Part 12

2.5K 151 2
                                    

Malam ini, Vara duduk di sofa sambil memikirkan apa yang terjadi saat dirumah Rayn, ketika ibu Rayn mengatakan hal yang sangat aneh untuk di dengar oleh telinganya.

Kini ia benar-benar memikirkan kenapa ibunya pergi dan menitipkannya pada Rayn. Padahal mereka tidak dekat dan itu sangat tidak masuk akal ketika ibunya menitipkannya bersama dengan laki-laki.

Sungguh sangat mengganggu jika tidak ada yang memberi jawaban dari pertanyaan yang dipikirkan Vara.

"Rayn pasti tahu," gumamnya.

"Tapi gak mungkin... Rayn juga terkejut tadi," lanjutnya.

Drtt
Drtt

Ponselnya berdering, Vara langsung mengambil ponsel yang ada di sampingnya dan mengeceknya.

Line
Dion

Var, Keluar kuy..

Tumben lo ngajak gue?

Yaelah.. Udah yuk, Sekalian coba motor lo nih.

Oh iya, Kuylah.

Gue jemput nih. Tunggu aja di depan rumah lo

Okay


Vara tersenyum bahagia dan langsung lari ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi bersama dengan Dion.

Setelah selesai bersiap-siap, Vara turun ke bawah dan menemui ibunya yang sedang sibuk dengan laptopnya di ruang kerja.

"Ma, Vara pergi dulu ya."

"Mau kemana?"

"Teman Vara ngajak ketemuan ma. Biasalah makan-makan."

"Yaudah pulang jam berapa nanti?"

"Jam 10 ma."

"Yaudah, Hati-hati ya."

Ia tersenyum lalu keluar dari rumahnya dan melihat Dion yang sedang menunggu nya di motor sport miliknya.

Vara berjalan ke arah Dion dan langsung menyapa sahabatnya itu.

"Balapan kan?" tanya Vara sambil tersenyum.

"Yups. Naik cepet," jawab dion.

Rayn sedang di luar bersama dengan teman-temannya. Ya, siapa lagi jika bukan bersama Jennie, Alma dan juga Leon.

Mereka berada di sebuah cafe yang lokasinya tak jauh dari rumah Jennie dan tak jauh dari arena balapan.

"Lo kenapa sih Rayn? Kayak orang bisu aja," kata Alma.

"Galau pasti nih, karena Vara kan?" tanya Leon.

Mendengar itu Rayn langsung melihat Leon sebentar lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Bener gue kan!!" kata Leon.

Rayn masih memikirkan perkataan kedua orang tuanya tentang perjodohan antara Vara dan dirinya. Bukannya ia tak mau, hanya saja ini akan membuat Vara terkejut dan masalahnya semakin rumit.

Ya, semua ini sudah di rencanakan ketika ayah Vara meninggal dunia dan Vara belum tahu karena ibunya yang belum siap memberitahu hal yang sebenarnya.

Dan juga karena Vara yang selalu menceritakan keburukan Rayn pada ibunya, menunjukkan rasa benci terhadap rayn dan itu membuat ibunya mengurung niat nya lagi.

Hingga Orang tua Rayn mengusulkan ide ini, yaitu ide dimana Vara akan tinggal serumah dengan Rayn agar bisa mengenal Rayn lebih dekat.

Rayn sudah mengetahui ini saat Ibunya mengajak ke rumah Vara. Ia mengerti dan awalnya juga merasa keberatan tapi semua itu ia terima saat mendengar penjelasan dari ibunya.

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang