"Maahh.. " desah Hana sedih sambil memeluk Wisda"Nggak papa sayang. Ali orangnya kuat kok. Kamu jangan panik, inget baby kalian" ujar Wisda lembut kemudian mengajak Hana duduk di kursi yang berada di depan ruangan Ali
Setelah kejadian teriakan Ali tadi pagi kini mereka sudah berada di rumah sakit milik keluarganya. Ali kecelakaan dan menyebabkan dirinya harus di operasi karena benturan keras di kepalanya
"Hei anak Ayah jangan nangis. Ali pasti baik baik saja sayang" ucap Radit menggenggam tangan Hana
"Hana takut Kak Ali kenapa kenapa Yah" rengek Hana lalu beralih memeluk Radit.
Radit tersenyum memenangkan dan mengusap lembut punggung Hana
"Kak Ali pasti sembuh sayang. Kamu jangan khawatir". Hana mengangguk namun tak melepaskan pelukan Ayahnya. Ia menangis menumpahkan kesedihannya di pelukan Radit. Wisda pun menangis namun tak bersuara, ia tak mau menambah kesedihan putrinya. Hana terus menangis hingga dokter keluar dari ruangan. Sontak mereka langsung menghampiri sang dokter ingin menanyakan keadaan anak dan suaminya
"Gimana keadaan Ali?" tanya Radit penasaran
"Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan sekarang Ali akan dipindahkan ke ruang perawatan. Tapi dia masih belum sadar karena efek obat biusnya" jawab Dwi dokter spesialis yang menangani kasus Ali
Sontak mereka menghela nafas lega. "Terimakasih Wi." ucap Radit tulus dan menepuk pundak Dwi
"Sama sama" jawab Dwi
"Tapi ada satu hal yang mengkhawatirkan" lanjutnya
"Apa Wi?" tanya Radit penasaran
"Karena benturan yang mengenai kepala Ali cukup keras maka Ali bisa kehilangan ingatannya. Tapi tidak sepenuhnya, mungkin hanya 20 sampai 50 persen saja. Kini kita hanya bisa berdoa semoga saat Ali sadar nanti dia tidak mengalami hal tersebut" kata Dwi tenang
***
Hana membuka pintu ruangan Ali dengan jantung berdebar. Ia masih ingat ucapan dokter yang mengatakan bahwa Ali akan mengalami penurunan ingatan. Ia usap perutnya untuk meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik baik saja dan berjalan perlahan mendekati suaminya yang tergeletak lemah di brankar. Ia ambil kursi untuknya duduk
"Kak Ali. Ini Hana Kak" ucap Hana lirih sambil mengecup kening Ali yang terlapisi kain kasa. Lalu ia genggam tangan Ali yang terbebas dari selang infus
"Kita kangen sama Ayah. Ayah cepet sadar ya" ujar Hana kemudian mengecup punggung tangan Ali lalu ia tempelkan ke pipinya
Tangan kiri Hana bergerak mengusap perutnya dengan lembut namun matanya tak beralih sedetik pun dari wajah tampan suaminya. Tak terasa setetes air mata lolos begitu saja. Hana merasa terpuruk tanpa Ali disampingnya. Ia merasa hatinya kosong tanpa suaminya yang selalu memberikan pelukan hangat dan senyuman menenangkan. Kemudian Hana menangis tersedu sedu, wajahnya ia tenggelamkan ke lengan Ali.
"Kakak cepet sadar. Hana rapuh tanpa Kakak" ucap Hana lirih disela sela isakannya
Hana terus saja menangis hingga tak sadar dirinya tertidur dengan posisi kepalanya ia sandarkan ke brankar Ali dan tangannya yang menekuk
Disisi lain seorang pria dengan postur tubuh besar kini tengah menatap Hana lewat jendela kamar dengan senyuman licik di bibirnya
Ini baru permulaan Hanaku sayang
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Goals (Complete)
RomanceSayang. Satu kata penuh makna untuk Kakakku yang menjelma menjadi suamiku Ali Asghfar Alamgir Rexa Resihana Mohon maaf ini cerita yang jarang konfliknya. Kenapa? Karena saya ngga bisa bikin konflik wkwkkk. So, yang rada nggak suka sama konflik yang...