Chapter 19

124 13 0
                                    

To My YouthBagian 19 : Honestly, what are we?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To My Youth
Bagian 19 : Honestly, what are we?

— • 🍀• —

Bel berbunyi nyaring. Semua murid menyimpan barang-barang mereka ke dalam tas dengan senyuman lebar di wajah mereka. Jadwal sekolah hari ini sudah selesai, mereka bisa menikmati empuknya kasur lagi setelah ini, tapi tidak mereka semua.

"Jeongin, jangan pulang dulu" Jeongin menghentikan aktivitasnya mendengar namanya dipanggil.

"saya, ssaem?" Jeongin menunjuk dirinya sendiri.

"iya, kamu. Memangnya siapa lagi yang punya nama Jeongin di kelas ini selain kamu?"

Jeongin tersenyum kikuk sambil mengangguk. Teman-teman sekelasnya sudah lebih dulu keluar kelas, meninggalkannya dengan wali kelas mereka di dalam sana. Jeongin melangkah dengan ragu menuju meja guru. Belum lagi dia buka suara, wali kelasnya itu sudah berjalan mendahuluinya. Mau tidak mau Jeongin mengekorinya menuju ruang guru.

Jeongin duduk di hadapan wali kelasnya itu di mejanya. Kepalanya tertunduk memperhatikan tangan kanannya yang memainkan jari-jari tangan kirinya.

"Jeongin," sekali lagi namanya dipanggil. Sang pemilik nama mendongakkan kepalanya menatap si lawan bicara tanpa mengeluarkan suara.

"hampir dua minggu kamu absen dan baru masuk hari ini" ucapan gurunya langsung membuatnya diam seribu bahasa. "ada apa?" tanya gurunya lagi.

Seakan mulutnya terkunci, Jeongin tidak bisa mengatakan apapun.

"sehari dua hari masih wajar, tapi hampir dua minggu, kamu kemana?"

Kepala laki-laki bermarga Yang itu kembali tertunduk. Mulutnya masih terkunci. Otaknya seakan tidak bisa memikirkan alasan yang logis untuk menjawab pertanyaan itu.

'aku tertidur selama itu, ssaem'

'ah, aku sedang dalam misi menyelamatkan dunia, ssaem'

'aku datang ke sekolah, tapi tidak menjawab saat diabsen, makanya absenku kosong, ssaem'

Ayolah, hanya itu alasan yang bisa dipikirkannya. Kalau dia masih balita, mungkin gurunya akan percaya. Tapi dia bukan anak kecil lagi, siapa yang akan mempercayai alasan seperti itu?

"Jeongin?"

Jeongin tersadar, "hm i-itu, a-aku punya suatu kepentingan yang harus aku selesaikan, ssaem"

To My Youth [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang