Part 22

2K 167 0
                                    

Vara menatap layar ponselnya tak percaya. Seorang Nathan yang sudah lama ia rindukan menelfon dan mengakhiri sambungan telepon nya dengan kata 'Sayang'.

Drttt
Drttt

-Rayn🐨-

Vara kembali kesal dan mematikan ponselnya. Ia berdiri dan kembali masuk kedalam rumah.

Ia berjalan menaiki tangga dan masuk kedalam kamar Rayn yang terakhir kali ia masuk pada malam hari yang gelap gulita dengan rasa kantuk yang luar biasa.

Kini Vara berbeda dari yang sebelumnya. Ia kagum saat melihat kamar Rayn yang wangi, Rapi dan menurutnya sangat keren karena banyak robot serta buku buku yang tersusun dengan rapi.

"Wahhh... kamar gue kalau serapi ini mustahil," gumamnya.

Vara tersenyum senang saat melihat boneka yang pernah mereka beli bersama yang berada di meja belajar milik Rayn. Sangat lucu menurutnya.

Matanya kembali mengarah ke arah lain. Tak sengaja ia melihat foto yang terbingkai di dinding. Disanaa ada tiga anak kecil yang masih berseragam Tk.

"Lucu," ucap Vara.

Ia kembali fokus ke tulisan yang ada di pojok bingkai tersebut yang bertulis kan.

Sahabat selamanya
-Rayn, Gavina, Bryan-

"Bryan?" gumamnya.

Vara kembali melihat foto anak kecil itu dan benar dugaannya. Foto itu mirip Bryan sahabatnya.

"Ck... Gak mungkin," ucap Vara sambil tertawa garing lalu membaringkan tubuhnya di kasur.

Drtt
Drtt
Drtt

Tak lama kemudian, ia membuka ponselnya dan menerima foto dari nomor ponsel yang tidak dikenalnya.

Disana ada foto Rayn bersama dengam Derika di Uks. Foto kedua foto Rayn dan juga Bryan di belakang sekolah serta foto ketiga adalah foto Rayn, Bryan dan satu wanita yang ia yakini adalah Gavina.

Dan lebih akuratnya, disana tertera tanggal dan jam pemotretan nya.

Melihat itu Vara langsung bangun dari tidurnya dan merasakan detakan jantung yang meningkat terus.

Drtt
Drttt

+62835********

"Halo"

"Gimana? Udah masuk belum fotonya?"

"Siapa lo?"

"Pasti lo terkejut kan? Kalau emang kurang percaya. Mendingan lo periksa kamar Rayn. Mumpung lo ada disana. Lagi dikamar Rayn kan?"

"Bangsat!!! Siapa lo?!!!"

"Jangan takut dong. Gemetar banget cara bicara nya?"

"..."

"Selamat Vara, lo udah di tipu sekian tahun sama orang terdekat lo sendiri. Lo hebat karena polos. Bahkan dito dan leon udah tahu masalah ini"

Tut.....

Vara langsung mematikan ponselnya dan ketakutan sendiri. Ia berdiri dan melihat ke arah jendela kamar Rayn. Disana tidak ada siapa-siapa.

"Astaga Rayn!!" bentaknya kesal dengan mata yang berkaca-kaca.

^^^

Kini Vara mengurung dirinya di kamar akibat serangan teror dari orang yang tak dikenali nya. Orang itu selalu tahu kabar dan dimana Vara berada dan itu membuat nya sangat-sangat takut.

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang