Chapter 27: Tangisan Azka

228 28 4
                                    

_NALEKHA_

Kembali dalam Bentuk Lain. Jangan berduka, apa pun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain.


Author's pov

Gadis dengan syar'i berwarna merah maroon itu telah selesai memberi suapan terakhir untuk putranya, dia sedikit mengelap sudut bibir putranya dengan sayang. Dia sedikit senang bercampur sedih melihat putranya tumbuh menjadi anak yang tampan dan sangat menggemaskan. Pasti tidak ada yang mengelak betapa lucu dan menggemaskannya Azka.

"Eima Aka pingin itu.." tunjuk bocah yang baru berusia empat tahun, "Aka pingin apa?" tanya Nalekha "Aka pingin liat Umi" ucap Azka kembali menunjuk figura yang tertempel didinding. Nalekha menghela napas sebelum akhirnya ia menurunkan Photo Azki dan memberikannya kepada Azka.

"Eima Umi cayang nggak cama Aka?" tanya Azka yang sedang memperhatikan photo sang ibu, " "Husss.. Aka gak boleh ngomong kayak gitu, Umi pasti sayang sama Aka seperti Eima, Oma, Opa sama Abi sayang banget sama Aka" Jawab Nalekha yang berjongkok menyamai tinggi Azka dan mengelus kepala Azka.

"Umi nggak cayang Aka! kenapa Umi gak pulang? Abi juga gak cayang cama Aka" ucap Azka tiba tiba dengan nada sedikit tinggi membuat hati Nalekha mencelos. "Azka.. Azka.. liat Eima, Aka yang sabar Abi pasti pulang, kan Abi lagi kerja buat Aka. Sedangkan Umi..." Nalekha diam sejenak ia tak tahu apa yang harus ia katakan tentang kakaknya Azki pada Azka, Nalekha tahu Azka sangat merindukan orangtuanya meskipun ia, Umi dan Abi setiap hari menemaninya tapi tetaplah itu tidak cukup menghadirkan kasih sayang orangtua untuk Azka.

Sedangkan Dzul Abinya Azka bukan tidak sayang kepadanya anaknya Azka, ia harus tetap bekerja demi Azka demi untuk kehidupan dan masa depan Azka. Dzul yang bekerja menjadi seorang TNI hanya bisa pulang 3 sampai 6 bulan sekali karena ia harus stay bekerja di Bali dan anaknya Azka tinggal bersama keluarga almarhumah istrinya Azki. Bukan karena Dzul tidak mempunyai keluarga, tetapi orang tuanya sudah lama meninggal sedangkan ia hanya anak tunggal.

"Umi gak bisa pulang karena Umi udah pulang ke rumah Allah, udah bisa ketemu Allah. Umi.." belum sempat Nalekha menyelesaikan ucapannya Azka tiba tiba melemparkan photo ibunya kelantai dengan keras.

Prang...

"Aka benci cama Umi dan Abi!, Umi dan Abi gak cayang cama Aka... Hiks.. Umi gak pelnah mau ketemu cama Aka!" teriak Azka sambil menangis pada Nalekha, Nalekha yang melihat itu langsung menggendong Azka ia tak tahu kenapa Azka penurut tiba tiba seperti ini biasanya Azka tidak pernah menanyai ataupun sadar bahwa ia tidak bersama Umi dan Abinya.

Nalekha prihatin ia tak pernah menyangka Azka membenci orangtuanya terlebih Uminya, tidak itu tidak boleh terjadi Azka hanya rindu bukan benci hanya rindu.

"Azka gak boleh lempar photo Umi, Umi sayang sama Azka sayang banget. Tau gak Uminya juga Azka pengen ketemu Azka tapi Umi gak tahu caranya" ucap Nalekha dengan hati hati dan mengelus punggung Azka yang sedang menangis.

"Haa... Ha... Aka pengen ketemu Umi, Aka pengen tidul cama Umi kata Gaga Umi diambil Allah kalena Aka nakal Hiks.. jadi Umi gak cayang Cama Aka.. Ha.." ucap Aka yang terisak dengan tangisannya sedangkan Nalekha memper erat pelukannya pada Azka tiba tiba Azka tertidur digendongan Nalekha lalu pintu kamar terbuka dengan cepat.

"Ada apa Lekha? kenapa Azka menangis kencang?" ucap Abi yang panik "Astagfirullah kenapa photo Azki bisa pecah? Azka gapapakan?" ucap Umi yang tiba tiba mengambil alih menggendong Azka dari Nalekha, "Gapapa Umi, nanti Lekha ceritakan besok biar Azka tidur sama Lekha dikamar Lekha," ucap Nalekha

"Yasudah mending kamu cepet bawa Azka kekamarmu kasihan Azka," ucap Abinya "iya biar Umi besok pagi yang bersihkan ini, kau tidur saja" ucap Umi Nalekha dan Nalekha dengan cepat menuju kamarnya.

....

Nalekha yang kebingungan bagaimana ia harus menyampaikan kejadian tadi malam pada Dzul kakak iparnya, Nalekha harus memberitahukan Dzul tentang ini karena Dzul Ayahnya Azka apapun itu Dzul selalu bilang pada Nalekha agar Nalekha memberitahukan apapun tentang Azka.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam Lekha, ada apa?"

"Lekha ingin beritahukan tentang Azka.."

"ada apa Lekha? Kenapa suaramu sangat cemas ceritakan pada Abang"

"Azka bang, Azka rindu mbak Azki sama... Abang, kemarin malam Azka menangis dan melemparkan photo Mbak Azki katanya Azka pengen ketemu sama Uminya maafin Lekha bang. Nalekha gak bisa berbuat apa apa"

"Benarkah? hm yasudah kamu tenag saja disini abang juga rindu sama Azka dan kamu, eh maksud abang sama rumah"

"iya bang Azka rindu kayaknya kasihan Azka, maafin Lekha bang Lekha gak bisa berbuat apa apa"

"Tidak, Tidak abang justru sangat berterimakasih pada Lekha.. hmm.. Nalekha maaf ya abang tunda dulu teleponnya abang lagi kerja. Kalau gitu abang usahain pulang bulan ini terimakasih ya assalamualaikum"

"Iya waalai.."

Tut...

Belum cepat membalas salam telepon dari Nalekha terputus mungkin Dzul memang sedang sibuk dengan pekerjaanya pikir Nalekha

....


Nalekha [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang