Chapter 35 : Why?

4.4K 341 16
                                    

Holaaaa ❤️

Robert sama Gaby up ❤️

Selamat membaca ❣️

Jangan lupa vote dan komen yaa

Sayang kalian ❤️

❄️❄️❄️❄️❄️


Robert menatap hasil tes jantungnya dengan nanar. Begini kah akhirnya?

Ia memberikan hasil itu pada Alec lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Mungkin ini yang bisa ia lakukan untuk menebus kejahatan yang sudah ia lakukan seumur hidupnya.

Semua orang yang ada di dalam kamar Gaby menatapnya prihatin. Mereka tahu bagaimana Robert begitu mencintai Gaby. Berbeda dengan Gabrian yang menatap Robert dengan senyum mengejek. Lelaki itu begitu menikmati wajah frustasi Robert dengan puas.

“Sebelum operasi, kau adalah tanggung jawabku. Jadi jangan berulah.” Gabrian tersenyum tipis. “Kau harus menjaga kesehatanmu, aku tidak ingin jantung yang masuk ke dalam tubuh adikku tidak diterima dengan baik.” lanjutnya angkuh.

Robert menatap Gabrian datar. Lalu mengalihkan pandangannya pada pendeta yang masih berdiri di dekat Alec.

“Apa aku bisa menikahi Gaby sekarang?” tanyanya pelan. Gabrian mendengus tapi tidak menghalangi permintaan Robert.

Pendeta itu menatap Robert bingung. “Tapi pasangan Anda belum bangun.”

“Aku ingin mengakuinya sebagai istriku dihadapan Tuhan, sebelum aku meninggalkannya selamanya.” Robert menatap pendeta itu dengan bersungguh-sungguh.

“Apa pasangan Anda sudah bersedia menikah dengan Anda sebelumnya?” tanya pendeta itu dan di angguki oleh Robert.

“Apa sebelumnya Anda dengan pasangan sudah ikut kursus perkawinan?” Tanya pendeta itu lagi, namun Robert menggeleng pelan.

“Anda tahu bahwa pernikahan adalah sakral yang dilakukan hanya sekali seumur hidup. Namun melihat kasus Anda dan pasangan saat ini, maka saya selaku pelayan Tuhan tidak memiliki hak untuk tidak merestui Anda.”

Robert menatap pendeta itu sayu, tidak membantah maupun berkata-kata.

“Namun saya mengatakan kepada Anda, pernikahan adalah suci di hadapan Tuhan. Ia menciptakan manusia dengan tujuan untuk berbahagia maka pernikahan itu haruslah berbahagia, sehingga pertanyaan ini muncul, bagaimana Anda akan membahagiakan pasangan Anda?”

Robert terdiam. Bagaimana ia akan membahagiakan Gaby sedangkan saat Gaby siuman, ia sudah tidak ada di samping wanita itu.

“Saya memang tidak akan pernah bisa membahagiakan pasangan saya secara fisik karena saya sudah tidak akan ada setelah dia sadar. Saya hanya ingin memberikan dia kebahagiaan saat ini dengan memberikan hidup saya padanya. Jantung saya tidaklah berarti selama ia bisa tersenyum. Dia akan berbahagia dengan caranya, tanpa saya.”

“Bukankah itu artinya, setelah pasangan Anda terbangun dia sudah menjadi janda?”

“Saya tahu itu, tapi saya mencintainya dengan hati saya. Dia adalah hidup saya. Saya tidak bisa hidup tanpanya, itu sebabnya saya tidak ingin dia yang pergi. Dia memang akan menjanda begitu ia sadar, tapi itu bukan karena zina, tapi karena cinta saya.”

Robert tidak pernah tahu jika menikah serumit ini. Pake acara tanya jawab segala. Ia bukan manusia yang taat akan ajaran agama dan lainnya. Terakhir ia pergi ke gereja adalah ketika ia berusia 7 tahun dan setelah itu ia sudah tidak pernah lagi menginjakkan kakinya di gereja.

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang