Part 8

2.5K 150 3
                                    

Rayn duduk di cafe bersama dengan Bryan dan juga Gavina.
Mereka mengobrol sambil menikmati minuman kesukaan mereka, Cappucino. Dengan di iringi musik di cafe ini, membuat suasana semakin nyaman.

Gavina adalah sahabat Rayn dan juga Bryan, mereka adalah teman masa kecil.

"Duh.. Tante mana ya? Apa masih belanja baju?" tanya Gavina.

"Mama emang gitu, kalau beli baju lama banget makanya mama nyuruh kita kesini buat nungguin." jawab Bryan.

"Bryan, sibuk banget sama ponsel lo? Udah ada pacar?" tanya Gavina. Bryan menoleh dan hanya tersenyum.

"Dini, teman sekelas dia." jawab Rayn.

"Hahah.. Biar aja" Balas Bryan.

"Btw.. Gimana kelas kalian? Gue kepo ni, masalah apa lagi yang di buat anggota kalian" Tanya Gavina penasaran.

Mendengar itu rayn hanya tersenyum Sambil menggelengkan kepala nya begitu juga dengan Bryan.

"Banyak lah. Kayak gak tahu aja.." Jawab Rayn.

"Tapi lucu juga loh.. Kalian Sama-sama ketua yang dianggap bermusuhan sejak dulu padahalkan dari lahir kalian udah sahabatan.. Kalau mereka tahu gimana ya??"

"Gue juga bingung.. Gue harap kalau mereka tahu, teman gue gak bakal marah termasuk Dini." balas Bryan lesu.

□ □ □

Rayn pulang kerumah sekitar jam 6 sore. Cukup lama untuk bersenang-senang bersama sahabatnya.
Dengan santai Rayn keluar dari mobilnya dan masuk kedalam rumah.

Sepi. Seperti tidak ada penghuni, biasanya setiap sore Vara ada di ruang tengah sambil menonton televisi tapi kini Vara tidak ada disana.

Rayn hanya berfirasat kalau Vara sedang tidur dan Ia terus lanjut berjalan menuju kamar nya.

Malam ini Rayn sedang mengerjakan tugas Fisika. Kacamata melekat dimatanya seperti biasa, tangan kanannya memegang pena dan menuliskan rumus dilembaran baru bukunya.

Berkali-kali ia mencoba untuk fokus belajar tapi tidak bisa. Akhirnya Rayn menghentikan aktivitasnya yang sedang menulis itu, lalu membuka kacamatanya.

"Kok gue gak fokus ya?"

Drtt
Drtt

Jennie

"Halo"

"Rayn.. Lo dimana?! Cepetan datang ke sini!!"

"Jen! Lo kenapa?"

"Gue lihat si Vara lagi di sirkuit, kayak nya dia mau balapan liar deh.."

"Yakin lo?"

"Iya gue yakin!! Bawa aja dia pulang. Gue takut aja kalau dia mati siapa yang jadi musuh gue nantinya?!!"

"Yaudah, gue kesana"

Tut....

Rayn berdiri dan langsung mengambil jacket dan kunci mobilnya.

□ □ □

Vara berdiri di tepi arena balapan sambil bersorak meneriaki nama Dion.
Ya, sejak pulang sekolah tadi vara belum pulang. Buktinya baju putih abu abu Vara masih melekat di tubuhnya.

Ia tidak sendiri, Ia bersama dengan Leo, Bambang dan juga Dion.

Dion melaju kencang dengan motornya di urutan pertama dan itu membuat vara semakin histeris.

"DION!!!!" teriak Vara kesenangan.

Hingga akhirnya Dion melewati garis finish. Dion juara pertama dan itu membuat Vara, Leo dan Bambang berlari ke arah Dion sambil mengucapkan selamat.

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang