Chapter 20 : Her Heart and His Face!

5.6K 399 18
                                    

HOLAAA ❤️

ROBERT UP!!

SELAMAT MEMBACA ❤️

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA 🖤🖤🖤

️❄️❄️❄️❄️


Gaby menatap ponselnya yang sudah mati. Rasa kantuknya sudah lenyap tak bersisa. Ada apa dengannya? Kenapa ia merasa tidak rela mendengar kalau Robert akan pulang lebih lama dari sebelumnya? Kenapa ia peduli dan kenapa ia tidak rela?

Dengan kesal ia kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Mencoba memejamkan mata agar kembali terlelap. Pikirannya melayang ke saat dimana ia menghisap leher Robert seperti seorang vampir. Ya Tuhan apa yang sebenarnya sudah ia lakukan?

Dengan gontai, Gaby beranjak dari tempat tidurnya. Melirik jam wekernya. Waktu bahkan belum menunjuk angka dini hari, tapi ia sudah tidak bisa lagi memejamkan matanya. Tapi bukan Gaby namanya jika ia tidak bisa kembali tidur.

Ia berjalan ke arah pantry mengambil susu dan menuangkannya pada gelas. Ia mengambil madu dan mencampurnya ke dalam susu tersebut. Fix! Besok pagi ia akan kesulitan bangun. Tapi tidak masalah yang penting malam ini ia harus tidur.

Setelah meminumnya hingga tandas, Gaby kembali ke kamar tidurnya. Melirik ke tempat Tullah dan mendapati anjing kesayangannya itu terlelap. Bahkan tidak terganggu dengan suaranya yang besar tatkala membentak Robert beberapa waktu yang lalu. Tapi biarlah begitu, lebih baik Tullah tidak bangun karena anjing kesayangannya itu akan langsung rewel jika bangun tidak pada waktu seharusnya.

Anjing manja!

Gaby akhirnya menguap dan langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur lalu terlelap.

_________________

Seminggu sudah berlalu sejak terakhir kali Robert menghubungi Gaby tengah malam lalu. Sampai detik ini, lelaki itu tidak lagi meneleponnya atau bahkan sekedar mengabarinya saja, tidak sama sekali.

Akhir-akhir ini Gaby cukup sering bertanya pada Jeremy mengenai Robert, keadaannya dan lain sebagainya. Untungnya Jeremy tidak curiga maupun merasa heran dengan tingkah lakunya yang sedikit mengganggu dan ya Jeremy mengatakan apapun yang ia ingin dengar mengenai lelaki itu, setidaknya itu sedikit membantu. Sedikit.

Memangnya apa yang ia harapkan?

Dari informasi yang ia terima, saat ini Robert sudah berada di Spanyol. Sudah dua hari ini lelaki itu berada di Spanyol, tanpa mengabarinya. Tapi hei! Memang siapa ia sampai harus tahu segala hal tentang Robert?

Bukankah ia bukan siapa-siapa?

Ya ampun apa ia sedang merindukan Robert? Tapi bagaimana bisa, maksudnya selama ini Gaby selalu merasa terganggu dengan kehadiran lelaki itu bahkan merasa jengkel dengan kelakuan Robert yang menurutnya freak dan menyebalkan.

Jadi tidak mungkin kan kalau ia benar-benat merindukan Robert? Tolong jawab ‘tidak mungkin!’

Tapi sayangnya apa yang dikatakan oleh Jeremy selanjutnya benar-benar membuat Gaby merasa jantungnya perih seakan ditusuk ribuan jarum. Tidak kumohon jangan sekarang! Teriak Gaby dalam hati.

“Tuan Michael tidak bisa dihubungi sejak empat jam yang lalu!” ucap Jeremy sedikit panik.

Gaby menekan dadanya yang terasa semakin perih. Dalam hati ia berdoa agar ia tidak pingsan sekarang. Tidak jangan sekarang!

Ya Tuhan jantungnya sakit dan ia merasa sangat sesak.

“Gaby kau baik-baik saja?” tanya Jeremy yang melihat Gaby tiba-tiba berubah pucat. Bibirnya seakan sudah tidak dialiri darah lagi.

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang