Chapter 33

132 10 1
                                    

To My YouthBagian 33 : The truth untold (pt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To My Youth
Bagian 33 : The truth untold (pt.4)

— • 🍀• —

Tik... Tik... Tik...

Suara detikan jam memenuhi ruangan sunyi beruansa putih itu. Seorang lelaki paruh baya tengah duduk di sofa sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada, ditemani seorang perempuan yang duduk di sebelahnya. Wajah kedua insan itu terlihat tertekuk, seakan amarah mereka bisa meluap kapan saja. Sesekali lelaki paruh baya itu melirik jam dinding yang membuat keheningan di ruangan itu sedikit terisi suara.

Di tengah keheningan, suara pintu terbuka dan langkah kaki pelan mulai terdengar. Dari suara langkahnya saja, bisa dipastikan kalau pemilik langkah kaki itu melangkah dengan gontai. Suara langkah kaki berhenti terdengar saat seorang laki-laki muda berhenti di dekat kedua insan yang tengah duduk dengan wajah tertekuk tadi.

Laki-laki muda bermarga Kim itu terlihat kacau. Rambutnya sedikit acak-acakan, wajahnya pucat, di bawah matanya ada guratan hitam, bahkan tatapan matanya terlihat kosong. Laki-laki itu tidak terlihat seperti dirinya.

"dari mana kamu?" tanya laki-laki paruh baya itu dengan nada yang datar namun menusuk.

Laki-laki Kim itu menjawab dengan suara yang gemetar, "b-belajar, a-appa"

"kebohongan apa lagi yang mau kamu mainkan sekarang?"

"aku nggak bohong"

"oh, ya? Lalu apa ini?" laki-laki paruh baya itu berdiri lalu melemparkan secarik kertas ke laki-laki yang lebih muda darinya itu.

"ka.u mau bohong seperti apa lagi, Kim Seungmin?" tanya sang ibu yang masih setia dengan posisi duduknya.

Seungmin terlihat bingung. Dengan dahi berkerut dia mengambil secarik kertas yang jatuh di dekat kakinya itu. Nama sekolahnya tertera di bagian paling atas. Ah, surat pemanggilan orang tua. Harusnya dia tahu itu.

"bolos lagi, hm? Apa kamu sudah pandai menjadi anak pembangkang sekarang?" tanya sang ayah lagi.

Seungmin meremas kertas itu, "kalau begitu datang saja ke sekolah, dan lihat bagaimana nilaiku"

"nilaimu? Apa sekarang kamu masih bisa membanggakan nilaimu yang sudah anjlok itu?"

"appa nggak akan tahu sebelum appa melihatnya sendiri"

"Kim Seungmin, dimana sopan santunmu?!" sungut sang ibu.

"eomma, appa, aku lelah. Kalau kalian nggak mau datang ke sekolah ya sudah, abaikan aja surat itu. Nggak ada ruginya juga untukku" Seungmin beranjak dari sana.

"siapa yang menyuruhmu pergi, Kim Seungmin?" suara sang ayah membuat langkahnya kembali terhenti.

"aku lelah, appa. Besok saja berdebatnya" lalu dia melanjutkan langkah gontainya.

To My Youth [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang