Chapter 15 : TULLAH!

5.3K 401 5
                                    

Holaaa ❤️

ROBERT UP!!!

ADA YANG NUNGGU?

Semoga suka dengan chapter ini 🖤🖤🖤

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK, SUPAYA UP NYA MAKIN CEPAT JUGAAA 🖤

HAPPY READING GUYSS 🖤

ENJOYYYYY AND LOPE U ALL 🖤🖤🖤

❄️❄️❄️❄️❄️

Gaby membalikkan halaman demi halaman buku yang sedang ia baca.

Gaby sedang mencoba untuk membuat sebuah jurnal mengenai komunikasi psikologis. Karena ia sudah tidak lagi bekerja di club, waktu luangnya menjadi sedikit lebih banyak dibandingkan sebelumnya.

Padahal jika kembali diingat-ingat lagi, Gaby bahkan belum lama bekerja di club. Ia baru bekerja sebulan setelah ia pindah ke Oxford, sedangkan ia pindah baru sekitar lima bulan yang lalu. Jadi jika dipikirkan lagi, ia baru bekerja selama empat bulan dan sekarang ia sudah berhenti.

Gaby kembali membalikkan halaman buku yang dibacanya. Ia sudah membaca beberapa buku mengenai psikologis, beberapa buku mengenai komunikasi sosial serta buku-buku mengenai komunikasi antar pribadi.

Beberapa buku yang ia baca langsung Gaby tandai dan menuliskannya pada sebuah kertas. Menyenangkan rasanya ketika ia bisa membaca dan menulis se-luwes ini. Gaby melirik jam tangannya dan sadar ternyata ia sudah hampir empat jam berada di perpustakaan.

Gaby langsung mengemasi barang-barangnya dan mengembalikan buku yang ia baca. Ia sudah terlambat memberi Tullah obat. Ternyata anjing centilnya itu memang sedang demam.

Ya Tuhan, detik dimana Gaby mengetahui kalau Tullah sedang sakit, detik itu pula ia merutuki dirinya sebagai majikan yang tidak becus. Ia benar-benar merasa bersalah pada Tullah. Apa yang akan terjadi jika Tullah pergi?

Sungguh, tidak pernah sekalipun terpikirkan oleh Gaby bahwa Tullah akan meninggalkannya karena demam. Ia ingat bagaimana Tullah hanya diam ketika dokter hewan itu menyuntiknya. Tullah tidak banyak bergerak dan bersuara seperti biasanya.

Dan ia ingat bagaimana Michael setia memeluk bahunya, menemaninya menunggu sampai Tullah selesai di obati.

Michael.

Ternyata lelaki itu tidak jahat seperti yang orang-orang katakan. Lelaki itu tidak berbahaya seperti yang ayahnya selalu peringatkan.

Bukan karena ia ingin menjadi anak durhaka, tapi melihat bagaimana Michael ikut khawatir seperti dirinya pada Tullah, cukup membuat Gaby sadar kalau Michael tidak seburuk itu.

Gaby berjalan keluar dari wilayah kampus menuju Apartemennya. Tapi sebelum itu, ia singgah di pet shop terlebih dahulu untuk membeli makanan untuk Tullah. Mulai hari ini, Gaby akan lebih memperhatikan Tullah.

Apalagi kala mengingat ia sudah tidak bekerja di club, maka ia punya lebih banyak waktu untuk memperhatikan Tullah.

"Gaby,"

Gaby menoleh ketika mendengar seseorang memanggil namanya sesaat setelah ia keluar dari pet shop.

"Jack? Hey," sapa Gaby melihat Jack yang berjalan cepat kearahnya. Lelaki itu lalu memeluknya, dan dibalas oleh Gaby. Ya ampun, ia juga merindukan temannya yang satu ini!

Bisa dikatakan diantara semua teman Gaby yang laki-laki, Gaby merasa kalau berteman dengan Jack lebih menyenangkan. Jack adalah orang yang berpikiran simpel dan menyenangkan. Lelaki itu tidak pernah sama sekali membuat Gaby merasa tidak nyaman.

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang