16. Pingsan ( REVISI )

5.8K 219 1
                                    

Mulmed : Fera Aurelxin

***

Ghifa mengerjapkan matanya, dia terbatuk karena menghirup tepung disekitar wajahnya. Matanya membulat saat melihat rok dan kakinya yang dilumuri oleh tepung.

Hidungnya juga mencium aroma tak sedap tadi tubuhnya. Gadis itu merasakan kedua tangannya diikat dari belakang, mulutnya juga di sumpali oleh sekepal kertas.

" Ngggg "

Gadis itu berusaha melepas ikatan di kedua tangannya. Dia juga tidak tahan dengan aroma yang menyeruak disekitarnya.

'Siapa sih yang bikin gue kayak gini?! Awas kalau gue tau!' umpatnya dalam hati.

Sudah banyak tenaga yang dia keluarkan untuk melepas ikatan tersebut. Namun tidak ada perubahan sama sekali. Tepung yang melumuri wajah dan mulutnya yang disumpal, membuat Ghifa kesulitan bernafas.

'Savage! Kenceng amat ni tali ngikat tangan gue'

Ghifa menghembuskan nafasnya pasrah, dia lelah dan takut berada di gudang yang gelap ini. Namun bukan Ghifa namanya kalau merasa lemah, gadis tersebut kembali berusaha melepas ikatan di kedua tangannya.

Upayanya berhasil, kini tangannya terlepas dari ikatan tali. Ghifa juga memgambil kertas yang menyumpal di mulutnya.

" Anjing! Siapa yang ngelakuin ini semua ke gue?! Awas kalo ketemu! Bakal gue balas lebih buruk! " tegas Ghifa penuh dendam, ia merasa dirinya di bully diam diam.

Keadaan gelap ditambah suara tikus tubuhnya bergidik ngeri. Ghifa pun melangkahkan kakinya seraya meraba sekitarnya.

Dia sudah kedinginan akibat air comberan!

Ghifa meraba pintu kemudian meraba tembok, ia menemukan saklar lampu kemudian menghidupkan lampu yang berada di gudang.

" Uhukk uhukk! "

Ghifa terbatuk karena menghirup butiran tepung yang menempel di wajahnya.

Dia berusaha membuka pintu namun terkunci. Gadis itu memukul pintu berkali kali agar ada seseorang yang membukanya.

" Uhukk! Siapa pun yang ada diluar, tolong bukain pintu!! " ucap Ghifa berusaha berteriak, dadanya juga sesak akibat terlalu banyak menghirup debu.

" Uhukk! Uhukk! "

Gadis itu berusaha menahan berat tubuhnya, ia memejamkan matanya untuk menetralkan depan kita jantungnya.

Terdengar suara langkah mendekati gudang. Ghifa segera membuka matanya, dan kembali menggedor pintu.

" Woy tolongin gue! " teriak Ghifa.

" Ghifa, lo disana?! " tanya Aurin memastikan.

" Ini gue Rin! Cepet bukain, disini sumpek " jawab Ghifa.

" Pintunya dikunci " ucap Diandra yang berusaha membuka pintu.

" Ghifa, bisa kamu menjauh dari pintu? " pinta Diga.

" Uhukk! Gue gak betah disini dan lo nyuruh gue menjauh? Ogah! " tolak Ghifa.

" Saya mau dobrak pintu ini " kata Diga tenang.

Akhirnya Ghifa menjauh dari pintu, " O-oke gu-gue udah ja-jauh dari pintu " ucap Ghifa memberitahu Diga.

Diga mundur beberapa langkah, kemudian menendang pintu tersebut hingga terbuka.

" Omaigat! Ghifa! " pekik Aurin lalu menghampiri Ghifa bersama Diandra.

" Siapa yang lakuin ini ke lo?! " ucap Diandra, ternyata sahabatnya telah di bully diam diam.

Diga dan kedua temannya mendekat kearah Ghifa.

" Gu-gue--"

Belum sempat dia menjawab pertanyaan Diandra, tubuhnya sudah ambruk.

Diga yang berdiri didepan Ghifa langsung menahan tubuh gadis itu agar tidak jatuh ke lantai. Dia menyelipkan tangannya di lekukan kaki Ghifa dan dibelakang leher gadis itu.

Dia mengangkat tubuh Ghifa dan berjalan meninggalkan gudang.

" Eh, Ghifa mau lo bawa kemana?! " teriak Aurin. Diga tidak merespon, dia terus mempercepat langkahnya menuju suatu tempat.

" Tungguin gue! " teriak Joni lalu berlari menyusul Diga dan diikuti oleh Angga.

" Ikutin Diga " kata Diandra lalu mereka berdua berlari mengikuti Diga.

Setiba di koridor banyak murid yang bingung dengan siapa yang di gendong oleh Diga.

" Itu siapa yang di gendong cupu? "

" Iya, siapa tuh? "

" Cewek keknya tapi siapa nyet? "

" Mana gue tahu. Emang gue emaknya "

" Bau njir pen muntah gue "

" Nemu dimana tuh si cupu? Di got kali ya "

Diga tidak menanggapi ucapan terang terangan tersebut. Yang dia pikirkan sekarang adalah keselamatan Ghifa. Setelah tiba di ruang privat yang tersedia di sekolah, Diga menelpon pelayan dan dokter untuk memeriksa keadaan Ghifa. Ia ingin pelayan yang ia tugaskan mengganti seragam Ghifa yang kotor. Dan setelah akan ia periksakan ke dokter.

***
Bonus pict :

Azka Putra Adhitama

Azka Putra Adhitama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang