Part 1

12K 356 54
                                    

Masa libur telah usai, kini mereka kembali lagi kesekolah untuk menimba ilmu.
Suara bel yang sangat khas di SMA Harapan Bangsa, terdengar begitu nyaring membuat para murid mengeluh ketika mendengar bel itu lalu berhambur masuk kedalam kelas.

Hampir lima belas menit, guru juga belum masuk kedalam semua kelas. Termasuk kelas dari 12 Ipa 1 dan 12 Ips 1 yang tak pernah akur sejak kelas 10.

Seperti biasa anak ipa selalu duduk rapi di meja masing masing sambil membaca buku matematika. Tidak ada yang mengeluarkan suara, mereka terfokus pada buku nya masing masing.

Berbeda dengan anak ips, jika tidak ada guru. Mereka akan berteriak kesenangan karena jam kosong, mereka bisa ke kantin, berlari sana sini dan membuat keseruan di luar dan di dalam kelas.

Lagi-lagi Jennie memutar bola matanya dan melihat kesal ke arah sang ketua kelas yang masih santai dengan buku nya.

"Rayn Davero Samuel." panggil Jennie dengan nama lengkap pria itu. Sang pemilik nama pun menoleh ke arah jennie yang sudah kesal dari tadi.

Brak

Satu pukulan di meja terdengar dan itu asalnya dari Alma. Mereka semua melihat ke arah alma yang sudah berdiri dan melepas kacamatanya.

"Ketua! Please.. kita ini mau belajar," kata Alma kesal.

"Pasti yang teriak si cewek gila itu," sambung Leon dan diangguki oleh yang lainnya.

Suara teriakan dari kelas sebelah mereka sungguh mengganggu. Siapa lagi jika bukan murid dari kelas 12 ips 1, tetangga mereka.

Rayn mengangguk dan menutup bukunya. Ia berdiri dan beranjak dari tempat duduknya di ikuti oleh Jennie, Alma dan juga Leon. Mereka berjalan mendekati anak Ips yang sedang bermain main di depan kelasnya seperti tidak ada beban hidup, apa lagi mereka sudah kelas 12.

Tawa perempuan itu terhenti ketika menyadari seseorang yang datang menghampiri kelasnya. Siapa lagi kalau bukan Rayn, ketua kelas anak Ipa yang mereka anggap belagu itu.

Varanella Agata, wakil ketua kelas dari kelas 12 ips 1. Ia dikenal sebagai senior yang paling semangat, memiliki jiwa sosialisasi paling tinggi hingga membuat semua orang mengenalnya.

Vara berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Rayn, diikuti oleh Bryan, Dito dan juga Dini.

"Kenapa?" tanya Bryan, sang ketua kelas.

"Anggota lo bisa di atur gak sih? Berisik!" tanya Jennie kesal.

"Mulut lo itu ya, Sini lawan gue!" teriak Dini tak mau kalah.

"Udah, Stop! Kalian jangan terlalu ribut juga, Kasihan anggota gue yang mau kuliah--"

"Oohh ... Jadi lo kira anggota gue gak mau kuliah juga, Ha?!" potong Vara.

"Lo sendiri yang bilang," jawab Rayn.

Alma, Leon dan Jennie hanya bisa menahan tawa ketika mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Rayn.

Vara yang menyadari itu semakin kesal dan langsung menatap sinis ketiga teman Rayn.

"Udah, Pokoknya tolong kerja samanya. Kalau gitu gue permisi dulu," pamitnya semberi melirik ke arah Bryan.

Bryan Alvaro, Sahabat Rayn yang tak banyak di ketahui Orang-orang.
Banyak yang mengetahui bahwa Bryan dan Rayn adalah musuh bebuyutan bukan sahabat.

Ketika kepergian Rayn dan Teman-temannya, Vara menatap sinis ke arah Bryan.

"Lo kok senyum sih? Seneng banget kelas nya di hina?" kata Vara setengah berteriak.

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang