Chapter 36

134 11 0
                                    

To My Youth
Bagian 36 : Wanna be friend?

— • 🍀• —

Pagi hari yang cerah di kota Seoul. Mentari sudah menyapa, tandanya saatnya hari baru dimulai. Layaknya orang dewasa yang pergi bekerja, para murid juga pergi ke sekolah. Sama halnya dengan laki-laki bermarga Yang ini. Almamater abu-abu sudah melekat di tubuhnya. Tidak lupa nametag bertuliskan Yang Jeongin disematkan di dada kirinya. Kakinya yang sudah dibalut kaos kaki pun melangkah menyusuri lantai rumahnya menuju meja makan, dimana seorang perempuan paruh baya sudah menunggunya.

"selamat pagi, eomma" sapanya.

Sang ibu tersenyum, "selamat pagi. Makanlah sarapanmu"

Jeongin duduk di salah satu kursi lalu mulai melahap sarapannya. Mereka menikmati sarapan dalam keheningan. Selalu seperti itu.

"Jeongin, ujian akhir kan sebentar lagi, kamu berhentilah bekerja"

Jeongin berhenti mengunyah, "kita udah terlalu sering bahas ini, eomma. Selama appa masih sering datang dan—"

Ucapanya tersela, "dia nggak akan datang lagi. Ujianmu lebih penting, jadi fokuslah dengan sekolahmu. Gimana kalau kamu nggak naik kelas nanti?"

Laki-laki itu terkekeh, "kalau aku nggak naik kelas, itu tandanya guru-guru terlalu sayang sama aku karena nggak mau aku cepat lulus"

"eh tunggu, appa nggak akan datang lagi?" tanya nya.

Sang ibu diam sejenak, membuat tanda tanya di benak Jeongin semakin besar. Laki-laki itu terus menatap sang ibu sampai perempuan itu akhirnya buka suara.

"ayo kita pindah dari sini, dan jangan kasih tahu dia"

Mata Jeongin tentu saja membulat, "p-pindah? Eomma yakin? M-maksudku, gimana kalau aku kangen appa nanti?"

Senyuman tipis sang ibu kembali terlihat, "eomma tahu kamu nggak akan kangen sama dia" kekehnya. "jangan terus-terusan ngorbanin kebahagiaan kamu, Jeongin. Kamu juga harus ingat untuk bahagiain diri kamu. Masalah keuangan kita, itu urusan eomma. Tugas kamu adalah belajar dan nikmati masa muda kamu"

"tapi eomma, gimana kalau eomma kelelahan?"

"memangnya kamu sendiri nggak lelah harus nanggung semuanya sendiri selama ini?" sang ibu balas bertanya. Jeongin diam, bukan karena tidak bisa menjawab, tapi lisannya enggan mengatakan apa yang ada di pikirannya.

"nikmati masa muda kamu selagi bisa, dan jangan terlalu memikirkan masalah ini" sang ibu mengelus puncak kepalanya lalu beranjak dari sana untuk membersihkan piring yang mereka gunakan untuk sarapan.

Jeongin memerhatikan gerak-gerik sang ibu dengan senyuman mengembang di wajahnya. Dia bangkit dari duduknya lalu menyandangkan tasnya ke bahunya.

"oke deh, aku berangkat sekolah dulu. Aku akan naik kelas, eomma, tenang aja" kekehnya setelah itu mencium kedua pipi sang ibu.

To My Youth [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang