Holaaa ❤️
ROBERT UP!!!
ADA YANG NUNGGU?
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK, SUPAYA UP NYA MAKIN CEPAT JUGAAA 🖤
HAPPY READING GUYSS 🖤
ENJOYYYYY AND LOPE U ALL 🖤🖤🖤
❄️❄️❄️❄️❄️
Robert memasuki ruang bawah tanah di mansion nya. Di sana Alec sudah menunggunya dengan tangan berlumuran darah. Yang pasti itu bukan darah Alec sendiri. Robert mendekati Alec dan ia bisa mendengar suara jeritan kesakitan dari dalam ruangan itu.
"Apa dia mengaku?" tanya Robert sambil berjalan lebih dalam ke dalam ruangan itu. Bau amis darah bisa tercium dengan jelas di dalam ruangan itu.
"Belum Tuan." Ucap Alec mengikuti Robert yang berjalan di depannya.
Robert berhenti di hadapan seseorang yang sudah babak belur dengan wajah yang hancur dan penuh dengan darah. Ia mengamati wajah lelaki itu dengan intens lalu tersenyum.
"Apa kau yang memasukkan racun ke minumanku?"
Lelaki itu tidak menjawab, ia hanya menatap wajah Robert dengan tatapan sayu hampir mati. Lelaki itu memang bukan lelaki yang dari kalangannya. Lelaki itu hanya warga sipil biasa yang tidak tahu-menahu mengenai dunia tanpa cahaya.
Robert menatap lelaki malang itu dengan datar lalu beralih menatap menatap Alec. "Apa kau yakin dia yang melakukannya?" tanyanya. Entah kenapa Robert merasa kalau orang yang ada di hadapannya ini bukanlah pelakunya.
Alec hanya diam dan menunduk.
"Aku harap kau tidak salah orang Alec, yang kau lakukan ini keterlaluan jika sampai kau salah orang. Ia hanya warga sipil biasa." Ucap Robert datar. Lagi -lagi Alec hanya menunduk tidak bersuara sama sekali. Dan sekarang ia sudah yakin.
"Kali ini kau kumaafkan Alec. Kirimkan orang itu ke rumah sakit dan tanggung setiap biayanya. Ini kali terakhir kau memuat kesalahan, jangan lakukan lagi atau aku yang akan mengirim mu ke rumah sakit."
"Maafkan saya Tuan." Ucap Alec dengan gugup. Ia tahu, Robert tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Lelaki itu juga tidak pandang bulu. Baginya, apapun jabatan orang-orang, selama orang itu bekerja padanya, maka mereka semua sama.
Robert mengabaikan permintaan maaf Alec dan meninggalkan lelaki itu menjauh. Ia masuk ke dalam perpustakaan mansion nya itu, menarik sebuah buku yang ada di rak buku, hingga rak buku yang lain yang ada disebelah rak itu berputar, memperlihatkan sebuah ruangan dengan cahaya temaram.
Kaki Robert melangkah memasuki ruangan itu. Ia lalu menekan sebuah tombol yang ada di tembok sebelah kanannya, dan rak buku itu kembali tertutup. Ia lalu mengambil sampanye, membawanya ke dekat jendela kaca, menyibak gorden lalu duduk di kursi santai yang ada di dekat jendela itu.
Robert membuka sampanye itu dan menuangkannya ke gelas kecil lalu mengambil es batu dan mencampurkannya ke dalam minuman itu kemudian meminumnya. Rasa panas terasa sepanjang cairan itu mengalir di kerongkongannya.
Ia merebahkan tubuhnya sambil sesekali menyesap sampanye itu dengan tenang. Pikirannya kembali melayang ke kejadian di mana perempuan bernama Gaby menuduhnya tidak-tidak namun sialnya tuduhan itu adalah sebuah kebenaran. Persis seperti yang ia pikirkan sebelumnya. Perempuan pintar, batin Robert.
Ia juga kembali teringat ketika perempuan itu datang ke kantornya beberapa hari yang lalu dan meminta maaf. Sangat menarik. Perempuan dengan tipikal labil, namun cukup pintar. Robert jadi ingin tahu sejauh mana kelabilan dan kepintaran gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E S T I N Y
RomanceApa jadinya cowok yang terlihat kalem dan cool bertemu dengan cewek yang cuek dan masa bodo terhadap lingkungannya maupun kepada para lelaki yang menginginkannya?? _________________________________________ PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !!! DILARANG MENY...