34. Terpukul

11.9K 384 5
                                    

"Baby kita udah di surga sayang"

Ucapan Ali bagaikan petir menyambar di siang bolong

"Nggak lucu" ketus Hana

"Mana baby kita Kak. Bawa sini dong, Hana mau gendong" lanjutnya

Ali pun tak kuasa menahan tangisnya. Ia tak tega melihat orang yang paling dia sayangi menangis. Dengan cepat Ali merengkuh tubuh Hana ke dalam pelukannya

"Ini udah takdir sayang. Jagoan kita sudah di rumah Tuhan" ujar Ali parau karena menahan tangis

Seketika tangis Hana pecah begitu saja. Ia menangis menumpahkan segala kesedihannya di dalam dekapan suaminya. Dia tak percaya bahwa anaknya yang belum sempat ia lihat sudah pergi meninggalkannya

"Kenapa Kak. Kenapa harus anak kita yang di ambil Kak" erang Hana di sela sela isakannya

"Husstt.. Jangan bilang gitu. Ini sudah yang terbaik buat kita" jawab Ali lembut. Ia hapus kasar air matanya, ia tak boleh sedih. Dia harus kuat demi Hana istrinya

Dengan perlahan Ali mengurai pelukannya dan nampaklah wajah sembab Hana yang terlihat sangat menyedihkan. Ia hapus sisa air mata Hana menggunakan ibu jarinya lalu ia kecup kening Hana

"Jangan menangis sayang. Mungkin ini belum saatnya kita diberikan momongan. Kita cuma bisa menerima dan berdoa semoga kita masih dipantaskan Tuhan untuk menjadi orang tua. Kamu jangan sedih, karena kita sudah ditunggu anak kita di surga" ujar Ali lembut

Tangis Hana semakin menjadi. Ia kembali memeluk Ali dengan erat. "Apa salahku Kak. Kenapa anak kita pergi?!" erang Hana disela-sela isakannya

Ali hanya diam membiarkan istrinya menumpahkan kesedihannya. Tangannya tak berhenti mengusap lembut punggung Hana

"Aku mau dia Kak"

"Aku mau anakku Kak. Dokter pasti salah. Anakku kuat, dia nggak akan ninggalin kita" racaunya semakin menjadi

"Hana. Semua sudah terjadi sayang. Ini yang terbaik buat kita dan anak kita" ujar Ali melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Hana

"Tapi Hana mau dia Kak. Hana mau gendong dia Kak. Kenapa Tuhan nggak kasih kesempatan Hana buat sentuh dia Kak" ucap Hana sendu namun tatapannya tetap tertuju pada mata Ali

Ali tersenyum menenangkan dan menghapus air mata Hana lembut. "Kamu sayang sama anak kita?" tanya Ali

Hana mengangguk perlahan tanpa mengalihkan matanya dari mata indah Ali

"Kalo kamu sayang harusnya kamu bisa tegar. Kamu mau liat dia sedih karena liat Bundanya nangis terus hm?"

Hana menggelengkan kepalanya cepat lalu tangannya memegang tangan Ali yang berada di pipinya. "Hana nggak mau dia sedih"

"Kalo nggak mau berarti kamu harus ikhlas. Semua sudah ada yang mengatur. Kita hanya menjalankannya sayang. Bunda jangan sedih lagi ya"

Hana mengangguk lalu memeluk Ali sangat erat. Ia sangat bersyukur memiliki pasangan hidup yang sangat luar biasa ini.

"Hana nggak boleh sedih lagi. Aku akan belajar ikhlas demi anak kita" ujar Hana

Ali tersenyum lega lalu mengacak rambut Hana main-main. "Ini baru kesayangannya Kakak" ujar Ali mengecup puncak kepala Hana

Kemudian Hana melepaskan pelukannya dan menatap Ali.  "Kakak udah liat dia?" tanya Hana

Ali mengangguk. "Kakak udah liat jagoan kita" jawab Ali.

"Cowok atau cewek Kak?" tanya Hana lagi

"Dia perempuan sayang. Cantik banget kayak Bundanya" jawab Ali sambil mencubit hidung Hana

Family Goals (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang