Chapter 19: "Shofaa"

258 39 0
                                    

_NALEKHA_

....

"Shofaa"

"Haziq"

mereka berbarengan menimbulkan keluarga mereka pula terkejut mendengar sepertinya mereka berdua telah mengenal.

Benarkah Sofhaa yang akan dijodohkan denganku

"assalamualaikum tuan Karidis, dan oh lihat anak kita telah saling mengenal."

"waalaikumsalam ya benar sekali" Tuan karidis yang duduk berdampingan dengan istri

"baik kita mulai darimana?" Tuan Karidis bertanya

Keluarga keduanya kini berlanjut kedalam perbincangan ringan malam ini bertukar informasi dan cerita sebelum akhirnya Shofaa yang memberitahukan kalau mereka berdua adalah teman satu sekolah dan pernah sekelas.

Haziq sesekali melirik shofaa yang sedang menunduk, Haziq sangat terkejut apakah benar pertemuan hari ini akan berdampak selanjutnya? apakah shofaa yang akan ia nikahi dan shofaa akan menjadi pelabuhan hatinya. Entahlah Haziq terus larut dalam pikirannya sampai akhirnya seseorang memegang pundaknya.
"hei nak, kau melamun?"

"Oh Astahgfirulloh maaf paman." Haziq kaget dan kebingungan " astagfirulloh anak muda, jadi kau tak mendengar perbincangan kami?" tuan karidis dan menepuk nepuk punggung Haziq " tidak masalah" lanjutnya.

Akhirnya makan malam pun berakhir mereka keluarga tuan Karidis telah pergi, Haziq pun beranjak kekamar dengan hatinya yang terus bertanya.

Aku yakin ini bukan sebuah kebetulan ini sudah rencana mu yaallah, aku menerima siapapun baik shofaa maupun Nalekha. Aku mencintai dan menerima ya Allah

....

Sofhaa's pov

Sudah seminggu lamanya aku belum kembali ke asrama, sebenarnya aku tidak terlalu betah dirumah mungkin karena aku pulang hanya hari libur saja.

Aku pulang memang sedang sakit, dulu saat aku kecil
aku mengidap penyakit Polisitemia Vera yang menyerang sel darah merah dibagian sumsum tulang belakang. Meningkatnya produksi sel darah merah dalam tubuh dapat menyebabkan darah membeku dan menghambat aliran darah. Kondisi ini meningkatkan risiko pembekuan darah.

Penyakit ini menurut dokter adalah penyakit yang jarang menyebabkan gejala yang signifikan tetapi dapat menyebabkan komplikasi pada penyakit lainnya yag mungkin dapat membahayakan, aku pernah dioperasi satu kali saat aku masih balita memang dari operasi tersebut tidak memungkinkan aku sembuh total.

Tetapi penyakit ini dapat kembali setelah beberapa tahun yang akan datang dan karena penyakit ini memang penyakit langka dan belum ada obat yang dapat menyembuhkannya, selain obat pereda apabila aku kambuh. Aku seringkali pusing dan mimisan sebelum aku terkapar pingsan, sebenarnya aku sudah lelah jika aku harus bergantung pada obat itu. Rasanya selalu pahit dan mungkin selamanya aku akan mengosumsinya.

Sampai akhirnya ayah memintaku untuk segera menikah, aku sendiri kaget mengapa ini terlalu cepat. Aku tau ayah ingin aku ada yang menjaga jika aku menikah tapi aku tak mau dikasihani karena penyakit ini, Aku bisa menjaga diriku sendiri meski dengan penyakit yang bersarang ditubuhku ini.

Sebenarnya aku membantah dengan pria yang akan dikenalkan denganku aku tak mau menikah dengan orang yang tak aku cintai, tapi ayah terus memaksa dan akhirnya kemarin kita pergi menemui mereka.

Dan Masya Allah ini bukan mimpikan? aku dijodohkan dengan Haziq. Pria yang selama ini aku sukai dia pria yang hebat dan sekarang ia telah bekerja di perusahaan ayahnya. Aku sangat senang melebihi apapun saat ia kemarin menyetujui perjodohan ini, sekarang aku yang sangat bahagia ingin sejali memberitahukan kabar bahagia ini kepada Nalekha. Nalekha pasti sangat senang mendengarnya.

Kini aku sedang menuju rumah sakit untuk routine chek up kesehatanku, diantar oleh supirku aku sangat senang dan berniat ingin segera sembuh apapun caranya demi Haziq calon suami. Aku ingin kita bahagia membina rumah tangga bersama Haziq tentunya.

Author's pov

"Bagaimana dok?" Shofaa antusias melihat hasil perkembangan Penyakitnya " begini Shofaa, kau tau ini penyakit yang langka dan sangat sulit sembuh untuk 100 persen. Mungkin hanya pengobatan biasa yang kau terapkan selama ini" ucap dokter yang mengucapkannya dalam bahasa arab Sofhaa yang duduk bersebrangan dengannya hanya mengangguk paham perkataan dari dokter langganannya.

"Begitu ya dok" ujar Shofaa "ya itu saja maaf kami telah berupaya semaksimal mungkin, tapi bersabarlah Shofaa tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk dirimu" Jawab dokter yang berkerudung merah dengan senyum yang ia berikan "baiklah dok saya pamit pulang. Terimakasih" Ia berdiri menjabat tangan dokter dan beralih keluar ruangan.

....


Nalekha [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang