Chapter 2 : Which one is Michael

8.6K 636 18
                                    

Holaaa ❤️

ROBERT UP!!!

HAPPY READING 🖤🖤

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYAA 🖤 (CAPSLOCK JEBOL)

ENJOYYYYY AND LOPE U ALL 🖤

❄️❄️❄️❄️❄️

Seluruh pegawai dan pelayan yang bertugas malam ini sudah berdiri di dalam sebuah ruangan dengan cahaya yang temaram bahkan cenderung gelap. Tidak hanya mereka saja yang ada di ruangan itu, tapi juga ada beberapa laki-laki yang memiliki tubuh besar dan berotot berdiri mengelilingi mereka.

Jack menggenggam tangan Gaby dengan erat. Gaby hanya diam tidak merasa risih sama sekali. Jack memang seperti itu, lelaki itu akan langsung menggenggam tangan Gaby jika ia merasa gugup dan takut.

“Aku berani bertaruh kalau Paul akan mem-bully mu selama seminggu penuh jika melihatmu seperti ini.” Ucap Gaby.

“Dan aku bersyukur kalau ia sedang tidak ada saat ini.”

“Memangnya apa yang membuatmu takut?” Gaby menatap Jack bingung.

“Beruntunglah kau karena tidak mengenal Michael,” cibir Jack.

“Memangnya kenapa dengannya?”

“Dia itu pria yang mengerikan.” bisik Jack.

“Mengerikan seperti apa?”

Jack tidak sempat menjawab pertanyaan Gaby ketika mereka mendengar langkah laki beberapa orang mendekat sekaligus. Pintu ruangan itu dibuka dan beberapa orang berjalan masuk. Wajah orang-orang itu tidak terlihat jelas karena lampu ruangan yang temaram dan tidak terlalu terang.

“Kau akan lihat sendiri nanti.” ucap Jack pelan. Gaby hanya mengangguk paham.

“Hidupkan lampu.” Sebuah suara bariton berbicara dengan jelas. Dan hanya selang beberapa detik, cahaya dalam ruangan itu menjadi sangat terang. Mereka bisa melihat wajah setiap orang dengan jelas. Namun berbeda dengan seseorang yang berada di dekat pintu, wajahnya tidak terlihat jelas.

Berbeda dengan ruangan yang sudah terang, suasana dalam ruangan itu malah terasa semakin mencekam. Para pelayan maupun pegawai merasa terintimidasi oleh tatapan-tatapan orang-orang berbadan besar yang jumlahnya lebih dari lima orang.

“Siapa manajer tempat ini?” suara bariton itu kembali terdengar.

Awalnya tidak ada yang mau mengaku, hingga salah seorang pria yang bertubuh besar itu berdehem keras dan membuat seorang laki-laki yang berusia 40 tahunan maju dengan kaki kaki gemetar.

“Sa—saya  tuan.”

“Siapa namamu?” tanya sebuah suara yang terdengar berat dan seksi dari arah belakang pemilik suara bariton yang sebelumnya. Gaby tidak bisa melihat lelaki itu karena tertutupi oleh lelaki dengan suara bariton itu.

“Na...nama sa...saya Roland tu...tuan,”

“Oke Roland, apa kau tahu alasan kenapa kalian dikumpulkan seperti ini?” tanya suara bariton itu kembali. Roland menggeleng ketakutan.

“Seseorang mencoba membunuh tuan Michael dengan mencampurkan racun di dalam sebuah minuman dan memberikannya pada tuan Michael.”

Roland terkejut mendengar kalimat itu. Kedua kakinya semakin gemetar karena ketakutan. Dalam hati, Roland benar-benar mengutuk siapapun itu yang mencoba meracuni Robert di dalam tempat kerjanya.

“Siapa bartender yang bertugas meracik minuman malam ini?” tanya pemilik suara bariton itu lagi.

Gaby menoleh pada Jack yang terlihat semakin ketakutan. “Kau dipanggil.” ucapnya.

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang