Chapter 22 : It's up to you

5.3K 370 20
                                    

HOLAAA ❤️

ROBERT UP UP UP!!!

HAPPY READING GUYS🖤

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK 😘😘😘

❄️❄️❄️❄️❄️

Jimmy membaca setiap laporan yang dikirim oleh pengawal yang disewanya untuk Gaby dengan teliti. Berulang-ulang kali ia sudah membacanya tapi tetap saja ia tidak percaya. bahkan foto-foto yang dikirim oleh orang-orang itu tetap tidak bisa membuatnya percaya.

Bagaimana mungkin ia memercayai laporan yang mengatakan kalau Robert memperlakukan putrinya dengan sangat lembut dan merawat putrinya dengan telaten, dimana dunia tahu kalau Robert adalah orang yang kejam?

Bagaimana mungkin ia memercayai foto yang menunjukan bagaimana sayunya pandangan lelaki itu menatap putrinya dengan penuh rasa.... sayang? Apa-apaan ini!

Semua orang juga tahu kalau Michael Robert Dallas adalah orang yang tidak memiliki hati!

Tidak tidak tidak! Laporan ini tidak mungkin. Bisa saja lelaki itu berbuat baik karena dia adalah donatur yayasan milik putrinya. Ah ya benar, ia berbuat baik hanya sebatas rekan kerja saja.

Tapi rekan kerja mana yang merawat rekannya ketika sakit?

Ya ampun kepala Jimmy benar-benar terasa pusing. Apalagi jika harus memikirkan nasib putrinya jika bersama dengan Robert.

Apa Robert benar-benar menyukai putrinya? Benarkah itu?

Ia hanya tidak ingin putrinya sengsara jika nantinya akan bersama dengan mafia kelas kakap seperti Robert. Selain itu, membiarkan putrinya bersama Robert hanya akan membuat Gaby berada dalam bahaya. Mengingat bagaimana menjamurnya musuh-musuh Robert.

Ditambah lagi dengan putrinya kesehatan putrinya yang mudah terganggu, akan semakin berbahaya jika Gaby bersama dengan Robert.

Sungguh Jimmy tidak rela. Tapi melihat tatapan putrinya pada Robert, ia tahu kalau putrinya itu juga menyukai Robert walau belum menyadarinya.

Ya Tuhan, sebagai seorang ayah, ia hanya ingin yang terbaik untuk putrinya. Sebisa mungkin menjauhkan orang-orang berbahaya dari putrinya. Ia ingin meliha putrinya bahagia dan besar harapannya kalau bukan Robert yang akan membuat putrinya bahagia.

Apalagi mengingat sepak terjang Robert selama tujuh tahun terakhir, ia benar-benar tidak rela jika suatu saat nanti putrinya itu akan bersama dengan orang yang memiliki harga kepala paling mahal di dunia itu.

“Apa yang harus aku lakukan Retha?” tanyanya pada istrinya yang tengah membaca majalah.

“Kalau memang Michael benar-benar mencintai Gaby, kita tidak bisa melakukan apa-apa.”

“Tapi aku tidak bisa membiarkan putriku satu-satunya bersama dengan orang jahat dan berbahaya!” ucap Jimmy frustasi.

“Sayang, biarkan Gaby yang memilih. Kita sudah berkali-kali memintanya menjauhi Michael, dia menurutinya bukan? Memang Michael yang menginginkan Gaby, jadi biarkan saja. Lagipula Michael kelihatan sangan lembut dan telaten merawat Gaby.”

“Margareth..”

“Aku tahu, aku juga khawatir tapi ini hidup mereka. Mereka yang akan menjalaninya. Yang harus kita lakukan adalah ikut menjaga Gaby agar tidak berada dalam bahaya. Sekalipun Michael pasti akan melindunginya, sebagai orang tua kita juga harus tetap melindunginya.”

Jimmy menatap Margareth dengan sayu, kekhawatiran dan tatapan tidak rela masih terbaca jelas di raut wajahnya maupun tatapannya. Margareth berdiri dan menghampiri Jimmy, mengelus pundak suaminya itu dengan hangat mencoba memberikan kekuatan kalau semua akan baik-baik saja.

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang