Part 2

4.2K 211 11
                                    

Matahari bersinar dengan terang, tak ada awan yang menutupinya. Membuat seorang wanita harus tersiksa dibawah terik matahari sambil hormat ke arah bendera sang merah putih.

Ya, Siapa lagi kalau bukan Vara. Lagi lagi ia melupakan tugas sejarahnya karena ketiduran. Kejadian ini terjadi bukan hanya dua atau tiga kali saja, Tapi hampir setiap bulan ia wajib di hukum dan dengan hukuman yang berbeda pula.

Para junior dan teman seangkatannya melihat Vara kasihan, tapi ada juga yang senang melihat Vara dihukum. Siapa lagi jika bukan anak dari kelas Ipa.

"Vara!! Semangat!!" teriak Dini sembari duduk dibawah pohon dengan menikmati susu kotak yang baru ia beli di kantin.

"SETAN LO DIN!!!" teriak Vara kesal.

"Hahaha.... Sabar ya beb!!" teriak Bryan sambil tersenyum ke arah Vara.

Bryan duduk disamping Dini dan langsung mengambil kotak susu yang tergeletak disebelah Dini.

"Eh ... Ini ada satu lagi, untuk gue kan?" tanya bryan. Sontak Dini menatap tajam Bryan.

"Mulut lo itu ya! Ini punya Vara!" jawab Dini.

"Dari kemarin mainnya mulut mulut aja, tangan napa sekali kali."

"Yakin mau tangan? Kenapa gak kaki aja sekalian," balas Dini kesal. Sedangkan Bryan hanya tertawa melihat Dini yang tengah kesal terhadapnya.

Bu Tika berjalan ke lapangan untuk menemui Vara yang tengah hormat disana. Dini dan Bryan santai sambil melihat Vara dan Bu Tika yang sedang mengobrol.

Akhirnya Vara mengangguk dan berjalan menemui kedua sahabatnya.

"Mata lo dong!!" teriak Vara saat melihat Jennie dan Alma sedang memperhatikan dirinya sedari tadi.

"Udahlah Var, sini minum dulu," ajak Dini. Vara mengangguk kemudian mengambil minumannya dan segera menenggaknya hingga tinggal setengah.

"Btw... Kita dapat tugas dari Bu Vita. Tentang Integral, 3 soal cuy... khusus untuk lo nambah jadi 10," kata Dini.

"Din.. Beli baygon yuk?"

"Tai lo Var, mati jangan ajak gue dong. Tuh si Bryan ajak," tolak Dini.

"Gue mati nanti ada yang sedih..." balas Bryan dengan raut wajahnya yang serius.

"Siapa?" tanya Dini tak kalah serius.

"Elo," jawab Bryan sambil tersenyum jahil pada Dini.

"Setan lo ya!! Awas lo mesra mesraan di depan gue, Gue buang lo kelaut," teriak Vara kesal sambil pergi meninggalkan temannya yang sedang dalam masa pendekatan itu.

Vara berjalan menuju kelasnya yang harus melewati kelas Ipa. Ia ingin berbalik karena geng nya Rayn sedang mengobrol di depan kelas tapi tidak mungkin karena nanti ia dikira takut.

Dengan rasa percaya diri Vara berjalan melewati kelas itu dengan tatapan sinis dari mereka.

"Enak juga lihat orang dihukum tiap bulan," sindir Nana.

Vara tak peduli dan langsung masuk kedalam kelas karena ia ingin menikmati AC yang ada di kelasnya itu.

♡♡♡


Bunyi bel pulang berbunyi dan membuat para penghuni sekolah berhamburan pulang.
Begitu juga dengan Dini, Vara, Bryan dan Dito yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah.

"Var, Gue pinjem Dini ya... Bisakan pulang sendiri?" tanya Bryan.

Vara melihat ke arah Bryan kemudian beralih pada Dini yang kini menghindari kontak mata dengannya.

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang