"Masuk!" titah Ali masih dengan nada marahnya saat mereka sudah sampai di tempat parkir
Hana yang tak mau membuat suaminya semakin kasar padanya akhirnya menurut dan duduk di kursi penumpang disamping kursi kemudi. Setelah Hana masuk, Ali menutup pintu keras, lalu ia mengitari mobil dan duduk di belakang kemudi
Hana melihat ke pergelangan tangannya yang memerah dan menyisakan rasa sakit. Ia sentuh lalu ia usap lembut berharap rasa sakit itu hilang. Matanya masih setia mengeluarkan air matanya
"Maaf"
Hana menatap suaminya yang kini tengah menundukkan kepalanya menyesal"Maafin Kakak" ucapnya lagi dengan nada parau dengan tangannya yang memegang lembut tangannya
Hana tak menghiraukan perkataan suaminya dan membuang wajahnya ke arah jendela mobil. Ia kecewa dengan suaminya
"Maaf sayang. Kakak minta maaf"
"Hana mau pulang" ucap Hana tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela
Ali menghela napasnya sedih lalu mulai melajukan mobilnya. Terdengar suara isakan Hana yang membuat hati Ali serasa remuk. Ia tak mau melihat istrinya menangis. Ia ingin melihat Hana tersenyum
Ali melihat ke arah Hana yang tengah mengusap perutnya dengan tatapan mengarah ke jalanan dan isakan tertahan
"Maafin Kakak sayang" ujar Ali menyesal
"Nggak papa" jawab Hana acuh
Kemudian Ali kembali fokus menyetir dan membiarkan Hana. Tangannya tergerak untuk mengusap perut Hana, namun baru saja tangannya menyentuh perutnya, tangannya langsung ditepis oleh Hana tanpa menatap wajah Ali
***
"Anterin ke rumah Mamah" ujar Hana dingin
"Kita udah punya rumah sendiri. Ngapain ke rumah Mamah?" tanya Ali bingung saat mereka sudah masuk ke area perumahan
"Kangen Mamah" jawabnya
"Besok aja ke rumah Mamahnya. Sekarang kita pu--"
"Aku bilang ke rumah Mamah ya ke rumah Mamah!!" ucapan Ali terpotong saat Hana menyela perkataannya
"Enggak! Kamu pulang ke rumah kita!! Rumah kita" jawab Ali tak kalah keras
Hana menatap Ali dengan tatapan tak percaya. Ada apa dengan suaminya? Kenapa ia menjadi pemarah dan berkata kasar padanya? Kemana Ali yang dulu?
"Kakak kenapa?" tanya Hana lirih. Ali bungkam dan tetap melanjutkan perjalanannya
Sesampainya di rumah Hana turun dari mobil meninggalkan Ali dan berlari ke kamarnya. Ia tutup pintu dengan keras dan menguncinya
Ia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang dan menangis dengan posisi miring. Guling sudah ada dipelukannya. Ia menangis tersedu-sedu. Ia takut pada suaminya yang sangat mengerikan jika tengah marah
"Hana buka pintunya!!"
Hana terkejut saat mendengar suara serak dan berat milik suaminya dan ketukan pintu yang keras
"Hana!! Kakak bilang buka pintunya!!" ucapnya lagi. Kali ini ketukan pintunya lebih keras
Hana tak mempedulikannya dan mengambil bantal untuk menutupi telinganya. Tangisnya semakin menjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Goals (Complete)
RomanceSayang. Satu kata penuh makna untuk Kakakku yang menjelma menjadi suamiku Ali Asghfar Alamgir Rexa Resihana Mohon maaf ini cerita yang jarang konfliknya. Kenapa? Karena saya ngga bisa bikin konflik wkwkkk. So, yang rada nggak suka sama konflik yang...