To My Youth
Bagian 25 : I just.. can't— • 🍀• —
Siang yang terik di kota Seoul. Seperti biasa, siang yang terik seperti ini tidak pernah menghalangi seorang Yang Jeongin untuk melakukan pekerjaannya. Entah sudah berapa banyak kardus berisi barang yang diangkutnya sejak pagi tadi. Hari ini lagi-lagi dia bolos sekolah demi bekerja. Semalam ayahnya datang lagi dan meminta uang seperti biasa, jadi hari ini dia harus bekerja ekstra karena uangnya sudah lenyap.
Laki-laki bermarga Yang itu mengusap dahinya yang sudah basah karena keringat. Jam makan siang akhirnya tiba, dia akhirnya bisa selesai bekerja dan menikmati makan siangnya sebelum pergi ke tempat kerja selanjutnya. Karena Jeongin masih siswa sekolah menengah, dia hanya bisa bekerja paruh waktu, jadi dia memilih banyak tempat bekerja.
Setelah membeli sandwich dan minuman yang akan menemani makan siangnya kali ini, Jeongin memilih duduk di dekat sungai Han sebagai tempat makan siangnya. Dia melahap makanannya dengan hening. Tidak ada teman bicara yang biasanya menemaninya saat beristirahat. Sudah beberapa hari ini temannya itu tidak pernah muncul. Tidak di sini, di sekolah, bahkan di kelas. Entah kemana perginya. Ya, Jeongin kehilangan sosok Yuna sebagai temannya.
"ah, jadi kau bolos demi melakukan hal seperti ini?"
Jeongin hampir tersedak saat mendengar suara seseorang dari arah belakangnya. Jeongin langsung menoleh dan mendapati wali kelasnya sedang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Laki-laki bersurai gelap itu refleks berdiri lalu membungkuk sopan pada sang guru.
"selamat s-siang, ssaem"
"aigo, kenapa kau bolos lagi? Bukannya sudah aku peringatkan untuk jangan mengotori absenmu lagi?"
Jeongin hanya bisa diam sambil terus mengalihkan pandangannya karena tidak mau bertukar pandang dengan sang guru. Dilihatnya sang wali kelas malah duduk di sebelah tempat duduknya tadi dan menyuruhnya kembali duduk.
"duduklah, kau sedang makan siang, kan?"
Jeongin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal lalu duduk dengan perasaan canggung. Makanannya masih bertengger di tangannya tanpa dimasukkan ke mulut.
Gurunya terkekeh, "makanlah, aku tahu kau lelah"
"i-iya, ssaem"
Dengan gestur tubuh yang benar-benar canggung, Jeongin melanjutkan makan siangnya. Siapapun yang melihatnya sekarang mungkin akan tertawa. Setidaknya itulah reaksi gurunya saat melihatnya.
"kau kaku sekali sih, santai saja"
Jeongin tertawa dengan canggung, "a-aku memang seperti ini kok ssaem"
Gurunya itu menghela napas, "Jeongin, apa kau tahu kalau kau sering membolos kau akan dikeluarkan dari sekolah?"
Jeongin mengangguk sambil menunduk. Sungguh, dia benar-benar tidak mau menatap lawan bicaranya. "mungkin begitu lebih baik, ssaem"
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Youth [✔]
FanfictionMy youth is not as beautiful as how I imagined it will be.