To My Youth
Bagian 10 : We are friends, aren't we?— • 🍀• —
Hari yang kelam untuk Hyunjin, Jisung, Chan, Minho, Yeji dan Ryujin. Pasalnya semalam mereka pulang terlambat karena jadwal yang padat dan baru mendapat tidur selama dua jam. Pagi ini mereka sudah harus ke sekolah dan memastikan kalau mereka terlihat baik-baik saja. But no, tidak ada yang baik-baik saja. Tidak ada yang bersemangat seperti biasa. Sesampainya di sekolah mereka langsung masuk ke kelas masing-masing tanpa obrolan yang biasa mereka lontarkan.
Chan dan Jisung langsung membaringkan kepala mereka di meja begitu duduk di bangku mereka. Untungnya tidak ada lagi wartawan ataupun reporter yang mengikuti mereka ke sekolah. Berterimakasihlah pada kebijakan sekolah.
Bel berbunyi dengan nyaring. Chan dan Jisung terpaksa menegakkan kepala mereka yang terasa berat. Mungkin kepala Jisung tidak terasa seberat kepala Chan yang benar-benar tidak mendapat jatah tidur. Kalaupun dapat, mungkin hanya beberapa menit. Lagu-lagu yang belum selesai digarapnya memanggil-manggil untuk diselesaikan semalam. Alhasil dia menghadap komputernya semalaman.
Melihat sang wali kelas masuk tidak sendirian membuat para murid bertanya-tanya, siapa yang datang bersama wali kelas mereka?
"selamat pagi semuanya, kelas kita kedatangan murid baru lagi" sapa sang wali kelas.
Dua murid tambahan sudah berdiri di depan kelas. Satunya laki-laki bersurai blonde dan yang satunya perempuan bersurai hitam. Mereka terlihat seperti pangeran dan putri kerajaan.
"selamat pagi semuanya, namaku Lee Chaeryeong. Mohon bantuannya" perempuan itu membungkuk sopan dan tersenyum. Disikutnya laki-laki di sebelahnya untuk ikut memperkenalkan diri.
Laki-laki itu melihatnya sekilas. Lidahnya tiba-tiba terasa kelu untuk mengatakan satu kata saja. Pandangannya beralih pada teman-teman sekelas barunya.
"o-oh, good morning everyone. My name is Felix and I'm from Australia" akhirnya cara memperkenalkan diri yang diajarkan perempuan itu berhari-hari sirna begitu saja. (o-oh, selamat pagi semuanya. Namaku Felix dan aku dari Australia.)
Mendengar kata Australia, mata mengantuk Chan terbuka sempurna. Hey, teman satu halamannya! Sejujurnya para siswi terkejut dnegan betapa dalamnya suara laki-laki yang berdiri di depan kelas mereka itu.
Felix dan Chaeryeong dipersilahkan duduk. Mereka berdua memilih duduk di barisan paling belakang, berhubung hanya tersisa dua bangku kosong di kelas itu. Dengan ditempatinya satu bangku oleh mereka berdua, tersisa satu bangku kosong. Chan membalikkan tubuhnya menghadap belakang. Manik matanya bertemu dengan milik Felix. Disunggingkannya senyuman terbaik yang dia punya. Felix membalas senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth [✔]
FanfictionMy youth is not as beautiful as how I imagined it will be.