Part 21

2.1K 134 1
                                    

Akhirnya Class Meeting tiba juga, dimana semua masyarakat sekolah tidak akan belajar melainkan fokus ke pertandingan yang di adakan oleh sekolah karena ujian semester yang telah terlewati beberapa minggu yang lalu.

Dalam setiap kompetisi pertandingan olahraga, Anak jurusan Ipa hanya bisa kemungkinan menang 35%. Siapa coba yang bisa ngelawan anak ips, yang kadang suka main ricuh tanpa menaati peraturan yang ada.

Tidak hanya itu juga, anak Ipa banyak yang malas untuk bergerak. Alias mageran. Bawaannya mau belajar muluk!

'Ngapain sih? Ngabisin waktu aja'

'Mending otak yang di ajak olahraga'

Pemikiran yang salah.
Banyak juga anak Ipa yang mikirnya seperti itu. Tapi, untuk tahun ini sudah banyak yang tergerak hatinya untuk ikut berpartisipasi. Termasuk kelas 12 Ipa 1.

Rayn bersama dengan Leon baru saja selesai bertanding olahraga bola kaki dan mereka kalah. Tak ada yang bisa menandingi anak Ips jika dalam bidang olahraga.

Keringat bercucuran di dahinya dan baju sekolah nya sudah tak terkancing lagi. Akibat  terik matahari, ia berteduh di bawah pohon bersama sahabatnya Leon karena yang lainnya sedang berada di pertandingan yang berbeda.

"Huft.. Capek banget anjir!" keluh Leon.

Rayn hanya tersenyum sambil mengambil botol minum milik nya.

"Minum tuh! Ngeluh terus," kata Rayn.

"Oh iya, Lo baru putus lagi ya?" tanya Rayn.

"Eh.. kok tahu?!" tanya Leon kaget.

"Ya tahulah, Bio instagram lo udah ganti jadi nama cewek lain," balas Rayn.

"Hehhe... Tahu aja lo," kata Leon.

"Ck.. Playboy kok ada di Ipa," gumam nya.

Leon yang mendengar itu langsung melihat Rayn dengan tatapan sinis.

Rayn tak peduli dan mengalihkan perhatiannya pada Vara yang tengah bermain basket melawan adik kelasnya.
Permainan basket memang sangat sengit apalagi perempuan sebagai pemain nya.

Vara terus membawa bola dengan agresif. Adik kelasnya sampai lelah mengejar Vara terus menerus.
Langkah demi langkah Vara terus maju dan mencetak point.

Kini Vara kembali memegang bola dan langsung berlari. Tiba-tiba saja salah satu juniornya merebut bola dari tangan Vara dan membawanya ke daerah lawan.

Vara yang kesal langsung mengejar dan mencoba untuk merebut bola tapi tak berhasil.
Lagi-lagi Vara juga mencoba merebut bolanya dan tak berhasil.

Vara yang sudah tampak kesal, ditambah terik matahari serta keringat yang bercucuran di dahinya membuat dirinya tak terkontrol langsung merebut bola dengan cara mendorong dan mencakar adik kelasnya itu.

Bruk!!

Pritttt!!!!!!!!

Lawan terjatuh dan pluit berbunyi menandakan permainan di hentikan.
Rayn yang melihat itu, Refleks langsung berdiri dan berlari ke lapangan basket.

"Pelanggaran!!! Vara keluar dari lapangan!" kata Wasit.

Rayn langsung berjongkok di depan adik kelas yang jatuh dan terluka akibat ulah Vara.

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang