Chapter 25: Belajar ikhlas dan mencintai

235 25 0
                                    

_NALEKHA_

Haziq's pov

"Calon istri?" tanya nova "iya Shofaa calon istri Haziq" Ucap Nalekha membuatku terkejut "Tidak, aku akan tetap ikut ke Indonesia" ucapku aku tidak mungkin akan menikahi Shofaa aku sangat mencintaimu Nalekha, Aku.." ucapku terpotong.

"Haziq aku harus pulang ke indonesia, jika kamu mencintaiku maka jaga Shofaa belajarlah mencintainya. Aku doakan kalian bahagia membina rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah" ucap Nalekha yang menunduk yang matanya yang mulai berkaca kaca aku tau dia mencintaiku, aku tak ingin dia pergi lagi aku mencintainya ya Allah.

"Tidak! dengarkan aku Nalekha aku mencintaimu, aku yakin kamu jodohku demi Allah aku mencintaimu Nalekha karena Allah. Jika kita tidak bersama sekarang aku yakin ini hanya ujian, aku akan memperjuangkan ini dan aku berharap kamu pun begitu jangan menyerah ku mohon," ucapku yang frustasi, jika Allah tidak menakdirkan kita berdua mengapa Allah memberikan perasaan ini mengapa aku yakin sekali bahwa dia jodohku.

"Ku mohon aku bukanlah pria yang baik, tapi biarkan kamu menjadi penyempurna agamaku.." lanjutku dan aku tak tahan dia menangis, aku tak ingin dia menangis seperti ini. apa dia terluka dengan ucapanku?

"Haziq jika kamu mencintaiku karena Allah aku juga, aku tak bisa membohongimu ataupun membohongi Allah. Tapi lihat ia juga mencintaimu aku yakin karena Allah, dia terluka karena kita melihat dia terluka akupun terluka, maka bahagiakan dia demi aku. Akupun akan bahagia" ucap Nalekha yang kini sudah dipeluk Nova.

Aku hanya diam mendengar ucapannya, dia gadis yang sangat baik yang pernah aku temui. "Lekha bukannya aku ikut campur, sudah cukup jangan begitu jangan menyakiti dirimu sendiri. Jangan ulangi lagi kau pun berhak bahagia Lekha dan Haziq pria yang pantas membahagiakanmu," ucap Nova.

"Nova itu salah! aku tidak akan bahagia bersama Haziq setelah melihat Shofaa begini dia sahabatku apapun akan aku lakukan demi kebahagiaannya, termasuk jika itu kau. Aku akan melakukan apapun sebisaku, dan aku bisa melepas Haziq demi dia. Aku bisa," ucap Nalekha pelan tapi aku masih bisa mendengarnya.

Jangan katakan itu kumohon

"Baiklah aku akan belajar mencintai Shofaa membahagiakannya dan segera menikah dengannya, Jika kamu mau pulang pergilah aku tak aan memaksamu lagi" Ucapku "aku akan keluar sebentar,Jika kalian akan menemani Shofaa lebihbaik kalian istirahat dan tidur aku akan keluar sebentar" ucapku dan berakhir menutup pintu.

....

Author's pov

Lelaki yang kini duduk menghadap kiblat, terus bermunajat menyebut nama Rabb-Nya dia terus meminta petunjuk tentang keputusannya. Memang didunia ini bukan hanya pernikahan semata, bukan hanya sepasang wanita dan lelaki tapi pernikahan adalah ikatan yang sangat suci.

Bukan hanya menyempurnaka agama tapi pernikahan yang ia inginkan bukan hanya untuk didunia tapi sampai akhirat kelak bersama sama mencari keridhaan Allah dengan kebahagiaan, tapi jika memang Allah telah mempertemukan wanita penyempurna agama adalah Shofaa dan bukanlah Nalekha ia ikhlas. Ia hanya merasa bersalah terhadap Shofaa yang kini jatuh sakit karena dirinya telah menyakiti Shofaa, dan Nalekha yang kini tersakiti.

"Ya Allah sesungguhnya aku memohon petunjuk dari ilmu-Mu, memohon kekuatan dari kekuasaan-Mu, dan memohon karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya aku tidak kuasa sedang Engkau kuasa, dan aku tidak mengetahui sedang Engkau Maha Mengetahui semua yang gaib.

Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini ( sebut keperluanya ) baik bagiku, agama dan kehidupanku, maka tetapkan dan mudahkanlah ia bagiku kemudian berkatilah aku, dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku, bagi agama dan kehidupanku serta akibat dari urusanku, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa mendatang, maka hindarkanlah ia dariku dan hindarkanlah pula diriku darinya, dan tetapkanlah hal yang terbaik bagiku menurut semestinya, kemudian ridhailah aku."

pada hakekatnya bukan takdir baik atau buruklah yang menjadi masalah, tetapi bagaimana Tuhan memberikan tuntunan kepada kita bagaimana menjalani dengan baik takdir itulah yang utama, karena baik dan buruk hanyalah ukuran manusia, Tuhan lebih tahu akan hamba-hamba ciptaan-Nya

Untuk apa takdir yang menurut kita baik karena Tuhan berikan kepada kita seperti kekayaan yang melimpah, kebahagiaan, kesenangan atau karir pekerjaan yang mencapai puncak, hanya akan mengantarkan kita kepada kehinaan, kesengsaraan dan kemisikinan karena ketidakmampuan untuk menjaga amanah-Nya.

Dan begitu sebaliknya ketika manusia dalam keadaan kesedihan, kesusahan, kegagalan dan kemisikinan namun karena dengan usaha dan doanya bisa menjalani takdir itu dengan baik bisa mendapatkan kemuliaan dan derajat yang tinggi, baik di dunia mupun akherat nanti.

Karena sesungguhnya hidup di dunia adalah ujian : kesedihan, kesusahan, kegagalan, kemiskinan adalah ujian, kesenangan, kebahagiaan, kesuksesan, kekayaan pun ujian pula.

Nalekha [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang