Chapter 17 : Moving.

5.5K 364 5
                                    

Holaaa ❤️

Gaby dan Robert sudah up!

Semoga suka dengan chapter ini :)

Jangan Lupa vote dan Komen yang banyak ya guyss!!!

Love u 🖤

❄️❄️❄️❄️❄️

Gaby menata setiap perabotan apartemennya dengan rapi. Ia mengambil sebuah pigura yang ada di dalam box barangnya dan meletakkannya di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Sedangkan di ruang yang lainnya, semua perabotan dan barang-barang sudah tertata rapi.

Ya, setelah Gaby keluar dari mansion Robert dua hari yang lalu, ia langsung menghubungi ayahnya dan meminta agar pindah apartemen. Tentu saja sang ayah langsung menyetujuinya mengingat bahwa Jimmy juga tahu apa yang sudah dilakukan oleh Michael pada putri kesayangannya itu.

Apartemen Gaby kali ini berada cukup jauh dari wilayah kampusnya. Tapi tetap tidak terlalu jauh. Namun bisa dipastikan kalau mulai saat ini, Gaby akan lebih sering menggunakan mobil pemberian ayahnya, apalagi jika ia harus check up ke rumah sakit dan pergi bekerja di toko bunga.

Untuk pekerjaannya yang di toko bunga, Jimmy sempat meminta Gaby untuk berhenti bekerja dan lebih fokus pada perkuliahan saja. Tapi Gaby menolak dengan tegas. Gaby akan tetap bekerja di toko bunga untuk menambah uang jajannya.

Bagi Jimmy, alasan yang diberikan putrinya itutentu saja tidak masuk akal. Ia mampu memberikan uang jajan Gaby itu berapapun yang Gaby minta.

Tapi memang dasar Gaby yang sangat keras kepala. Ia menolak uang tambahan dari ayahnya. Sedangkan Jimmy juga tidak kalah keras kepalanya, lelaki paruh baya itu tetap menambah uang saku Gaby setiap bulannya.

Tapi ya sudahlah, pada intinya kekeras kepalaan Gaby dan ayahnya semata-mata karena tidak ingin melihat orang yang disayangi kesusahan. Gaby tidak ingin ayahnya terlalu memaksakan diri untuk bekerja, sedangkan Jimmy tidak ingin melihat putrinya kelelahan.

Gaby menatap Tullah yang sudah bergelung manja di tempat tidurnya. Di hari pertama mereka pindah, Tullah menolak masuk ke dalam apartemen barunya. Mungkin lebih tepatnya Tullah tidak ingin ikut pindah, hal itu dikarenakan mengingat banyaknya Anjing jantan yang ada di apartemen lamanya.

Tapi sayangnya ancaman Gaby lebih mengerikan dibandingkan dengan keengganan Tullah ikut pindah. Gaby mengatakan kalau Tullah akan masuk ke penangkaran hewan dan akan disuntik mati jika tetap tidak mau ikut dengannya. Dan yang lebih membuat Tullah sakit hati adalah ketika Gaby mengatakan kalau ia tidak akan peduli lagi pada Tullah.

Keajaiban akhirnya terjadi ketika Tullah begitu saja langsung masuk ke dalam mobil Gaby ketika ia membuka pintu dan hendak meninggalkan Tullah yang merajuk.

Dalam hati Gaby tertawa terbahak-bahak melihat Tullah yang sangat cepat berubah pikiran. Rasakan kau anjing centil! Batinnya senang.

Selesai menata barang yang ada dikamarnya, Gaby beralih menuju pantry dan mengambil air minum. Baru saja ia memutuskan untuk beristirahat sejenak, suara bel dari luar menginterupsinya dan membuat dahinya sedikit mengernyit.

Siapa yang datang bertamu? Tidak ada satupun orang yang tahu alamat apartemennya saat ini kecuali ayah dan ibunya.

Gaby membuka pintu apartemennya dan terlihat semakin bingung. Seseorang berseragam kurir berdiri di depan pintu apartemennya sambil membawa sebuah sebuket bunga dan satu box pizza.

Kurir itu menyerahkannya sebuket bunga tersebut beserta pizza itu untukknya dengan senyuman. Namun Gaby menerimanya dengan canggung. Kurir itu baru akan pergi, ketika Gaby lebih dulu bersuara dan menghentikan langkah si kurir.

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang