Holaaa ❤️
Robert sudah up!!!
Ada yang menunggu?? Tadinya mau update tadi malam, tapi mata udah ga kuat di depan laptop lama-lama. Jadi ya updatenya sekarang wkwk
Jangan lupa untuk Vote Komen dan Share cerita ini juga yaaa 🖤🖤
Happy reading guys 🖤
Enjoyyyyy and Lope u 🖤🖤🖤
❄️❄️❄️❄️❄️
Gaby keluar dari kelasnya ketika hari sudah menjelang siang. Ia menatap ke sekelilingnya dan menemukan Paul melambaikan tangan ke arahnya. Gaby lalu berjalan mendekati Paul dengan santai.
“Bagaimana harimu?” tanya Paul semangat.
“Seperti biasa.” Ucap Gaby datar. Ia lalu menatap paul penasaran.
“Ada apa?” tanya Paul salah tingkah.
“Aku baru melihatmu hari ini, kemana saja?”
Paul tersenyum. “Kau merindukanku?” tanyanya senang.
Gaby memutar bola matanya malas. “Tentu saja tidak.”
Lagi-lagi Paul tersenyum, Gaby sangat menggemaskan dengan raut wajah cueknya. Raut wajah itu terlihat sangat seksi dimatanya. Rasanya saat Gaby bertanya tentangnya seperti itu membuat ia ingin terus menghilang agar Gaby terus merindukannya.
“Kau bisa meneleponku kalau kau merindukanku.” Ucap Paul percaya diri.
Gaby menatap Paul tidak percaya. “Sudah kukatakan aku tidak merindukanmu.”
“Sudahlah, sekarang ayo kita makan siang bersama dan merayakan pekerjaan baruku.” Ucapnya sambil merangkul bahu Gaby dan menggiring perempuan itu ke kafetaria kampus.
“Kau mendapatkan pekerjaannya?”
“Tentu saja!”
“Selamat kalau begitu.”
“Kau terdengar tidak bahagia saat mengatakannya,”
“Biasa saja.”
“Kalau begitu aku akan meneraktirmu sampai kau puas hari ini.”
Gaby menatap Paul datar. “Kau semakin sombong.”
Paul mengedikkan bahunya. “Biasa saja.” ucapnya datar menyerupai nada Gaby yang sebelumnya.
Gaby hanya menggelengkan kepalanya. Tapi seakan teringat sesuatu Gaby langsung menegakkan tubuhnya.
“Sepertinya aku tidak bisa kau traktir hari ini.” ucapnya.
“Kenapa?”
“Aku baru ingat kalau Tullah harus kubawa ke rumah sakit hewan.”
“Jadi anjing itu lebih penting dariku?” tanya Paul kecewa.
“Tullah selalu ada di sampingku Paul.”
“Memangnya kenapa dia harus ke rumah sakit?”
“Akhir-akhir ini Tullah sangat rewel, membuatku kerepotan.”
“Kenapa tidak kau masukkan penangkaran anjing saja kalau begitu?” tanya Paul tak acuh.
“Itu sama saja aku membunuhnya.”
“Toh anjing itu hanya merepotkan mu.”
Gaby menatap Paul tidak suka. Tullah anjing kesayangannya. Berani sekali lelaki ni mengatakan kalau Tullah merepotkan. Tullah bahkan tidak pernah meminta makan pada Paul.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E S T I N Y
RomanceApa jadinya cowok yang terlihat kalem dan cool bertemu dengan cewek yang cuek dan masa bodo terhadap lingkungannya maupun kepada para lelaki yang menginginkannya?? _________________________________________ PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !!! DILARANG MENY...