Part 33

2.3K 97 7
                                    

08:00 WIB
BANDARA SOEKARNO HATTA

Hari ini adalah hari yang berat untuk Vara karena harus melihat temannya pergi ke kanada untuk melanjutkan pendidikan nya disana.

Mata Vara terlihat bengkak akibat menangis semalaman karena ia tahu kalau temannya itu akan kembali ke Indonesia untuk waktu yang cukup lama.

"Yaudah, gue sama Dini pergi dulu ya," pamit Bryan pada teman-temannya.

"Iya, jaga dini ya Bryan," kata Ibu Dini.

"Sipp tan," balas Bryan.

Yaa, Dini memang tak bisa Ldr-an.
Hingga akhirnya Dini kuliah di kampus yang sama dengan Bryan lewat jalur mandiri. Berbeda dengan Bryan yang masuk lewat jalur beasiswa.

"Din!.. Sejak kapan lo mendaftar sama kayak Bryan?" tanya Dito sambil menahan tawanya.

"Dito!" teriak Dini kesal.

"Gue gak bisa Ldr-an.. Entar, gue digebet orang lagi," bisik Dini.

"Ck.. Lo bisikin ke Dito tapi yang dengar satu bandara," kata Vara.

Mereka yang mendengar celotehan Vara tertawa begitu juga dengan Dini.

"Gue bakal rindu sama kalian... Kita tetap telfon-telfonan ya Var.." kata Dini.

"Enggak ah.. Biaya nya mahal. Mending gue nelfon Rayn," balas Vara sambil menahan tawanya.

"Haha.. Akhirnya Var, lo pintar juga," kata Dito

Plak

Satu pukulan dari Dini mendarat di bahu dito dan itu membuat Dito langsung mengeluh.

"Dini!"

"Din, ayo berangkat," ajak Bryan.

"Hmm, Yaudah. Kalau gitu kami pergi dulu ya," pamit Dini.

"Jaga diri disana ya nak," kata Ibu Bryan.

"Iya ma."

Vara dan teman-temannya yang lain melambaikan tangan pada Dini dan Bryan.
Akhirnya mereka pergi meninggalkan negara dan juga keluarganya untuk melanjutkan pendidikan yang jauh lebih baik.

Dini menangis saat melihat kebelakang, Ia benar-benar tak sanggup meninggalkan orang-orang terdekat nya.

Dini menangis saat melihat kebelakang, Ia benar-benar tak sanggup meninggalkan orang-orang terdekat nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu juga dengan Vara yang kembali menangis saat melihat kedua sahabatnya pergi.
Rayn yang dari tadi ada di samping Vara kembali memeluk agar mengurangi rasa sedih itu.

Hari ini Vara menyadari sesuatu,
Bahwa tak selamanya orang terdekat kita bisa berasama selamanya.
Jangan terlalu larut dalam kesedihan itu karena waktu tak berhenti, waktu akan tetap terus berjalan dan akan mengganti kesedihan itu dengan kebahagiaan.

8 April 2017
1 Minggu kemudian

" Ibu, bapak serta anak-anaku sekalian
Sebuah ungkapan yang tak asing lagi bagi kita, “dimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan”. Tiga tahun lalu kita bertemu di tempat ini, dan ditempat ini pulalah kita berpisah. Inilah takdir manusia yang tak terelakkan. Kita tak bisa melawan waktu. Biarlah waktu itu berlalu seiring dengan linangan air mata kami.

IPA & IPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang