30. Meninggal

13.9K 407 7
                                    

"Kakak makan yaa"

"Enggak"

"Tapi ini udah siang Kak. Kakak harus minum obat"

"Dibilang enggak ya enggak!! Kamu nggak budeg kan?"

Hana pun mengurungkan niatnya untuk menyuapi Ali. Ia letakkan piringnya ke nakas. Sudah 3 hari ini Ali dirawat dirumah sakit. Dan ia memang kehilangan ingatannya 50%. Dan hal itu membuat Ali menjadi sosok yang dingin tak tersentuh. Dia menjadi orang yang tak pernah berkata lembut seperti dahulu. Dia menjadi pemarah dan suka mengamuk. Dan semua itu terjadi apabila Hana mendekati Ali. Hana juga tak tau kenapa Ali bisa menjadi seperti ini. Setiap hari Hana selalu menemani Ali di rumah sakit. Dia berusaha menghibur Ali dengan candaan yang bersangkutan dengan masa manisnya dulu saat bersama. Namun tanggapan Ali sangatlah berbeda dari yang diharapkan. Ia akan membentak, mengamuk, dan mencaci Hana dengan kata-kata pedasnya

Tak terasa air matanya luruh begitu saja. Namun dengan cepat Hana mengusap air matanya. Ia berjanji akan menjadi wanita yang kuat demi Ali dan janin di kandungannya

"Ya udah kalo Kakak nggak mau makan Hana nggak akan maksa" ujar Hana pasrah

"Siapa juga yang suruh kamu buat ngurusin saya" jawab Ali datar

Seketika hati Hana berdenyut sakit dengan jawaban suaminya. Orang yang dulu sangat menyayanginya kini bahkan tak sudi melihat wajahnya

"Kamu pulang aja sana. Risih saya liat kamu disini terus dari tadi" kata Ali mengusir namun tatapannya yang terus mengarah ke jendela tak mau melihat wajah Hana

"Hana mau disini aja nungguin Kakak" jawab Hana tegas

"Saya bilang pergi ya pergi! Jangan sampai saya berbuat kasar sama kamu"

Hana pun menatap Ali dengan tatapan tidak percaya. Air matanya sudah tak bisa ia bendung lagi. Dengan cepat Hana keluar dari ruangan Ali dengan air mata yang terus mengalir

"Maafin Bunda nak. Maaf" cicit Hana sambil mengusap perutnya dan berlari ke parkiran

Sesampainya di mobilnya Hana langsung masuk dan menangis meraung raung. Dia ingin suaminya sembuh, dia ingin berjuang untuk kesembuhan suaminya. Tapi ia tak mampu menahan sakit hatinya setiap hari. Ali selalu mengatainya dengan kata kata kotor dan menusuk hatinya

"Kakak kenapa jadi gini" ucap Hana lemah

Saat Hana tengah menangis tiba tiba ponselnya berdering. Dengan malas Hana mengambil ponselnya yang ia letakkan di tasnya

Vika is calling...

Lalu ia tekan tombol answer dan ia dekatkan ke telinganya sambil mengambil tisu yang ada di dasboard mobil dan mengelap air matanya

"Apaan?"

"Yaelaa ngangkat telepon salam dulu kek apa kek. Ini malah nyolot"

"Nggak perluu. Ada apaan?"

"Kita jalan yuk udah lama juga nggak hangout bareng kan"

Hana mengernyitkan dahinya berfikir. Mungkin jalan dengan Vika akan menghilangkan bebannya tentang Ali. Pikirnya

"Ya udah. Kirim aja lokasinya gue otw" jawab Hana

"Okesip."

Lalu Hana memutuskan panggilannya. Dan menunggu lokasi yang dikirimkan Vika. Setelah Hana mendapatkan lokasinya dengan cepat Hana melajukan mobilnya. Selama di perjalanan Hana pikiran Hana terus berpusat pada Ali suaminya. Namun ia tak memusingkan hal itu. Dia akan merefresh pikirannya.

***

"Ciee si bumil makin cantik aja" goda Vika ketika Hana datang. Hana hanya mengenakan celana kulot hitam dipadukan dengan kaos polos putih yang dimasukkan lalu menambahkan blazer untuk pemanis dan tas selempang kecil disana

Family Goals (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang