EPILOG

9.7K 467 40
                                    

EPILOG MELUNCURRR

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ❤❤❤

SELAMAT MEMBACAAA

ENJOYYYYYY

❄❄❄❄❄

Gaby ikut meringis setiap kali menatap Robert yang meringis kala suster membersihkan pecahan kaca yang menempel di punggung tangan lelaki itu. Entah bagaimana ceritanya sampai tangan suaminya itu terluka seperti itu.

Begitu suster selesai membalut luka Robert dengan perban, sustes itu pamit keluar. Robert menoleh dan terseyum masam menatap Gaby yang menatapnya meringis. Ia mendekati brankar Gaby ketika istrinya itu mengulurkan kedua tangannya seperti anak kecil ke arahnya.

Robert tersenyum lalu meraih kedua tangan Gaby dan melingkarkannya ke punggungnya. Ia memeluk tubuh Gaby dengan hangat. Setelah merasa puas, Robert menjauhkan tubuhnya dan memandang wajah Gaby sendu. Betapa ia sangat mencintai wanita yang dihadapannya ini.

“Kenapa tanganmu terluka?” tanya Gaby sambil mengelus tangan Robert yang terbalut perban.

“Hanya kecelakaan kecil.”

“Kecelakaan kecil?”

Hmm.”

Gaby menatap Robert dengan mata berkaca-kaca lalu menunduk kembali menatap tangan Robert yang di perban.

“Aku pikir aku tidak akan melihatmu lagi...” ucapnya sendu.

Robert mengelus lembut rambut Gaby dengan tangan kirinya. “Hey, it’s okay. Aku di sini, aku selalu ada di dekatmu. Aku tidak kemana-mana, akan selalu berada di dekatmu karena rumahku dimanapun kau berada.”

Gaby menatap Robert sendu. ia memejamkan mata kala tangan Robert mengelus pipinya dengan lembut. Tangan hangat yang menenangkannya.

“Jadi kenapa kau tidur sangat lama dan membuatku menunggu, hmm?”

“Aku bermimpi dan selalu mendengar suaramu yang mengatakan merindukanku. Aku hanya ingin mendengar suaramu lebih lama. Aku pikir kau benar-benar meninggalkanku karena mereka mengatakan kau me...”

Ssstt, semuanya sudah berlalu. Aku masih bersamamu sekarang.” Robert kembali memeluk Gaby dan menenangkannya. Seandainya istrinya ini juga tahu kalau ia begitu ketakutan akan ditinggalkan. Tapi ia tidak akan mengatakannya pada Gaby, hanya akan membuat ia malu. Robert tersenyum tipis . Bahkan di saat seperti ini ia masih menahan harga dirinya.

Tapi tidak apa-apa yang penting ia masih tetap bisa bersama istrinya. Gabriella Ross Dallas dan anak angkat mereka. Zachary.

“Sayang,” panggil Robert lembut.

Hmm?”

“Aku mengadopsi seorang anak laki-laki.” Ujarnya pelan.

Tubuh Gaby mendadak kaku. Ia terkejut. Pikiran-pikiran buruk mulai muncul di kepalanya. Apa salah mandul sampai-sampai Robert mengadopsi seorang anak?

“Melihat dari raut wajahmu, apa yang menggaggu pikiranmu?” Robert menyampirkan helaian rambut Gaby yang jatuh menutupi sebelah matanya. Ia menunggu jawaban, apa yang membuat Gaby menatapnya begitu kaku.

“A-pa aku mandul?”

Kali ini Robert yang terkejut. “Tidak.” Tegasnya.

“A-pa kau yang ma-”

“Stop! Tidak ada yang mandul. Kita subur, kita bisa membuat dan menghasilkan anak sebanyak yang kita mau.” Potong Robert.

“La-lu kenapa mengadopsi a-nak?”
Robert tersenyum. “Karena saat melihatnya untuk pertama kalinya, sekilas aku merasa melihat dirimu padanya.”

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang