Setelah menceritakan semuanya, Gavina paham kenapa kedua sahabatnya tampak terlihat kacau.
"Sekarang pertanyaan nya, siapa yang kasih tahu semua rahasia kalian sama Vara?" ucap Gavina.
"Coba tanya Dini," sambung Rayn.
"Dini masih marah sama gue, kalau gak marah gue udah ganteng setiap hari karena ketemuan sama dia tiap saat," ucap Bryan dan setelah itu Gavina langsung memukul kepala Bryan dengan boneka.
"Serius Bryan!"
"Gue serius banget malahan," balasnya.
"Besok biar gue aja yang ngomong sama dia," ucap Rayn.
^^^
Di sekolah, berita tentang masalah Rayn dan Bryan lagi panas-panasnya untuk di bahas.
Apa lagi untuk penggemar Rayn dan Bryan di sekolah, mereka sangat senang karena hubungan mereka dengan kekasihnya hancur.Rayn tetap tak peduli dengan apa yang di bicarakan orang-orang dan ia tetap tegas dalam hal apapun.
"Jennie," panggil Rayn, tapi tak dijawab oleh Jennie.
"Rayn, kalau menurut gue sih. Dia masih marah banget. Beda sama sifat gue yang bisa ngerti masalah kayak gini. Walaupun ya, lo udah kelewat batas," jelas Alma berbisik.
"Apaan sih Al," kata Leon sambil menyenggol lengan Alma.
"Gak usah ribut bisa gak?!" kata Alma dengan tatapan galaknya.
Leon yang melihat itu hanya bisa pasrah dan tak berkutik lagi.
Kini Jennie sedang membaca buku pelajaran nya di kursi yang berbeda satu meja dengan mereka.
Seolah-olah tak punya telinga, Jennie sepertinya sangat menikmati apa yang sedang ia kerjakan dan Rayn yakin Jennie hanya mencoba mencari kesibukannya sendiri agar melupakan amarahnya itu.
Rayn berdiri dan berjalan menuju bangku yang ada di sebelah Jennie.
"Jen-"
"Lo pergi atau gue yang pergi?!" tanya Jennie sambil menatap mata Rayn dengan kesal.
Mendengar suara Jennie yang meninggi, teman-teman sekelasnya melihat ke arah mereka.
"Udahlah Rayn, lagian lo kelewatan juga," kata Indah.
"Udah, jangan buat kasus ah. Kita bentar lagi udah mau tamat," sambung Raldo.
Jennie akhirnya memutuskan untuk pergi dan ia pun keluar kelas dengan jalannya yang cepat.
Ia berjalan menuju atap sekolah, dimana ia sering menghabiskan waktunya disana untuk bersantai bersama teman-temannya.
Jennie menaiki anak tangga satu persatu, hingga akhirnya ia berada di atap sekolah.
Angin bertiup dengan lembut nya membuat dirinya tersenyum simpul dan mulai duduk di tepi atap sekolah.
Ia tak takut dengan ketinggian bahkan ia sangat senang dengan ketinggian karena ia bisa melihat kebawah dengan leluasa.Sambil melihat-lihat pemandangan, Ia tak sengaja melihat Vara yang sedang bermain bola basket.
"Kasihan si Vara," gumamnya.
Kemudian ia merasakan kehadiran seseorang dan Tiba-tiba saja ada orang yang duduk di sampingnya.
Jennie melihat ke arah orang tersebut dengan tatapan heran."Siapa lo?" tanya Jennie.
Pria itu tetap duduk di samping Jennie dengan senyuman manisnya sambil melihat ke arah Vara yang tengah bermain basket.
![](https://img.wattpad.com/cover/181915580-288-k511722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA & IPS
Teen Fiction[FOLLOW ME] [ig: rnashna_04] -Ipa- "Biasalah nama nya juga anak sosial.. tahu nya cuma ngomong sana sini, bising, gak teratur.. tau ah.. bayangin nya aja udah kesel gue" -Ips- "Anak ipa? Culun, gak tahu gaya, kudet! Kerjaan nya ngitung mulu, bawa ta...