33. Pergi

11.9K 399 13
                                    

"Masuk!" titah Ali masih dengan nada marahnya saat mereka sudah sampai di tempat parkir

Hana yang tak mau membuat suaminya semakin kasar padanya akhirnya menurut dan duduk di kursi penumpang disamping kursi kemudi. Setelah Hana masuk, Ali menutup pintu keras, lalu ia mengitari mobil dan duduk di belakang kemudi

Hana melihat ke pergelangan tangannya yang memerah dan menyisakan rasa sakit. Ia sentuh lalu ia usap lembut berharap rasa sakit itu hilang. Matanya masih setia mengeluarkan air matanya

"Maaf"
Hana menatap suaminya yang kini tengah menundukkan kepalanya menyesal

"Maafin Kakak" ucapnya lagi dengan nada parau dengan tangannya yang memegang lembut tangannya

Hana tak menghiraukan perkataan suaminya dan membuang wajahnya ke arah jendela mobil. Ia kecewa dengan suaminya

"Maaf sayang. Kakak minta maaf"

"Hana mau pulang" ucap Hana tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela

Ali menghela napasnya sedih lalu mulai melajukan mobilnya. Terdengar suara isakan Hana yang membuat hati Ali serasa remuk. Ia tak mau melihat istrinya menangis. Ia ingin melihat Hana tersenyum

Ali melihat ke arah Hana yang tengah mengusap perutnya dengan tatapan mengarah ke jalanan dan isakan tertahan

"Maafin Kakak sayang" ujar Ali menyesal

"Nggak papa" jawab Hana acuh

Kemudian Ali kembali fokus menyetir dan membiarkan Hana. Tangannya tergerak untuk mengusap perut Hana, namun baru saja tangannya menyentuh perutnya, tangannya langsung ditepis oleh Hana tanpa menatap wajah Ali

***

"Anterin ke rumah Mamah" ujar Hana dingin

"Kita udah punya rumah sendiri. Ngapain ke rumah Mamah?" tanya Ali bingung saat mereka sudah masuk ke area perumahan

"Kangen Mamah" jawabnya

"Besok aja ke rumah Mamahnya. Sekarang kita pu--"

"Aku bilang ke rumah Mamah ya ke rumah Mamah!!" ucapan Ali terpotong saat Hana menyela perkataannya

"Enggak! Kamu pulang ke rumah kita!! Rumah kita" jawab Ali tak kalah keras

Hana menatap Ali dengan tatapan tak percaya. Ada apa dengan suaminya? Kenapa ia menjadi pemarah dan berkata kasar padanya? Kemana Ali yang dulu?

"Kakak kenapa?" tanya Hana lirih. Ali bungkam dan tetap melanjutkan perjalanannya

Sesampainya di rumah Hana turun dari mobil meninggalkan Ali dan berlari ke kamarnya. Ia tutup pintu dengan keras dan menguncinya

Ia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang dan menangis dengan posisi miring. Guling sudah ada dipelukannya. Ia menangis tersedu-sedu. Ia takut pada suaminya yang sangat mengerikan jika tengah marah

"Hana buka pintunya!!"

Hana terkejut saat mendengar suara serak dan berat milik suaminya dan ketukan pintu yang keras

"Hana!! Kakak bilang buka pintunya!!" ucapnya lagi. Kali ini ketukan pintunya lebih keras

Hana tak mempedulikannya dan mengambil bantal untuk menutupi telinganya. Tangisnya semakin menjadi

Family Goals (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang