To My Youth
Bagian 21 : It's [not] your fault (pt.2)— • 🍀• —
Perempuan bersurai panjang bermarga Hwang itu tidak henti-hentinya menatap layar ponselnya sejak tadi. Membaca puluhan artikel dan komentar mengenai dirinya. Masalah 'aksi tidak senonoh'nya itu masih berlanjut sampai sekarang. Dia sendiri pun bingung, apakah perlakuannya seburuk itu sampai hampir seluruh penduduk Seoul menyalahkannya dan memberikan komentar negatif padanya?
"Yeji" seseorang memegang bahunya, membuat lamunan perempuan itu buyar.
"sudah, cukup. Jangan dibaca lagi. Mereka kan nggak tahu apa yang terjadi" orang yang memegang bahunya itu duduk disebelahnya sambil mengambil ponsel perempuan itu dari tangannya.
"aku.. cuma mau tahu perkembangannya. Siapa tahu mereka udah ngelupain masalah itu, kan?"
"tapi kamu nyakitin diri kamu sendiri kalau begini caranya. Udah lah, PD-nim pasti punya cara yang lebih baik untuk nyelesain masalah ini"
"mau sampai kapan, Ryujin? Udah hampir sebulan tapi mereka masih aja ingat masalah itu" nada bicara Yeji berubah ketus.
Ryujin memilih diam dan tidak membantah ucapan Yeji.
"lihat, kan? Bahkan kamu nggak bisa membantah ucapanku" Yeji bangkit dari duduknya dan beranjak meninggalkan Ryujin yang masih mematung berusaha memikirkan kata-kata di kepalanya.
"Yeji, tunggu!" Ryujin ikut bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah kaki Yeji.
Seakan memang meminta Ryujin untuk mengikutinya, Yeji hanya diam sambil memelankan langkahnya agar Ryujin bisa menyamakan langkah dengannya. Kaki jenjang milik Yeji melangkah menapaki satu-persatu anak tangga menuju atap. Ryujin masih setia mengikutinya. Ryujin sudah hapal, Yeji pasti pergi ke atap setiap ingin menenangkan dirinya.
Kedua perempuan bersurai gelap itu mendudukkan diri di lantai atap, menikmati semilir angin yang mulai terasa hangat karena sebentar lagi musim akan berganti. Keduanya bungkam dan memilih untuk menikmati suasana siang itu dengan hening. Sebenarnya banyak sekali yang ingin Yeji ucapkan pada sahabatnya itu. Tapi lisannya tidak ingin berucap walau hanya satu katapun.
"kalau aja waktu itu aku ikut bicara, mungkin kamu nggak akan nanggung semuanya sendiri" Ryujin yang tidak tahan dengan keheningan diantara mereka angkat bicara.
Yeji menolehkan kepalanya untuk menatap lawan bicaranya itu, "ngomong apa, sih?" kekehnya.
"aku nggak nanggung semuanya sendiri kok. Kamu kan selalu sama aku. Lagian kayak kata kamu, PD-nim pasti lagi nyiapin cara lain untuk bikin rumor ini teredam" sambungnya.
"Yeji, apa menurut kamu aku ini sahabat yang buruk?" Ryujin ikut menolehkan kepalanya yang tadinya menatap langit sekarang balas menatap perempuan disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth [✔]
FanfictionMy youth is not as beautiful as how I imagined it will be.