Chapter 13 : Is he mad?

5.7K 401 8
                                    

Holaaa ❤️

ROBERT UP!!!

ADA YANG NUNGGU?

Semoga suka dengan chapter ini 🖤🖤🖤

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK, SUPAYA UP NYA MAKIN CEPAT JUGAAA 🖤

HAPPY READING GUYSS 🖤

ENJOYYYYY AND LOPE U ALL 🖤🖤🖤

❄️❄️❄️❄️❄️


Robert menatap Gaby yang menatapnya syok. Ia tahu, Gaby pasti akan menolak permintaanya ini. Tapi Robert tidak peduli. Ia merasa tertipu dengan perempuan berwajah datar namun terlihat polos ini. Ia tidak suka di tipu, apalagi oleh seorang perempuan yang bahkan masih berstatus pelajar.

“Apa maksud Anda Tuan Michael yang terhormat?” tanya Gaby tak suka.

Robert menatap raut wajah Gaby yang dengan jelas menunjukkan rasa tidak sukanya. Sayangnya apapun Robert tidak peduli.

“Kau mendengarnya dengan jelas, Gaby.” Ucap Robert santai.

“Mengatakan kalau saya adalah milik Anda? Saya bukan barang!” desis Gaby jengkel.

Robert tersenyum manis. “Kau jelas bukan sebuah barang. Manusia bukan barang, hanya saja aku sudah mengklaim bahwa kau adalah milikku, Gaby Smith.” Ucapnya dengan senyum manis yang masih bertengger di wajah tampannya.

Gaby mendengus. “Anda sendiri yang mengatakan bahwa manusia bukan barang, tapi sekarang Anda mengkalim seorang manusia menjadi milik anda. Apa seperti ini Anda memperlakukan semua orang yang bekerja pada Anda tuan Michael yang terhormat? Menganggap mereka semua milik Anda tapi mengatakan kalau mereka bukan barang?” ucap Gaby sinis!

Robert tertawa. “Mereka berbeda denganmu Gaby, mereka bukan milikku. Mereka bekerja padaku karena membutuhkan uang. Aku memberi mereka gaji yang setimpal dengan pekerjaan mereka. Mereka akan pensiun jika saatnya tiba.”

“Lantas apa yang membedakannya?!” nyaris saja Gaby ingin mengatai lelaki cupu yang dihadapannya ini dengan umpatan bodoh. Apa boleh ia mengumpati lelaki cupu ini?

“Mereka akan pergi begitu mereka pensiun. Sedangkan kau, kau akan berada di sisiku seumur hidupmu.”

Gaby menatap Robert marah. “Omong kosong macam apa ini!” sentaknya sengit.

Raut wajah Robert berubah datar. “Terima saja Gaby. Mau tidak mau, suka tidak suka, rela tidak rela, mulai saat ini kau sudah menjadi milikku. Selamanya.” Ucap Robert datar namun ekspresinya tidak dapat dibaca. Apakah lelaki ini sedang marah atau sedang serius?

“Sepertinya Anda sedang tidak sehat Tuan Michael. Lebih baik Anda pulang dan beristirahat.” Ucap Gaby meredakan emosinya. Ia tidak boleh emosi, Gaby harus lebih memperhatikan kesehatannya. Terlalu banyak emosi tidak baik untuk kesehatannya.

Tiba-tiba Robert tertawa membuat Gaby mengernyit dan langsung menatapnya dengan tatapan aneh. Lelaki ini benar-benar sakit, pikirnya.

“Aku tidak sedang sakit Gaby, aku tidak bisa sakit,” Ucap Robert di sela tawanya.

Gaby semakin menatap aneh pada lelaki yang ada di hadapannya ini. Apa maksudnya tidak bisa sakit? Benar-benar sebuah omong kosong yang tidak masuk akal. Fix! Laki-laki ini benar-benar sedang sakit.

Namun seketika Gaby langsung terkesiap begitu Robert tiba-tiba berhenti tertawa dan sudah menatapnya, “terima saja takdirmu, mine.” Ucapnya santai.

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang