Chapter 25 : I'm not going anywhere.

5K 348 23
                                    

HOLAAA ❤️

Robert akhirnya up juga, maaf membuat kalian menunggu. Untuk kedepannya aku ga janji bakalan rajin up, tapi aku bakalan usahakan up cepat 🖤🖤🖤

Semoga suka 🖤🖤🖤

HAPPY READING!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN (BIAR AKU SEMANGAT TERUS BUAT UP SECEPATNYA 🖤🖤🖤)

Enjoyyyyy and Lope u ❣️

❄️❄️❄️❄️❄️

Gaby membuka matanya dengan sayu. Mengedarkan pandangannya mengelilingi ruang tempatnya saat ini. Asing. Ingatannya kembali pada beberapa waktu yang lalu, dimana ia sedang melakukan kegiatan panas dengan Robert.

Ia melihat tubuhnya yang berpakaian. Apa tadi ia hanya mimpi? Tempat ini juga bukan ruangan Robert tadi siang. Dimana ia sekarang?

Pintu kamar itu terbuka lebar. Gaby menatap Robert yang berjalan ke arahnya. Lelaki itu tersenyum menatapnya.

“Kau sudah bangun?”

Gaby mengangguk, ia menatap Robert dengan tatapan bingungnya. Apa kegiatan yang ia lakukan dengan Robert tadi sungguhan hanya mimpi? Tapi terasa sangat nyata. Pusat tubuhnya juga masih sedikit nyeri.

“Sayang, ada apa?” tanya Robert, ia mendekati Gaby dan duduk di pinggir tempat tidur Gaby.

“Di mana aku?”

“Kau di rumah.”

“Rumah?” Gaby memicingkan matanya.

“Ya, rumahku adalah rumahmu.”

“Ha? Michael aku tidak mengerti.”

“Kau milikku dan aku tidak berbagi apa yang menjadi milikku. Aku akan melindungi mu, apapun yang terjadi.”

“Michael..”

“Kau takdirku Gaby. Tidak ada yang bisa memisahkan ku darimu. Tidak ada satupun! Aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuhmu. Tuhan menciptakanmu untukku! Aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuh milikku! Kau tidak boleh pergi, tidak boleh!”

Gaby mengernyit. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Kenapa Robert sangat emosi seperti saat ini, Gaby benar-benar tidak tahu.

Dengan memberanikan diri, Gaby meraih Michael dan memeluk lelaki itu erat. Apapun yang sudah terjadi yang tidak ia ketahui, Gaby berharap itu bukan hal yang membahayakan. Robert membalas pelukan Gaby dan memeluknya sangat erat.

“Michael aku di sini, aku tidak kemana-mana. Aku tidak akan kemana-mana.” Ucapnya sambil mengelus punggung Robert, berusaha menenangkan.

Robert mengangguk pelan. Perasaanya lebih tenang sekarang. Pelukan Gaby memberinya kehangatan, kenyamanan serta ketenangan padanya yang tengah dipenuhi emosi untuk melenyapkan orang-orang sedang menantangnya diluar sana. Terlebih orang yang mencoba menyentuh miliknya.

“Sayang...” Robert merengek, berlama-lama dipelukan Gaby. Ingin terus bermanja-manja di pelukan wanitanya.

“Apa?” Gaby bertanya pelan, tangannya masih terus mengelus rambut Robert dengan lembut.

“Apa masih sakit?” tanyanya.

“Sakit? Sakit apa?”

“Milikmu, apa masih sakit? Aku ingin.”

Pipi Gaby memanas. Merah mendengar kata-kata robert yang menggoda. Berarti yang sebelumnya itu bukan mimpi.

“Michael.”.
“Apa sayang? Sudah tidak sakit lagi, hm?”

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang