tubuh Ghifa dengan air comberan. Gadis bernama Fera itu mengambil air comberan yang sudah mereka sediakan di gudang.

Setelah menyiramkan air tersebut Alin menaburan tepung ke tubuh Ghifa yang basah.

" Lo yakin Ghifa gak tahu kalau kita pelakunya? " tanya Fera sedikit cemas kepada kedua sahabatnya.

" Gak bakal cewek bangsat ini tahu " sahut Alin cepat seraya menaburkan tepung ke tubuh Ghifa.

Alin menepuk kedua tanganya setelah menyelesaikan tugasnya. Mereka bertiga langsung keluar dari gudang. Tak lupa pula, Citra mengunci gudang tersebut dari luar.

" Selesai juga ngurusin anak setan itu " ucap Alin lega.

" Makannya apa njir, tubuhnya berat gitu " timpal Fera.

" Kudanil mungkin " jawab Alin.

" Buruan kita pergi sebelum ada yang liat " kata Citra kemudian segera pergi dari depan gudang.

***

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang