48. Begadang

17.3K 433 17
                                    

"Kamu tidur lagi aja sayang. Biar Agam sama Kakak"

Titah lelaki itu saat ia melihat istrinya duduk terkantuk-kantuk. Tadi Agam terbangun dan menangis kencang, kemudian Hana menyusui anaknya agar kembali tertidur, tapi setelah menyelesaikan minumnya, Agam tak langsung tertidur. Ia justru membuka matanya lebar lebar dan terus menggerakkan tangan dan kakinya seolah ingin mengajak bermain. Dan disinilah Hana sekarang, duduk di ranjang sambil menguap dan memandang suaminya yang tengah menggendong putranya berharap anaknya segera tidur

"Tapi kalo Agam rewel lagi gimana?" Hana berucap sambil menutupi mulutnya yang menguap lebar menggunakan punggung tangannya

Ali tersenyum manis lalu mendekati Hana dan mengusap rambutnya lembut. "Kan ada susu botol sayang. Udah kamu tidur aja" ucapnya sambil sesekali menggoyangkan tubuhnya agar putranya nyaman

Hana mengangguk. "Ya udah Hana tidur dulu. Kakak kalo capek bangunin Hana aja" kata Hana lalu menggeser tubuhnya ke ranjang dan mulai membaringkan dirinya

"Iyaaa.. Tidurnya nggak dipeluk dulu ya sayang. Nanti kalo Agam udah tidur baru Ayah peluk" ujar Ali menggoda

Hana tersenyum tipis lalu memejamkan matanya. Sedangkan Ali mulai berjalan kesana kemari sambil menepuk paha Agam perlahan agar anaknya cepat tidur. Ia lihat jam yang menempel didinding. Pukul 1 pagi. Sebenarnya ia juga sangat mengantuk sekaligus lelah. Dia baru pulang dari kantornya pukul 9 malam lalu ia disibukkan dengan anaknya. Walaupun lelah, dia tak akan melupakan tugasnya untuk membantu Hana mengurus putranya. Memang Hana sudah melarang Ali untuk membantunya mengurus Agam jika suaminya baru pulang kerja. Hana tau kalau Ali lelah, tapi bukan Ali namanya jika ia tak mengesampingkan rasa lelahnya demi keluarganya. Ali menguap berkali-kali saat ia menggendong Agam

Agam yang diayun kenapa gue yang ngantuk

"Oeekkk oeekk... "

Lamunan Ali buyar saat ia mendengar tangisan yang berasal dari anaknya. Dengan cepat Ali melebarkan matanya dan kembali mengayunkan tubuhnya agar Agam berhenti menangis

"Husss jangan nangis nak. Nanti Bunda bangun" peringat Ali sambil semakin menambah kecepatan ayunannnya

Sepertinya Agam tak mendengarkan ucapan Ali. Buktinya dia justru menangis semakin keras. Tubuhnya menggeliat seiring dengan tangisannya. Ali yang tak ingin membuat istrinya terbangun pun mulai mencari solusi dengan membuatkan susu formula untuk anaknya yang berada di gendongannya

"Iyaa nak sebentar Ayah bikin susu dulu" Ali berucap sembari menutup botol susu menggunakan satu tangannya. Ia terlihat sangat kesusahan karena membuat susu sekaligus menimang putranya

Setelah selesai lantas Ali memberikannya pada Agam "Nih nih susunyaa.. " desah Ali lega saat Agam mulai mengenyot susunya

Ali tersenyum saat Agam meminumnya dengan rakus. Dia lantas berjalan perlahan sembari menepuk paha anaknya agar mengantuk lalu tertidur. Ia lirik istri mungilnya yang sudah tertidur lelap di ranjang. Ia mengucap syukur dalam hati karena Hana tak terbangun akibat tangisan Agam tadi

"Ehh udah abis. Pinter banget sih anak Ayah" ujar Ali ketika Agam melepaskan susunya

Lantas Ali mengambil botolnya dan meletakkan ke meja. Ia kembali mengayunkan tubuh Agam agar tertidur. Namun bukannya tertidur kini justru Agam mulai menggeliat seperti pemanasan akan menangis. Dan benar saja baru beberapa detik menggeliat, Agam kembali menangis kencang. Ali pun terlihat kebingungan. Dia sudah memberikan susu dan menimangnya, apalagi yang belum. Pikirnya

"Aduh Agam jangan nangis terus dong. Ayah kan nggak bisa susuin kamu. Ayah nggak punya ASI kayak Bunda. Kamu ngertiin Ayah dong" ujar Ali mencoba memberi pengertian pada anaknya yang sama sekali tak dimengerti olehnya. Ayunan badannya semakin cepat seiring dengan tangisan Agam yang semakin menjadi

Family Goals (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang