Part 17

2.2K 143 1
                                    

Vara hanya bisa duduk di luar kelasnya sambil menggambar kartun. Sedangkan Dini, Dito dan juga Bryan hanya mengobrol seperti biasa.
Hari ini Vara sungguh bosan dan tak berniat untuk ikut gabung bergosip dengan ketiga sahabatnya itu. Lelah mulut ini berolahraga.

Garis demi garis Vara menggambarkannya dengan sangat rapi sampai-sampai ia tak sadar jika dini telah memanggilnya sedari tadi.

Merasa jengah Dito langsung mengambil pensil milik Vara agar berhenti menggambar, dan itu berhasil membuat vara berhenti dengan tatapan tajam yang diberikan untuk Dito.

"Lo di panggil si dini tuh!! Menggambar mulu," balas Dito.

"Apaan sih din??" tanya Vara.

"Var,.. kita tadi pagi disuruh bu Diah buat minta kunci laboratorium komputer," kata Dini heboh.

"ASTAGA DINI!!!!! Lo kok baru ingat sih?!!!! Mati kita, ayoklah," ajak Vara sambil menarik tangan dini cepat.

Tadi pagi, ketika Dini dan Vara berjalan menuju kelas Bu Diah meminta tolong pada mereka agar meminta kunci laboratorium komputer pada adik kelas nya. 11 Ipa 4.

Ketika mereka berdua telah berada di daerah kelas 11 banyak yang tersenyum ke arah Vara dan juga Dini tapi ada juga yang berbisik-bisik seperti tak senang akan kehadiran Vara dan Dini.

Mereka tak peduli dan melanjutkan jalan menuju kelas yang mereka tuju.

Sesampainya disana Vara dan Dini masuk kedalam kelas Ipa 4 yang lumayan ramai itu.

"Eh ada kak Vara"

"Mati! Siapa yang mau di cari masalah sama kak vara?"

"Pacar kak Rayn tuh"

"Nah kalau itu pacar kak bryan"

"Bening uyy"

"Biasa aja~"

Vara memutar bola matanya malas lalu berjalan mendatangi salah satu murid yang sedang berdiri di dekatnya.

"Dek, yang megang kunci lab komputer siapa?" tanya Vara.

"Ooh, Si Davika kak. Itu orangnya.." tunjuk Nya.

Merasa namanya disebut Davika berjalan mendekati Vara dengan ekspresi bingungnya.

"Kunci lab komputer mana dek?" tanya Dini.

"Ooh lab komputer. Bentar ya kak,"

Davinka berjalan menuju tas ranselnya lalu mengambil kunci lab komputer yang ia simpan lalu memberikannya pada Vara.

"Ini kak," kata Davinka.

"Makasih ya," balas Vara sambil tersenyum.

"Oh iya kak, Gue bisa minta tolong gak?"

"Boleh,"

Lagi-lagi Davinka mengambil sesuatu dari tas nya dan itu adalah sebuah jacket yang sepertinya pernah ia lihat sebelumnya.

"Ini punya kak Rayn, gue gak sempat ngembalikan nya karena sibuk banget kak. Bilang makasih juga ya sama kak Rayn," kata Davinka.

Vara melihat ke arah Davinka dengan tatapan bingungnya. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul di pikirannya.

"Heh!! Dia pacar nya kak Rayn!!" bisik temannya itu. Mendengar itu Davinka sedikit terkejut dan melihat ke arah Vara segan.

"Eh?! Kak!.."

"Gue gak pacarnya.. Haha, Nanti gue sampaikan ya" Kata Vara lalu pergi pamit bersama dengan Dini yang tengah melihat Vara khawatir.

....

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang