Chapter 16: 14 Maret

243 38 0
                                    

_NALEKHA_

14 Maret 2019

Ini adalah hari ulang tahun nalekha, nalekha hanya tak sadar bahwa ini adalah tanggal dimana ia dilahirkan kedunia walaupun itu adalah tanggal menurut kalender masehi.

Sampai akhirnya ia mengambil catatan untuk mencatat sesuatu di meja, sampai ia menulis tanggal itu. Ia tersenyum, ia ingat ini adalah hari ia berulang tahun.

"Ah ya ini bukankah tanggal 14 bulan ini?" Nalekha bertanya pada diri sendiri.

"Alhamdulillah aku genap berusia 19, syukur Alhamdulillah aku masih diberikan umur yang panjang ya Allah. Ya Allah aku hanya ingin menjadi perempuan yang sholehah dan baik, berikanlah kebahagiaan di kehidupan ku berikutnya dan jadikan hijrah ku ini istiqomah dijalanmu. dan ya Allah semoga abi umi dan mbak Azki selalu dalam lindungan mu. amin." Nalekha langsung menulis ucapan untuk pernikahan Naila yang dilaksanakan 2 hari lagi.

🍂🍂🍂

Disisi lain Haziq hendak membereskan barang barangnya untuk pulang karena ini adalah hari terakhir dimana ia akan meninggalkan pesantren yang telah membesarkannya dari ia beranjak dewasa.

Dan setelah dia membereskan barangnya, ia mengedarkan pandangan agar tidak ada sesuatu yang tertinggal lagi. Tapi ia mengingat kado itu. Ya kartu ucapan itu untuk Nalekha telah ia berikan walaupun ditempat rahasia tapi sebenarnya ia ingin sekali memberikan langsung kepada Nalekha.

Tapi mengingat kejadian ia bertemu dengan Nalekha yang terakhir kali ia mengurungka niatnya.

Setelah itu ia pamit ke beberapa temannya dan segera meninggalkan pesantren, mungkin ia memang telah beranjak dewasa. Dan sekarang saatnya ia harus belajar bertanggung jawab dan memikirkan masa depannya.

Nalekha. Nalekha Ayu. Seorang gadis yang berasal dari negara asing yang tiba tiba datang untuk bersekolah disini. Bahkan negara itu pun Haziq tidak tahu dimana letaknya ataupun seperti apakah keadaannya disana, yang Haziq pikirkan dengan perjodohan yang abinya katakan waktu itu. Benarkah bukan Nalekha jodohnya? Tapi mengenai jodoh, allah telah mengaturnya.pasti. Nalekha atau gadis manapun pasti yang Haziq inginkan hanya mereka berdua akan membangun bahtera rumah tangga yang menuju jannah.

"kau benar meninggalkan ku disini? huh?" Suara yang berasal dari belakang

"Kau payah sekali Haziq dassaf!" suara itu Haziq sangat mengenal suara itu dengan baik

Secara langsung ia membalikan tubuhnya menoleh seseorang yang mengatakan itu, itu adala sherma sohibnya Haziq

"Oh ayolah Sher, kau kemana saja aku cari kau daritadi hampir saja aku meninggalkan pesantren. Tanpa menemui mu terlebih dahulu" Haziq mendekat dan memeluk Sherma dan menepuk punggung sherma sedikit kasar

"Haha tidak aku tidak akan menahanmu disini, kau memang saatnya untuk keluar dari sini." membalas perlakuan Haziq dan melepaskan pelukan yang sebentar itu

"Oke mainlah kerumahku, dan aku akan sesekali berkunjung kesini"

"Oke Haz kau memang teman yang baik."

"Kurasa kita memang teman yang baik, kau merasa?"

"Kurasa begitu.Oh ayolah kau sudah berpamitan dengan wanita pendek itu?"

Haziq terdiam sebentar sedikit berpikir dengan perkataan Sherma yang mengingatkan pada sesuatu memang dia telah menulis surat itu dan mungkin surat itu lebih baik daripada ia harus menemui Nalekha dan membuat semuanya menjadi rumit bahkan Haziq berpikir bahwa perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan terhadap Nalekha karena Nalekha selalu menjodohkan dirinya dengan Sofhaa.

"Su-sudah maksudku dia pasti akan mengetahuinya Sher. Jadi kupikir untuk apa aku menemuinya."

"Bukankah kau menyukainya? kau pikir sekali lagi Haz."

"Entahlah aku memang menyukainya lebih tepatnya mengagumi dia Sher. Dan mungkin kita tidak berjodoh perjalanan kita berdua masih panjang dan ayolah aku akan pergi dan meninggalkan pesantren ini."

"Kau benar Haziq, ya sudah selamat tinggal senang memiliki teman seperti dirimu."

"Aku juga terimakasih Sher"

"Ya cepat pergi atau aku akan menahanmu disini selamanya"

"Haha yang benar saja"

Haziq melangkahkan kaki menuju mobil yang menjemputnya. Dan perlahan mobil itu bergerak meninggalkan area pesantren. Meninggalkan semuanya disini. Meninggalkan Nalekha.

Selamat tinggal Nalekha Ayu kau tetap dalam hatiku, biarlah perasaan tak berbalas ini tetap tumbuh dan sampai aku jenuh dan kau jenuh didalam hatiku

Nalekha [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang