Chapter 26 : Heart Disease!

4.9K 376 28
                                    

HOLAAAA ❤️

Robert akhirnya up juga, maaf membuat kalian menunggu. Untuk kedepannya aku masih ga janji bakalan rajin up, tapi aku bakalan usahakan up cepat 🖤🖤🖤

Semoga suka 🖤🖤🖤

HAPPY READING!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN (BIAR AKU SEMANGAT TERUS BUAT UP SECEPATNYA 🖤🖤🖤)

Enjoyyyyy and Lope u ❣️

❄️❄️❄️❄️❄️

Jeremy mengikuti Gaby kemanapun perempuan itu pergi. Gaby sebenarnya sudah memaksanya untuk tidak mengikutinya, tapi Jeremy tidak mau mengambil risiko. Ini perintah Robert, hidup dan tubuhnya akan baik-baik saja selama ia mengikuti perintah Robert.

"Jeremy, apa kau tidak lelah mengikutiku? Aku bahkan lelah melihatmu." Keluh Gaby melihat Jeremy yang selalu mengikutinya.

"Ya, tidak lebih lelah dibandingkan aku harus menerima bogem mentah." Ucap Jeremy tak peduli.

"Michael tidak akan memukulmu, aku akan menghalanginya." Bujuk Gaby.

"Tidak. Aku tidak mau mengambil resiko." Tolak Jeremy datar.

"Cupu."

"Terserah apa katamu."

Gaby memutar bola matanya malas sekaligus kesal. Ternyata Jeremy adalah orang yang keras kepala. Menyebalkan. Mengabaikan Jeremy, Gaby memasuki mobil lelaki itu dan memintanya untuk mengantarnya ke apartemen.

"Untuk apa kita ke apartemenmu? Bukankah sekarang kau tinggal bersama Tuan Michael?"

"Dia membawaku tanpa bertanya, keperluanku masih banyak yang tertinggal di apartemen."

Jeremy hanya diam saja, namun ia mengemudi menuju apartemen Gaby seperti permintaan perempuan itu. Begitu sampai, Gaby langsung turun dan tidak membiarkan Jeremy ikut turun. "Kau tidak usah ikut, lebih baik kau tunggu di sini, aku tidak akan lama." Ucapnya datar.

Jeremy hanya mengangkat bahunya, tidak jadi turun dari mobil.

Setelah memastikan kalau Jeremy tidak akan ikuy, Gaby langsung masuk ke dalam gedung apartemennya. Menekan angka yang menuju apartemennya begitu ia berada di dalam lift.

Gaby berjalan menuju kamarnya begitu ia sampai. Ia membuka laci nakasnya dan mengambil obatnya yang tertinggal. Namun pandangannya beralih pada note kecil yang ada di dekat obatnya. Gaby lalu beralih mengambil note tersebut lalu membacanya.

Aku tidak bisa menghubungimu, kau ganti nomor?
Hubungi aku kalau kau sudah baca note ini.

Love, Gabrian.

Gaby langsung mengambil ponselnya dan menelepon Gabrian. Tidak perlu menunggu lama, Gabrian langsung mengangkat panggilan darinya.

"Hei, aku menghubungimu sesuai dengan pesanmu."

"Akhirnya, dimana saja kau? Aku tidak menemukanmu di apartemen, aku audahy menunggu hampir dua jam."

"Maafkan aku, aku tinggal bersama seseorang sekarang." ucap Gaby pelan.

"Bersama Michael?" Tebak Gabrian tepat sasaran.

"Dari mana kau tahu?"

"Ayah menceritakan semuanya padaku. Dia menghawatirkan mu. Ayah bilang dia sudah menyuruhmu menjauhi Michael, tapi lelaki itu nekat sekali membuat ayah semakin khawatir."

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang