Part 6

2.8K 165 4
                                    

Setelah selesai menyusun semua belanjaan didalam kulkas dengan rapi. Vara sibuk dengan ponsel nya, Ia mencari masakan yang akan dia masak.
Sedangkan Rayn masih sibuk dengan buku nya. Ia mengerjakan tugasnya untuk hari senin dan nanti malam ia akan mengerjakan tugas Vara. 

Kacamata yang selalu menemani Rayn belajar membuatnya terlihat semakin tampan. Siapa yang tidak menyukai Rayn? Cowok yang berprestasi, baik, ganteng, walaupun suka berlebihan dalam hal belajar.
Vara sendiri saja hampir tak berkedip saat melihat Rayn serius belajar.

"Kok ganteng ya?" batin vara.

Vara menggelengkan kepalanya dengan cepat agar ia tersadar.

"Rayn." panggil Vara.

Rayn yang mendengar itu langsung melihat Vara.

"Udah dapat?" tanyanya.

"Gue mau masak rendang!" jawab Vara yakin.

"Rendang?! Enggak! Enak aja. Kalau nanti gak enak rugi gue, yang mudah aja dulu." balas Rayn sigap. Vara yang mendengar itu menatap rayn tajam.

"Apa?!"

"Jadi maksud dan tujuan lo nyuruh gue cari-cari di internet--"

"Sssttt... Gue guru disini. Bisa masak telur kan?" tanya Rayn.

"Bisa!"
"Tapi terakhir kali telur gue gosong, itu pun sekitar setahun yang lalu" lanjutnya.

Rayn melihat Vara tak percaya, bagaimana bisa cewek tak bisa memasak telur, hanya sebuah telur.

Rayn menutup bukunya dan melepaskan kacamata yang melekat dimatanya dengan wajah frustasi.

"Tapi bohong!! Hahahahha...." tawa Vara pecah ketika melihat Rayn yang frustasi.

"Krik.. krikk..." ucap Rayn dan itu mampu membuat Vara terdiam. Lagi-lagi Vara harus menahan niat buruknya terhadap Raun karena Vara yang ingin diajari masak oleh Rayn.

"Nasi goreng bisa?" tanya Rayn datar.

"Gak bisa.. Ajari gue ya." pintanya.

"Okey! Otw dapur." ajak Rayn semangat.

Mereka berdua sekarang berada di dapur dengan semangat Vara menuruti semua perintah Rayn mulai dari menyiapkan bawang merah, bawang putih, cabai merah, garam dan masih banyak lagi.

Rayn berdiri di sudut dapur sambil melihat Vara menyiapkan semua apa yang dia perintahkan.

"Nasi mana? Nasi?" tanya Rayn.

Vara melihat Rayn sebentar lalu menepuk jidat nya sambil cengengesan.

"Lupa gue... Sorry." ucap Vara.

Ia mengambil nasi dari rice cooker lalu meletakkan disamping bahan-bahan yang lain.

"Okey.. Sekarang, kupas bawangnya." perintah Rayn. Vara mengangguk lalu mengambil bawang dan mengupasnya satu persatu.

"Akhirnya ada juga yang mau ngajarin gue masak.." ucap Vara.

"..."

"Nyokap gue gak sempat ngajarin gue masak, kalau bang reno..... Gak sempat juga sih, padahal bang Reno itu jago.... Argh." kalimatnya terhenti ketika pisau yang Vara gunakan mengenai jari telunjuknya.

Rayn yang melihat itu langsung mendekati dan memegang jari Vara.

"Makanya kalau masak ya fokus!! Sini biar gue obatin dulu." bentaknya sambil menyeret Vara agar duduk di kursi.

Rayn mengambil kotak p3k yang ada di dapur dan kembali duduk didepan vara.

Rayn langsung mengobati tangan vara yang memiliki luka cukup dalam. Darah yang keluar pun tidak tanggung-tanggung.

Berkali-kali Vara memekik kesakitan karena luka nya itu.
Setelah selesai mengobati luka Vara, Rayn memasukkan obat merah dan kapas yang ia keluarkan dari kotak p3k.

"Sekarang lo lihat gue masak aja." kata Rayn  dan Vara hanya bisa pasrah.

Rayn berjalan mendekati bawang yang belum terkupas dan dengan keahlian nya Rayn mengupas bawang dan memotongnya.

Waktu berjalan sungguh cepat, kini Rayn telah menyelesaikan masakannya. Aroma nikmat tercium di ruangan ini. Rayn tersenyum saat melihat Vara tak sabar mencicipi nasi goreng buatannya.

Rayn menyiapkan nasi goreng nya di piring lalu menyodorkan nya ke arah Vara.

"Buat gue??" tanya Vara.

"Iya."

Vara tersenyum lalu mencicipi makanan yang dimasak Rayn dengan lahap. Begitu juga dengan Rayn yang terus melihat Vara sambil tersenyum. Vara menyadari itu dan melihat Rayn heran.

"Ngapa lo?" tanya Vara galak. Rayn tak menjawab dan tetap tersenyum.

"Jangan-jangan..."

"Tadi waktu gue masak, kecoa masuk ke kuali-"

"RAYN!!! JIJIK GUE!!!" teriak Vara sambil menatap Rayn dengan ekspresi yang sangat-sangat kesal.

"Hahaha... Tapi bohong." kata Rayn sambil tertawa.

"RAYN!!!!" Teriak vara.

□ □ □

Malam ini Vara bermain ponsel di kamarnya, Ia merasa sangat bosan karena tak ada yang membalas pesannya dari tadi.

Kemudian Vara berdiri sambil tersenyum licik. Ya, kali ini Vara memiliki ide untuk membalas perbuatan Rayn.

Vara berjalan keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar Rayn. Tapi setelah berkali-kali Vara memanggil dan mengetuk pintu kamar, Rayn sama sekali tak memberi jawaban.

Akhirnya Vara membuka pintu kamar Rayn dan masuk kedalam kamar itu untuk pertama kalinya.

Kamarnya gelap, Vara berfikir kalau Rayn sudah terlelap tapi fikiran nya itu kangsung lenyap ketika melihat meja belajar Rayn masih dipenuhi kertas-kertas beserta buku pelajaran dan lampu khusus untuk rayn belajar masih menyala.

"Kenapa?" tanya Rayn dari belakang Vara. sontak Vara terkejut dan membalikkan badannya ke belakang.

"Gue bosen, makanya gue kesini." jawab Vara.

"Yaudah, ambil kursi disitu." perintah Rayn sambil menunjuk kursi yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Untuk apa?"

"Belajar, gue lagi ngerjain tugas matematika lo."

"Oke!!" jawab Vara bersemangat.

Vara mengambil kursinya dan duduk disamping Rayn.
Dengan mudahnya Rayn mengerjakan tugas matematika Vara sambil menjelaskan sedikit materi pada Vara.

Selama Rayn menjelaskan, Vara tak mengerti sama sekali. Ia juga malas belajar, hingga ia menghabiskan waktunya untuk melihat Rayn terus.

Hilang sudah niat untuk mengerjai Rayn.

"Jadi nilai x nya jika di pindah ruaskan menjadi positif 8." kata Rayn.

Vara mengangguk sambil menguap beberapa kali. Rayn tak melihat Vara hingga ia terus melanjutkan penjelasannya yang bagi vara itu adalah sebuah dongeng untuknya.

Tak lama kemudian Vara tertidur di meja Rayn. Sangat lelap.
Rayn melihat vara dan langsung membuka kacamatanya.

"Udah tolol, gak mau belajar." kata Rayn.

"Rayn!! Gue masih dengar. " balas Vara dengan mata yang masih tertutup.

"Hehe.. Biar aja~" kata Rayn.

Tbc

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang