Chapter 29 : Married?

5.1K 365 22
                                    

HOLAAA ❤️

ROBERT UP LAGI !!

SELAMAT MEMBACA ❤️

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA 🖤🖤🖤

️❄️❄️❄️❄️

Gabrian menatap Gaby yang terbaring lemah. Ia hanya bisa diam membisu melihat Gaby kembali terbaring lemah seperti ini. Begitu kerasnya ia berusaha menjadi dokter hanya untuk kesembuhan Gaby, tapi lihat sekarang, adiknya itu malah kembali ke ruangan ini.

Ruangan ini terakhir dipakai saat Gaby 13 tahun yang lalu. Saat Gaby masih kecil, adiknya ini memang sering terkena serangan jantung yang membuatnya harus masuk ke rumah sakit hingga empat kali dalam seminggu.

Hingga kemudian ayahnya membeli saham yang cukup besar di rumah sakit ini dan membangun ruangan khusus untuk perawatan Gaby. Saat ini bisa dikatakan kalau keluarga mereka adalah pemegang saham terbesar di rumah sakit ini. rumah sakit yang dianggap terbaik seantero London.

Ruangan ini bisa dikatakan sebagai ruangan tercanggih bahkan di rumah sakit yang ada di London bahan Britania Raya sekalipun.

Namun saat Gaby berusia 10 tahun, keluarga mereka memutuskan untuk berpindah ke sebuah kota kecil yang ada di Skotlandia.

Karena mereka pindah, ruangan ini memang dibuka untuk umum, tapi tidak sembarang orang yang bisa dirawat di ruangan ini. Hanya orang-orang berdompet tebal yang sanggup rawat inap di ruangan ini.

Tujuan mereka pindah sebenarnya untuk ketenangan Gaby. Selain untuk membersihkan sisa-sisa obat yang membuat tubuh Gaby ‘kotor’ karena terlalu banyak minum obat dan lain sebagainya dalam rangka pengobatan. Jimmy juga memutuskan untuk pindah agar bisa fokus merawat Gaby dan perusahaannya jauh dari para pemegang saham yang lain yang berusaha menjatuhkannya.

Tapi sayangnya, adiknya ini ternyata cerdik. Ia ternyata sudah mengurus berkas untuk transfer tempat kuliah, tanpa memberitahukan pada kedua orangtuanya. Dan baru memberitahukan setelah ia berhasil transfer. Benar-benar adiknya sekali.

“Bagaimana jantungnya?” tanya Gabrian pada salah satu suster yang baru saja selesai mengurus Gaby.

“Sudah kembali seperti biasa, sepertinya ini karena efek bius membuat ia kesulitan bernafas jadi jantung dan paru-parunya bekerja lebih keras untuk mencari udara. Tapi sekarang keadaannya sudah membaik, ia akan segera sadar.”

“Bagaimana dengan pendonor? Apa sudah didapatkan?”

Suster itu menggeleng. “Belum dok, belum ada jantung yang cocok dengan jantungnya.”

Gabrian mengangguk lalu memberi kode agar suster itu keluar. Setelah mereka hanya tinggal berdua, Gabrian mendekati ranjang Gaby kemudian duduk di kursi yang ada di dekat ranjang itu.

Gabrian menghela napas. Ia menatap wajah Gaby dengan sedih. Betapa ia sangat menyayangi Gaby, adiknya satu-satunya. Kenapa harus Gaby yang sakit? Rasanya Gabrian ingin berteriak dan memaki orang lain karena melihat adik kesayangannya terbaring lemah.

Sungguh Gabrian akan melakukan apa saja untuk membuat Gaby bisa sembuh. Ia bahkan siap membayar berapapun harga yang orang lain minta jika ia bisa mendapatkan jantung yang tepat untuk Gaby.

Gabrian meraih tangan Gaby dan menggenggamnya dengan erat. Ia menjatuhkan kepalanya di atas tangan mereka.

“Apa yang bisa aku lakukan agar kau sembuh? Gaby jangan membuatku khawatir. Begitu juga mommy dan daddy,  kami sangat mengkhawatirkanmu.”

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang